Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno (Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan)

(1)

Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno

(Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

RUDI DARMAWAN

040904091

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno (Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap situs porno, dalam hal pengaksesan, motivasi mereka mengakses, perilaku sexual mereka dan opini mereka terhadap kebijakan pemerintah dalam hal pemblokiran situs porno.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2008/2009 kelas X dan XI, yang berjumlah 661 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 87 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 15.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa mayoritas siswa dan siswi pernah mengakses situs porno karena pengaruh teman, dan penasaran akan hal yang bernama sex. Warung internet menjadi tempat paling digemari untuk membuka situs-situs dewasa tersebut karena aman dari pengawasan orang tua dan lebih mudah menggunakannya. Namun secara keseluruhan mereka setuju bahwa kegiatan pengaksesan situs porno dapat mendorong seseorang terjerumus ke dalam perilaku sex bebas. Sehingga mereka meminta keseriusan pemerintah untuk menindaklanjuti kebijakan pemblokiran yang sempat dihebohkan beberapa waktu lalu namun mulai redup yang mengakibatkan situs porno kembali merebak dan mencuat ke permukaan.


(3)

B IOD ATA

DATA PRIBADI

Nama : Rudi Darmawan

Tempat/Tanggal/Lahir : Bukittinggi, 4 April 1986

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : JL. Amaliun Gang Sakti No. 2

Medan 20215

Agama : Islam

Telepon : (061) 7360075 / 0852 6259 6918

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

TK : TK Pertiwi, Bukittinggi

SD : SD Negeri 30 ATTS, Bukittinggi

SMP : SMP Negeri 4, Bukittinggi

SMA : SMA Negeri 2, Bukittinggi

UNIVERSITAS : Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi 2004-2008

KELUARGA

Orangtua : Ayah : Muhammad Kasim

Ibu : Zainab Nasti

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH :

Nama : Rudi Darmawan NIM : 040904091

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno

(Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan)

Ketua

Dosen Pembimbing, Departemen Ilmu Komunikasi,

Dr.Iskandar Zulkarnain,Msi Drs.Amir Purba,M.A

NIP. 131 882 279 NIP. 131 654 104

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,

Prof.Dr.M.Arif Nasution,M.A NIP 131 757 010


(5)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, karunia-Nya, serta kekuatan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno. Dan tak lupa juga peneliti mengucapkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Peneliti menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan hati terbuka dan ikhlas, peneliti menerima kritik, saran, masukan yang positif dari pembaca yang nantinya akan berguna di hari kedepannya.

Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti yang merupakan motivator terbesar bagi peneliti, Ayahanda Muhammad Kasim dan Ibunda Zainab Nasti yang selalu mendoakan peneliti, memberikan dukungan moril dan materil, bimbingan, nasehat, perhatian, motivasi, cinta dan kasih sayangnya. Kakakku Rina Susanti, Rika Sari, Rima Yulia dan Abangku Muhammad Ridwan, Rinaldi, Racmat, terima kasih atas segala perhatian dan nasihat selama ini yang terus mendorong peneliti untuk terus berjuang menyelesaikan tugas akhir sehingga semua dukungan itu bermuara atas gelar sarjana yang diperoleh.

Tidak lupa pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(6)

selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk segala nasehat dan saran-saran yang berarti yang diberikan untuk penulis.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, Msi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Kak Icut, Kak Ros, Pak Kardi, selaku staf Departemen Ilmu Komunikasi,

yang telah banyak membantu dalam hal administratif dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah dan Guru-guru SMA Negeri 7 Medan yang telah memberi izin kepada peneliti sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian.

7. Siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan kelas X dan XI tahun ajaran 2008/2009 yang telah menjadi responden, terima kasih atas waktunya sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang diinginkan.

8. Buat semua saudara-saudara di Medan dan Bukittinggi, Buk Ijah, Om Darman, Wak Upik, Mak Ea, Pak Wit, Ibu, Ata, Buk Sur, Pak Jak dan lainnya yang telah memberikan motivasi kepada peneliti. Tak lupa juga kepada sepupu-sepupu, Eka, Yani, Kak Wina, Ibnu, Nona, Devi, Rivan, Dede, dan keponakan-keponakanku Hafizh, Hanif, Hazif, tak lupanya penulis ucapkan terima kasih atas canda tawa, dan kasih sayang dan bantuan sehingga hidup peneliti berwarna.

9. Buat teman-teman seperjuangan di BL, Agus, Anne, Egi, Gelox, Goik, Ikram, Inur, Meta, Titin, Trik, dan Senja terima kasih atas kebersamaan yang tercipta selama 4 tahun telah menciptakan kenangan yang akan menjadi harta yang berharga buat kita kelak.

10.Buat crew-crew Radio UsuKom 107,7 Fm, Kak Windi, Bang Yudi, Liston, Dolly, Adra, Erika, Dodo, Mahatears, Eka, Icha, Disty, Idham, Kiki, Bang Ali, Muti dan lainnya yang tak tersebutkan terima kasih atas kebersamaannya mengedepankan radio kampus kita tercinta.

11.Terima kasih buat Bebi Rafika dan Adit atas bantuan dan informasinya dalam mengerjakan skripsi. Juga buat Noe, Rahma, Debby, Nita, Ipah dan


(7)

12.Anak-anak ilmu komunikasi 2004, mulai dari Indah, Fatwa, Icha, Ester, Roni, Ana Hadijah, Riri, Anna, Widya, Maya, KakRia, Yohanna, Ranto, Beby, Ferina, Feby, Intan, Tisa, Jani, Jessie, Leo, Liya, Meir, Endang, Nova, Renk-renk, Sarah, Tapi, Tetty, Yusi, Putri Ruliyan, Putri Sonya, dan lainnya yang tak sempat penulis tuliskan.

13.Buat teman-teman non komunikasi, Adek, Guntur, Nuel, Cahaya, Astrid, Joevint, Bimbi, Mori, Anton, Maydop, Shanty, Yugo, Kak Yuni, Bety, Riko.

14.Untuk sahabat penulis Epi, Pipit, Yunita dan Ames, terima kasih atas doa dan semangat yang diberikan sehingga peneliti merasa bangga memiliki sahabat seperti kalian. Persahabatan itu akan abadi.

15.Untuk teman-teman SMA penulis Kelana, Vinza, Ari, Ucik, Reni S, Andrio, Vira, Boyke, Icha, Dila, Rendi, Anshari, Rizka, Nova, Yati, Hilda, Dina, Tika, Vinza, Pince, Ridwan, Doris, Reni A, dan lainnya.

16.Untuk Ibu Nur dan Kak Titin, terima kasih atas kebersamaan dan kebaikan yang penulisa rasakan selama di tempat kost.

17.Teman-teman kerja penulis dulu, Iyut, Angga, Isal, Yati, Purnama, dan teman-teman SMP yang masih penulis ingat Ilham, Agus, dan Vivi.

18.Teman-teman di saHIVa angkatan 18-20 19.Dia yang spesial sebelum yang terakhir.

Dan pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan namanya. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, September 2008 Penulis


(8)

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

: Rudi Darmawan

NIM

: 040904091

Pembimbing

: Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si

No TGL. PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF PEMBIMBING

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

12 April 2008 4 Maret 2008 11 Maret 2008 18 Maret 2008 24 Maret 2008 29 Maret 2008 12 April 2008

Penyerahan proposal penelitian ACC Seminar

Seminar Proposal Penelitian

Penyerahan BAB I, BAB II, BAB III Penyerahan Kuesioner

ACC BAB I – BAB II Penyerahan BAB III-BAB V


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... ...i

DAFTAR ISI ... ...iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... ...vii

DAFTAR LAMPIRAN………...x

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ...1

I.2. Perumusan Masalah ...9

I.3. Pembatasan Masalah ...9

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian ...10

I.4.2. Manfaat Penelitian ...11

I.5. Kerangka Teori ...11

I.5.1 Teori Uses and Gratifications...11

I.6. Kerangka Konsep………...14

I.6.1 Internet………...14

I.6.2 Situs Porno……….…15

I.6.3 Opini Publik………...18

I.6.4 Perilaku Seksual……….21


(10)

I.8. Operasional Variabel ... 23

I.9. Definisi Operasional Variabel ...24

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratifications ...25

II.1.1. Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi ...31

II.1.2. Perkembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi ...32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...33

III.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 7 Medan ...33

III.1.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ...34

III.1.3. Pembagian Tanggung Jawab Teknis Pelaksanaan...36

III.1.4. Sarana Fisik SMA Negeri 7 Medan ...45

III.1.5. Proses Kerja ...45

III.2. Metodologi Penelitian ...47

Metode Penelitian………..47

Waktu Penelitian………....47

Subjek Penelitian………....48

III.3. Teknik Pengumpulan Data ...51

III.3.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data……….52

III.3.1.1 Tahap Awal………..52


(11)

III.4. Teknik Analisa Data ...54

III.4.1 Proses Pengolahan Data………..54

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisa Tabel Tunggal ...57

IV.1.1. Karakteristik Responden ...57

IV.1.2. Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno...60

IV.2. Pembahasan ...85

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ...90

V.2. Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1.8.1 Operasional Variabel... 23

Tabel 4.1 Usia Responden... 57

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden... 58

Tabel 4.3 Uang Saku Perbulan ... 59

Tabel 4.4 Kelas ... 59

Tabel 4.5 Frekuensi Mengakses Situs Porno ... 60

Tabel 4.6 Lamanya Mengenal Internet... 61

Tabel 4.7 Belajar Internet... 62

Tabel 4.8 Manfaat Internet Bagi Responden ... 63

Tabel 4.9 Mengenal Situs Porno ... 63

Tabel 4.10 Motivasi Mengakses Situs Porno Untuk Mendapatkan Informasi dan Pengetahuan Sexual... 64

Tabel 4.11 Motivasi Mengakses Situs Porno Karena Pengaruh Teman………. 65

Tabel 4.12 Motivasi Mengakses Situs Porno Karena Pengaruh Dunia ... 66

Tabel 4.13 Motivasi Mengakses Situs Porno Untuk Memenuhi Kebutuhan Pribadi……… 67

Tabel 4.14 Motivasi Mengakses Situs Porno Untuk Mencari Pelepasan ... 68

Tabel 4.15 Jenis Situs Porno Yang Diakses... 68

Tabel 4.16 Frekuensi Mengakses Situs Gambar Porno Perminggu……… 69

Tabel 4.17 Intensitas Mengakses Situs Porno ... 70


(13)

Tabel 4.19 Alasan Memilih Situs Porno Dibanding Media Lainnya... 71 Tabel 4.20 Bentuk Kegiatan Selama Mengakses Situs Porno (Melihat

Saja)... 72 Tabel 4.21 Meniru Adegan Yang Terdapat Pada Situs Porno ... 73 Tabel 4.22 Menyimpan Dalam Bentuk Softcopy... 74 Tabel 4.23 Dampak Yang Timbul Saat Mengakses Situs Porno (Ransangan

Melalui Isi Situs Porno)... 74 Tabel 4.24 Menciptakan Imajinasi Sexual... 75 Tabel 4.25 Keagresifan Untuk Dekat Dengan Lawan Jenis Setelah Melihat

Situs Porno ... 76 Tabel 4.26 Kerugian Setelah Mengakses Situs Porno (Perasaan Berdosa) ... 77 Tabel 4.27 Kerugian Setelah Mengakses Situs Porno (Menghabiskan Waktu)... 77 Tabel 4.28 Kerugian Setelah Mengakses Situs Porno (Kecanduan Yang Sulit

Dihentikan)……….... 78 Tabel 4.29 Situs Porno Dapat Mendorong Terjadinya Seks Pranikah ... 79 Tabel 4.30 Situs Porno Dapat Mendorong Terjadinya Seks Bebas... 80 Tabel 4.31 Situs Porno Dapat Mendorong Terjadinya Perilaku Seksual Yang

Menyimpang... 81 Tabel 4.32 Isi Situs Porno Dapat Menambah Informasi Dan Pengetahuan

Tentang Seks Kepada Responden ... 82 Tabel 4.33 Perlunya Pendidikan Seks Di Sekolah ... 83 Tabel 4.34 Kebijakan Pemerintah Memblokir Situs Porno ... 84


(14)

Daftar Gambar

Gambar 1 Model Teoritis ... 22

Gambar 2 Model Uses and Gratifications ... 26

Gambar 3 Bagan Teori Uses and Gratifications ... 30


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

- Kuesioner Penelitian - Tabel Fortran Cobol - Tabel Data Mentah

- Lembar Catatan Bimbingan Skripsi - Surat Izin Pra Penelitian

- Surat Izin Pra Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Medan - Surat Penelitian


(16)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno (Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap situs porno, dalam hal pengaksesan, motivasi mereka mengakses, perilaku sexual mereka dan opini mereka terhadap kebijakan pemerintah dalam hal pemblokiran situs porno.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2008/2009 kelas X dan XI, yang berjumlah 661 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 87 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, dan

Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi

Statistical Product and System Solution (SPPS) 15.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa mayoritas siswa dan siswi pernah mengakses situs porno karena pengaruh teman, dan penasaran akan hal yang bernama sex. Warung internet menjadi tempat paling digemari untuk membuka situs-situs dewasa tersebut karena aman dari pengawasan orang tua dan lebih mudah menggunakannya. Namun secara keseluruhan mereka setuju bahwa kegiatan pengaksesan situs porno dapat mendorong seseorang terjerumus ke dalam perilaku sex bebas. Sehingga mereka meminta keseriusan pemerintah untuk menindaklanjuti kebijakan pemblokiran yang sempat dihebohkan beberapa waktu lalu namun mulai redup yang mengakibatkan situs porno kembali merebak dan mencuat ke permukaan.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Ketika penemuan teknologi informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah merubah bentuk masyarakat, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarkat dunia global. Sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia, sehingga masyarakat dunia dapat saling kenal dan saling menyapa satu sama lain.

Secara nyata perkembangan teknologi telah mampu menciptakan dunia global yang berkembang tanpa batas negara dan batas bangsa. Dunia territorial dan dunia ruang, telah menjadi sesuatu yang sangat tidak berarti. Teknologi adalah kunci utama perubahan di dalam masyarakat.

Saat ini media terpenting dan memiliki jaringan paling luas adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga komputer-komputer super yang paling canggiih inilah struktur jaringan komputer yang saling berhubungan. Jaringan internet adalah media yang paling cepat terinovasi ke segala lini dan paling adaptif dengan kebutuhan masyarakat, sehigga hampir semua median dan kebutuhan masyarakat dapat dikoneksikan ke dalam jaringan-jaringan internet ini. Sehingga saat ini, hampir seluruh media massa menggunakan jaringan internet untuk mengakses data pemberitaan secara

online, termasuk juga membuka edisi media online, seperti radio online, majalah


(18)

Saat ini perkembangan internet mulai merambah dan menempatkan posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih dulu sudah ada. Pada hari ini ketika hampir seluruh perguruan tinggi berlomba-lomba memasang jaringan internet, pengusaha-pengusaha mulai membuka warnet, rumah-rumah mulai mengakses internet dari provider yang menjual ruang-ruang web dan fasilitas browsing, kemudian Telkom membuka fasilitas internet bypass tanpa berlangganan, bank-bank dan hotel mulai berlomba membuka web-web mereka di internet, dan berbagai usaha lain ikut-ikut memasang iklan di internet, maka perusahaan-perusahaan teknologi informasi (IT) dunia mulai merambah pasar Indonesia, maka sebenarnya masyarakat kita sedang berlenggang menuju pintu gerbang informasi dunia.

Pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu, penguasaan teknologi ini benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, dunia pendidikan, jaringan informasi, manajemen, sekuritas, jaringan keselamatan, dan sebagainya. Namun pada kelompok masyarakat luas terutama remaja, jaringan internet lebih banyak digunakan untuk hiburan, pergaulan dan belajar. Pada kelompok remaja inilah internet lebih banyak menyisakan informasi-infromasi yang tidak terlalu menguntungkan mereka. Di internet itu ternyata dipenuhi oleh sampah-sampah informasi, dan itu ternyata sangat digemari oleh remaja-remaja kita, karena ternyata begitu banyak netter yang mengakses gambar-gambar erotik atau porno dari situs-situs seks yang ada di internet.

Menurut peneliti LIPI Romi Satria Wahono, 80% bisnis internet didominasi bisnis situs porno. “Kontribusi dari situs porno tersebut mencapai 18 miliar dolar per tahun,” katanya. Sementara jumlah halaman situs yang


(19)

mengandung pornografi mencapai 1,3 milyar. Kemudian dari 1 milyar pengguna internet, 60% di antaranya membuka situs porno saat terkoneksi internet besar. Sebab dengan semakin mudah dan murahnya akses internet terhadap situs yang menampilkan gambar, film, ataupun cerita-cerita porno menjadi sangat gampang diperoleh, dampak negatifnya akan semakin besar.

Pernah ada ide beberapa provider untuk menutup pintu beberapa situs yang biasa digunakan untuk mengakses gambar-gambar erotica tersebut, namun usaha ini selalu sia-sia, karena pintu masuk ke situs-situs panas itu ternyata banyak sekali dan amat mudah ditemukan oleh netter. Kesulitan ini muncul karena pintu masuk yang dapat mengakses seks dan pronografi begitu banyak dan begitu luas, sehingga pertanyaanya dari mana kita menutup jaringan tersebut. Kesulitan lain, karena ternyata provider dan website juga secara lansung atau tidak, menghidupi diri mereka dan meraup keuntungan materi yang begitu banyak dari situs-situs seks dan pornografi ini. Sebagai contoh, di internet juga ada ratusan website yang secara spesifik menjual gambar erotica dan informasi porno. Ada yang gratis dan ada juga yang mengharuskan kita untuk membayar (Bungin, 2003 : 53).

Situs-situs seks itu banyak ragam jumlahnya, bahkan telah diklasifikasi dengan jelas berdasarkan jenis kepentingan. Jadi umpanya kalau kita ingin masuk ke dalam situs seks, melalu fasilitas search di yahoo.com, kita dapat menanyakan apa saja di sana tentang kata-kata kunci seks, karena yahoo.com adalah salah satu

provider dan supermarket raksasa dunia yang sangat popular dan terlengkap di dunia internet.


(20)

Beberapa bulan terakhir amanat memblokir situs porno makin santer setelah Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disahkan DPR. Secara teknis, sulit secara total memblokir situs pono dengan

software filter karena banyaknya situs di dunia ini. Walaupun dilakukan di tingkat

proxy Internet Service Provider, situs porno bisa ditembus para pengkases intenet jika memang berniat mencari hal-hal porno tersebut. Google yang menjadi teman untuk searching pun bisa menjadi mesin pencari gambar atau video yang andal di tangan orang yang mau mengakses hal porno. Jika kita mencari kata kunci “seks” di Google, maka akan muncul 662.000.000 situs, 568.881 video, 157.000.000 gambar, dan 111.057.569 blog (Kompas, Senin 31 Maret 2008). Maka dapat terbayangkan bagimana upaya untuk menyaring informasi dari sekian banyak sumber tersebut.

Undang-undang ini diharapkan menjadi senjata pamungkas pembasmian masalah pornografi di internet, dengan memberikan ancaman dan sanksi keras bagi “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elktronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan” (Pasal 27 Ayat 1 UU ITE).

Khusus untuk perilaku pengguna di Indonesia, Google Trends memaparkan bahwa meskipun jumlah intenet masih terkonsentrasi di Jakarta, namun Jakarta hanya menduduki posisi ke-5 kota dengan jumlah pencari konten dewasa dengan memasukkan kata kunci yang sangat umum yaitu “seks”. Setelah Jakarta disusul Bandung. Adapaun jawaranya adalah kota Semarang, kemudian Yogyakarta, Medan, dan Surabaya (Kompas, Senin 31 Maret 2008).


(21)

Pakar Internet Onno W Purbo mengatakan bahwa proses pemblokiran situs porno membutuhkan resource atau komputer yang besar di sisi provider. Ditambah lagi tidak ada satupun software di dunia yang mampu 100% memblokir situs porno. Sebagian besar mungkin 99% situs porno yang di akses oleh

pengguna intenet Indonesia berada di luar negeri

Setidaknya terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan pemerintah dalam melaksanakan langkah pemblokiran situs porno antara lain :

1. Situs porno Indonesia belum tentu di Indonesia.

2. Bersedia atau tidakkah seseorang menginstall software anti situs porno di masing-masing komputer mereka?

3. Siapa yang bisa menjamin dan mengawasi proses penginstalan software

ini?

4. Nama-nama domain situs porno susah untuk dikenali.

5. Setiap saat ada domain baru yang bermunculan, maka harus ada tim yang memonitor kemunculan domain-domain baru tersebut.

6. Situs-situs porno yang dikelola orang Indonesia diposting dari server luar negeri.

7. Jika tidak didukung oleh blogger, praktisi IT, langkah pemblokiran ini tidak akan efektif. Setelah Depkominfo mulai mengedarkan software anti situs porno di websitenya, yang terjadi malah sebaliknya. Situs pemerintah tersebut malah dibobol para cracker dengan merusak tampilan depan situs dan menyebabkan situs tersebut tidak dapat diakses beberapa selang waktu yang lalu. Depkominfo mengiyakan bahwa serangan bertubi-tubi dari para


(22)

cracker adalah karena adanya rencana pemerintah untuk memblokir situs porno di dunia maya. Menurut Depkominfo, serangan gencar yang ditujukan ke Depkominfo berasal dari oknum-oknum yang tidak menyetujui keberadaan aturan yang meminimalisir akses situs porno ditanggulangi bersama para pakar TI.

8. Hampir seluruh warung internet memakai server illegal dari asing, sehingga pemerintah tidak bisa memiliki akses untuk memblokir situs-situs porno tersebut lewat server utama.

9. Pemblokiran di warung internet dan personal komputer (PC) bisa dilaksanakan jika ada niat baik dari pemiliknya.

10.Apakah secara hukum memungkinkan menjalankan hukum Indonesia ke situs yang lokasinya di server Amerika Serikat?

Saat ini ketika internet sudah dapat diakses oleh masyarakat kita melalui warnet-warnet yang tumbuh bagaikan jamur di musim hujan, maka banyak anak sekolah menyerbu tempat-tempat dagangan virtual ini untuk berjam-jam melototi gambar-gambar porno yang ada di situs-situs tertentu dan kemudian ada yang dibawa pulang melalui soft copy mereka.

Melihat begitu mudah orang mengakses gambar-gambar erotik di internet, maka sudah dapat dipastikan bahwa masyarakat, khususnya remaja pada umunya yang sering mengakses internet pernah melihat gambar-gambar tersebut. Ini berkat teknologi internet yang nyaris tak bisa dibendung.


(23)

Di samping itu, remaja adalah manusia yang sedang berkembang pula secara fisik dan emosi. Dalam keadaan seperti itu, berkembang pula fungsi-fungsi hormonal dalam tubuh remaja. Dalam keadaan seperti ini, maka tidak mustahil bahwa pengaruh hormonal remaja dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap perilaku seks.

Menurut Zakiyah Daradjat (1975), remaja adalah anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Dimana pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara berfikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan dalam pemikiran. Zakiyah Daradjat membatasi masa remaja ini antara usia 13 tahun hingga 24 tahun (Al-Ghifari, 2001 : 75).

Sementara pengertian dan batasan remaja menurut WHO, remaja adalah apabila seorang anak mengalami hal-hal sebagai berikut :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksualnya.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Mengenai rentang usia seseorang dapat dikatakan remaja belum dapat dipastikan secara jelas, karena faktor perbedaan yang terdapat pada masyarakat dunia terlebih Indonesia mengenai sosok remaja tersebut.


(24)

Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa yang muncul disebabkan mulai bekerjanya kelenjar seks untuk menghasilkan hormon sehingga muncul perubahan fisik dan psikis yang khas. Sehingga pada masa ini seorang anak merasakan adanya kebutuhan sangat kuat terhadap lawan jenis dan sifatnya yang begitu emosional. Masa pubertas ini mempengaruhi terhadap tingkah laku anak seperti, antagonisme seks, dimana mereka menunjukkan keagresifan dalam pergaulan dengan lawan jenis.

Faktor yang ikut mempengaruhi kecanduan remaja terhadap situs porno adalah masalah kualitas informasi tentang seks pada remaja, berupa jarang mendapatkan informasi yang pasti mengenai masalah seks, terpaan media yang mengekspon seks yang bebas, pendidikan moral yang dikesampingkan. Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat.

Ditambah lagi pengguna internet di Indonesia lebih kurang 25 juta jiwadan pada bulan mei diprediksi akan meroket, sebab pemerintah berencana memberikan fasilitas khusus untuk SMA/MA se Indonesia pemakaian internet di sekolah mereka (Kompas Cyber Media, Jumat 21 Maret 2008). Oleh karena itu dipilihlah SMA Negeri sebagai lokasi penelitian. Terpilihnya SMA Negeri 7 Kota Medan, berdasarkan pemilihan secara acak dari lebih kurang 20 SMA Negeri yang terdapat di Kota Medan. Objek penelitian tersebut terjangkau bagi peneliti


(25)

dari segi biaya dan jarak, dan faktor lainnya memudahkan peneliti untuk memilih siswa-siswi dari SMA Negeri 7 Kota Medan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai opini siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan terhadap pengaksesan situs porno.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Bagaimanakah opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap pengaksesan situs porno?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi.

b) Responden adalah siswa-siswi kelas X & XI SMA Negeri 7 Kota Medan yang pernah mengakses situs porno minimal 1 kali.

c) Penelitian difokuskan kepada opini remaja terhadap keberadaan situs porno di Internet meliputi opini mengenai :


(26)

Pengaksesan situs tersebut, kategori situs porno apa saja yang pernah dibrowsing, bentuk kegiatan selama mengakses situs tersebut, dampak bagi mereka, perilaku seksual remaja, serta penilaian remaja terhadap kebijakan pemerintah untuk memblokir situs-situs porno tersebut.

d) Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2008

e) Situs porno yang dimaksud adalah situs yang menyajikan pornografi secara langsung saat diakses tanpa harus melalui mailing list ataupun blog ataupun melalui situs komunitas.

I.4.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap

keberadaan situs-situs porno sebelum mengaksesnya.

b) Untuk mengetahui motivasi siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan

mengakses situs porno.

c) Untuk mengetahui opini di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan setelah melihat situs porno.

d) Untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Kota Medan terhadap

pengaksesan situs porno, walaupun telah dilakukan pemblokiran oleh pemerintah.


(27)

I.4.2 Manfaat Penelitian

a) Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

b) Secara parktis dan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disoroti (Nawawi, 1991: 39-40).

Kerlinger menyatakan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 1991:6).

I.5.1 Teori Uses And Gratifications

Apa yang khalayak lakukan terhadap media adalah inti dari model ini. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz. Model ini digambarkan sebagai a dramaticb break with effects tradition of the past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik (Rakhmat, 1991:65). Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhdap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap


(28)

media. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan prbadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi keutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Dalam pemenuhan kebutuhannya, masyarakat menjadi selektif dalam memilih media massa yang akan dikonsumsi. Kebutuhan akan jenis informasi tertentu, kebutuhan akan hiburan, akses dan kemudahan dalam mendapatkan media tersebut, dan lain sebagainya merupakan pertimbangan tersendiri bagi seseorang dalam memilih media massa yang akan dikonsumsinya. Hal ini kemudian akan memberikan persaingan di kalangan media massa itu sendiri.

Internet hadir diantara persaingan media massa tersebut. Dengan menawarkan berbagai jenis infromasi dan kemudahan dalam mengaksesnya, menjadikan internet sebagai media yang mampu bersaing dengan media massa yang telah ada sebelumnya.

Setiap individu berharap bahwa penggunaan media tertentu akan memenuhi kebutuhannya. Hal ini menuntunnya pada kegiatan membuka situs tertentu. Dalam hal ini untuk meredam kebutuhan seksual mereka yang masih


(29)

menggebu-gebu, maka situs porno adalah salah satu pilihan karena mereka bisa menikmati berbagai macam isi tentang aktivitas pornografi yang bisa merusak mentalitas mereka apabila dilaksanakan secara berlebihan. Ditambah faktor bahwa untuk membuka situs porno yang sangat banyak tersebut, mereka hanya perlu mengeluarkan uang yang tak seberapa dibandingkan dengan media lainnya yang tak menjamin kebebasan mereka untuk menikmati produk pornografi tersebut. Kegiatan ini menghasilkan gratifikasi kebutuhan, tetapi dapat pula menimbulkan ketergantungan pada perubahan kebiasaan individu. Dalam hal ini, penggunaan media dapat dikatakan merupakan alternatif fungsional bagi interaksi sesungguhnya (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72).

Selain itu teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam

melihat media. Artinya, manusia punya otonomi, wewenang untuk

memperlakukan media (Nurudin,2004:181). Tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akana berdampak bagi khalayak itu sendiri. Dalam segi pemenuhan kebutuhan akan erotisme, internet menjadi media yang utama karena dengan situs porno yang begitu banyak didalamnya serta segi kebebasan bagi siapa saja yang memang berniat mengaksesnya.

Seleksi terhadapa media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Jika kita kaitkan dengan permasalahan yang ada, kebutuhan akan seksualitas di masa remaja dan motif untuk mengetahui aktivitas seksual


(30)

lainnya menjadikan remaja sangat ingin mengetahui ragam kegiatan tersebut. Ditambah lagi pengaruh pergaulan antar mereka yang juga cenderung gampang terpengaruh dari teman seusianya.

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh seseoang (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, rasa kesepian, dukungan emocional, perolehan infromasi, dan kontak sosial.Dan inilah bentuk-bentuk kepuasan yang remaja peroleh setelah mengakses situs-situs porno tersebut.

I.6. Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 34).

I.6.1 Internet

Interconnected Network atau yang lebih popular dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer-komputer di seluruh dunia. Setiap komputer-komputer dan jaringan terhubung secara lansung maupun tidak lansung ke beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lain menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamt IP 32 bit. Contoh 202.65.124.130.


(31)

Secara harfiah, internet adalah rangkaian komputer yang terhubung ke beberapa jaringan lain. Ketika komputer terhubung secara global dengan menggunakan IP sebagai protokol pertukaran paket data, maka rangkaian jaringan komputer yang besar ini dapat dinamakan internet.

Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti IP, TCP, UDP, DNS, PPP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL. Beberapa layanan popular di internet yang menggunakan protokol di atas, seperti email, usnet, newsgroup, filesharing, www, gopher,

session access, wais, finger, irc, mud, mush, dan lain-lain.

Diantara semua itu, email dan www lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti mailing list dan weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (real time service), seperti radio

streaming dan webcast yang dapat diakses di seluruh dunia. Sumber daya dalam internet dapat bertambah kapan saja ada orang-orang pandai menemukan cara-cara baru untuk emanfaatkan apa yang ada dalam internet.

Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti e-mail, file transfer

protokol (FTP), world wide web (www), commerce, government, fax, e-office, e-cash, e-banking, SMS, MMS, dan sebagainya.

I.6.2 Situs Porno

Istilah porno selalu dikaitkan dengan objek-objek seks yang menjijikkan (meransang nafsu), tidak sehat dan merugikan martabat individu. Porno adalah tingkah laku merendahkan seks normatif, baik secara verbal, visual atau non verbal amupun kontak-kontak fisik.


(32)

Secara garis besar, dalam wacana porno ada beberapa bentuk porno, yaitu pornografi, pornoteks, pornosuara dan pornoaksi. Dalam kasus tertentu semua kategori ini dapat menjadi sajian dalam satu media, sehingga konsepnya menjadi pornomedia. Dan media yang banyak terkena dampak ini adalah internet dengan efek negatif yang ditimbulkan berupa munculnya situs-situs porno.

Pornografi sudah banyak kita kenal, bahkan jenis porno ini paling umum dikenali karena sifatnya yang mudah dikenal, mudah ditampilkan dan mudah dicerna. Pornografi adalah gambar-gambar porno yang dapat diperoleh dalam bentuk foto dan gambar video. Sedangkan pornoteks adalah karya pencabulan yang mengangkat cerita berbagai versi hubungan seksual dalam bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vurgal, sehingga pembaca merasa ia menyaksikan sendiri, mengalami atau melakuakn sendiri peristiwa hubungan-hubungan seks itu. Penggambaran yang detail secara narasi terhadap hubungan seks ini menimbulkan terciptanya theatre of mind pembaca, sehingga fantasi seksual pembaca menjadi menggebu-gebu terhadap objek hubungan seks yang digambarkan itu.

Pornosuara yaitu suara, tuturan dan kalimat-kalimat yang diucapkan seseorang yang lansung atau tidak lansung, bahkan secara halus atau vulgar tentang objek seksual atau aktivitas seksual. Pornosuara ini secara lansung atau tidak memberi respon seksual terhadap pendengar atau penerima informasi seksual itu. Pornoaksi adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh yang tidak disengaja atau sengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual laki-laki. Terakhir varian-varian porno ini menjadi satu dalam jaringan internet yaitu cybersex.


(33)

Tretter (dalam Purwadi, 1997:17) menyatakan bahwa situs (homepage) merupakan sebuah menu yang disajikan dalam sebuah program internet yang merupakan halaman depan dari sebuah alamat informasi. Sedangkan porno diartikan sebagi segala sesuatu baik gambar maupun tulisan yang isinya tidak senonoh atau cabul (Lesmana,1995,70). Jadi situs porno adalah salah satu menu yang disajikan pada program internet berupa gambar dan tulisan, yang isinya tidak senonoh atau cabul. Dalam perkembangan teknologi sekarang, situs porno menyajikan menu video yang lebih dekat dengan realitas objek seksual sesungguhnya.

Situs-situs seks itu banyak ragam jumlahnya, bahkan telah

diklasifikasikan dengan jelas bedasarkan kepentingan. Selain kita dapat mengakses atau mengsearch dan memperoleh apa saja dari web-web yang ada, di internet juga ada ratusan website yang secara spesifik menjual gambar erotik dan informasi porno. Ada yang gratis namun ada yang harus membayar atau ikut menjadi member di web tersebut, contohny

mana saja, karena biasanaya ada link yang dibuat untuk mempermudah netter menelusuri situs-situs yang diperlukan.

Situs porno itu sendiri berisi cerita, gambar, bahkan video mengenai hubungan-hubungan laki dan perempuan berciuman, berpelukan, berpegangan tangan, petting, dan sebagainya. Wanita dan pria tanpa busana atau hanya menggunakan penutup batas kemaluan dan dada saja, gambar-gambar persetubuhan dan proses percintaan, serta informasi tentang alat vital manusia.


(34)

Pakar telematika Roy Suryo menyebut satu angka fantastis mengenai jumlah situs porno biatan asli orang Indonesia. Dari sekitar 24,5 juta situs dengan admin orang Indonesia, lebih dari satu jutanya adalah situs porno. kebanyakan situs porno ini memakai hosting dari luar Indonesia. Sehingga akan sulit dilacak dan dijerat dengan yuridikasi Indonesia. Mengingat, jalur aksesnya bisa lewat mana saja.

I.6.3 Opini Publik

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda (Sastropoetro, 1990:41). Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat :

a. Dihadapkan pada suatu persoalan.

b. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk

menanggulangi persoalannya.

c. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar.

Sementara pengertian opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. (Cultip and Centre-dalam Santoso Sastroputra). Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar


(35)

Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Mengenai sesuatu hal atau sesuatu masalah yang nyata dan jelas tidak dapat menjadi subjek opini publik. Dengan demikian maka subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah baru.

Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai peraasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya. (Sunaryo 1984:31)

Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E.Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadapa suatu masalah yang sama, melibatkan diri salam masalah tersebut, dan brusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer).

Karakteristik Publik (Djoenarsih Sunaryo, hal 20)

1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur) 2. Interaksi terjadi secara tidak lansung, biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.

4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen).


(36)

6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah.

7. Berusaha untuk mengetahui masalah tersebut.

8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berfikir secara rasional.

Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan issu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha untuk mengatasinya.

Istilah opini publik dapat digunakan untuk menandakan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula.

Maka opini publik dapat disimpulkan : 1. Merupakan persatuan pendapat

2. Sedikit banyak harus didukung oleh sejumlah orang.

3. Dalam opini publik orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap gagasan atau terhadap sesuatu situasi/kejadian/peristiwa.

Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut :

1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya, dan berusaha untuk memberikan pendapatanya.


(37)

3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik.

4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan (Sastropoetro, 1990:54).

I.6.4. Perilaku Seksual

Perilakus seks manusia juga berhubungan dengan perkembangan social dan budaya masyarakat. Pada masyarakat tradisional. Sikap dan perilaku seks dimaknai sebagai sikap dan perilaku privasi yang hanya boleh ada, dilakukan serta serta diperbincangkan dalam hubungan-hubungan suami istri.

Di dalam masyarakat normal, perilaku seks menyimpang adalah cermin memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perkawinan dan norma seksual pada umumnya di masyarakat tersebut, serta pola-pola lain di sekitar norma pengatur perilaku seks di masyarakat.

Pada perilaku verbal, seks yang diperbincangkan jauh dari objek seks itu sendiri secar visual. Namun perilaku seks visual selalu menghadirkan objek-objek seks dalam bentuk-bentuk yang sebenarnya. Dan juga karena sifat visual yang lebih “ berkesan” dari verbal, maka visualisasi seksual ini lebih banyak dipandang sebagai pelaku porno.

Sedangakan sikap remaja terhadap perilaku seks itu sedniri ditentukan oleh beberapa factor yang menstimulus remaja, yaitu factor ekstern dan factor intern.

Faktor ekstern adalah media elektronik seperti internet. Lingkungan rumah dan lingkungan social remaja, perubahan nilai seksual dan kurangnya pendidikan agama. Sedangkan faktor intern adalah didominasi oleh factor hormonal. Dari


(38)

sekian banyak stimulus itu, maka stimulus yang berasal dari berita erotica media massa dan peer group adalah stimulus yang secara hipotetik paling kuat m,empengaruhi sika seks remaja.

Sedangkan perilaku seks yang dimaksud adalah aktivitas seksual di kalangan remaja SLTA, yang menjadi masalah yaitu aktivitas seksual yang dilakukan sebelum pernikahan. Perilaku seks dimaksud alah perilaku seks yang dilakukan bersamaan dengan orang lain : seperti pegangan tangan dengan lawan jenis, berciuman, berpelukan , petting dan senggama.

I.7.Model Teoritis

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

- Variabel - Personal - Hubungan - kepuasan

Individual - diversi - Macam isi - pengetahuan

- Variabel - Personal - Hubungan

Lingkungan Identity dengan isi

Model ini tidak tertarik kepada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.


(39)

Dengan model ini yang diteliti ialah sumber sosial dan psikologis dari, kebutuhan, yang melahirkan, harapan-harapan dari, media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan, perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan, pemenuhan kebutuhan dan, akibat-akibat lain, bahkan seing kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.

Dengan menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan hubungan di antara variabel-variabel yang diukur. Sering kali ia hanya meneliti sebagian dari komponen-komponen dalam gambar di atas

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 1.8.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno

- Frekuensi Mengakses - Internet

- Situs Porno - Perilaku Seksual

Karakteristik Responden - Usia

- Jenis Kelamin

- Uang Saku


(40)

I.9. Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan sutu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel Opini Remja Terhadap Pengaksesan Situs Porno

a) Frekuensi Mengakses, yaitu seberapa sering responden mengakses situs porno di internet.

b) Internet, yaitu sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer-komputer di seluruh dunia. Frekuensi, yaitu tingkat mengunjungi situs porno.

c) Situs Porno, yaitu menu yang disajikan pada program internet berupa gambar dan tulisan, yang isinya tidak senonoh atau cabul.

d) Perilaku Seksual, yaitu aktivitas seksual di kalangan remaja.

Variabel Karakteristik Responden

a) Usia, yaitu umur responden ketika mengisi data penelitian.

b) Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan responden.

c) Uang saku, yaitu besarnya uang jajan responden tiap bulannya.


(41)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Teori Uses and Gratification

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikelsebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Model uses and gratifications

menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003:289).

Model ini digambarkan sebagai a dramaticb break with effects tradition of the past (Swanson, 1979), yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications,


(42)

bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivty); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya Katz, Blumer, dan Gurevitch. Dengan model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam media lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.

Model uses and gratificatons dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Model “Uses and Gratifications”

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

-Variabel individual -variabel lingkungan

-Personal -Diversi

-Personal identity

- Hubungan - Macam isi - Hubungan dengan isi

-Kepuasan -Pengetahuan

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsional (hasrat melarikan diri,


(43)

atau gratifikasi segera-tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; atau surveillance(bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi media, dan sebagai pengetahuan (Rakhmat, 2004:65).

Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada didunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagaian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi bermanfaat lainnya.

Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membeci acara Y? Bila anda kesepian mengapa anda lebih senang mendengarkan musik klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah di antara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan uses and Gratification. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada


(44)

apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atau kebutuhan seseorang.

Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori

uses and gratifications, yaitu :

1. Khalayak dianggapa aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media masa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khlayak (Ardianto, 2004:70).

Dalam literatur tentang manfaat dan gratifikasi ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan gratifikasi audien. Sebagian mengatakan soal

gratifikasi langsung dan gratifikasi terabai (Schramm, Lyle, dan Parker, 1961).

Peneliti lain menyebutkan sebagai informatif-mendidik dan khayali-pelarian – hiburan.


(45)

McQuail, Blumler, dan Brown (1972), berdasarkan penelitian mereka di Inggris, mengusulkan kategori-kategori berikut :

1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.

2. Hubungan Personal – manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan.

3. Identitas Pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman –diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin memengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu (Saverin, 2007:356).

Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut:

1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif)

yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Affective needs (Kebutuhan Afektif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.


(46)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan (Effendy, 2003:294).

Teori Uses and Gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini (Nurudin, 2004:183) :

Lingkungan Sosial - ciri – ciri

demografis - keanggotaan

dalam kelompok - ciri – ciri

kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif - integrasi sosial - integrasi personal - escapism

Sumber non media - keluarga dan

teman

- hubungan inter personal - hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks sosial

terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri - itegrasi diri


(47)

II.1.1. Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi

Pendekatan manfaat dan gratifikasi telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-konsep utama (misalnya, ”kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data.

Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot, 1974). Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan (Ball-Rokeach dan DeFleur, 1976). Model manfaat dan ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu di dalam sistem-sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka.

Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak (Saverin, 2007:358).


(48)

II.1.2 Pekembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi

Kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media.

Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun. Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Saverin, 2007:363).


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 7 Medan

SMA Negeri 7 Medan didirikan sekitar tahun 1990-an. Adapun instansi ini bergerak dibidang pendidikan menciptakan manusia berilmu dan berakhlak. Adapun identitas sekolah ini sebagai berikut :

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Medan

No. Statistik Sekolah : 301076002007

Provinsi : Sumatera Utara

Otonomi Daerah : Kota Medan

Kecamatan : Medan Timur

Kelurahan : Gaharu

Alamat Sekolah : Jalan Timor No. 36 Medan

Kode Pos : 20235

Telepon : 455-7332, 455-9527

Adapun visi dan misi sekolah ini adalah : Visi

1. Mampu menguasai IPTEK (Logika), mengutamakan moral (Etika),


(50)

2. Menghargai keindahan (Estetika) dan memperkaya Praktika serta menumbuhkan

3. Upaya dan Sikap Kompetitif untuk meraih prestasi. Misi

1. Menumbuhkan moral dan budi pekerti sehingga mampu menjauhkan diri dari perbuatan dan sikap tercela.

2. Meningkatkan rasa percaya diri, penguasaan materi pelajaran, rasa bangga pada almamater serta penampilan prima setiap komponen.

3. Membangkitkan rasa ingin maju dan bersaing dalam diri siswa dengan mengoptimalkan daya nalar sebagai uapaya unuk meraih prestasi yang lebih tinggi.

4. Mempertahankan sikap saling menghormati, harga menghargai (Etika) antar setiap unsur agar tercapai keharmonisan kerja.

5. Menampilkan semangat dan daya kerja / belajar yang tinggi (Etos Kerja) sebagai perwujudan kesejajaran pengetahuan yang dimiliki dengan keterampilan kerja / belajar untuk memupuk pengalaman yang akan dituangkan dalam kehidupan di tengah masyarakat.

III.1.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas SMA Negeri 7 Medan SMA Negeri 7 Medan adalah suatu sekolah menengah yang bergerak dibidang pendidikan, selama lebih kurang 43 tahun terus mengalami kemajuan dengan memperbanyak sarana prasarana serta peningkatan mutu baik segi pendidik maupun staf kepegawaian.


(51)

Organisasi merupakan suatu wadah dari sekolompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi suatu sistem dari aktivitas yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih maksimal. Jadi struktur organisasi merupakan kerangkan susunan perwujudan pola tetap hubungan, fungsi bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi suatu sekolah tidak selalu sama dengan sekolah lainnya walaupun sejenis, karena organisasi sekolah harus disesuaikan dengan sitem yang berlaku di masing-masing sekolah. Dalam struktur organisasi ini dikenal suatu garis komando. Dimana masing-masing bawahan melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab kepada atasannya. Sedangkan garis koordinasi merupakan suatu garis yang menyatakan bahwa seorang atasan akan saling bekerja sama dalam melaksanakan tugas dengan bagian yang termasuk dalam garis koordinasi.

Berikut adalah gambar struktur organisasi SMA Negeri 7 Medan

Garis komando

Garis koordinasi

KEPALA SEKOLAH Drs. M. Abdu Siregar

Nip : 130 892 469 KOMITE

TATA USAHA

WAKIL KURIKULUM Abdul Kholid, S.Pd

WAKIL SARANA PRASARANA Dra. Ida Jeanne A.

WAKIL KESISWAAN Drs. Adi Sucipto

WAKIL HUMAS

KOORDINATOR

MATA PELAJARAN WALI KELAS BP / BK


(52)

Dari struktur organisasi tersebut berikut ini adalah uraian tugas dari masing-masing fungsi :

PETUGAS SESUAI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI KEPALA SEKOLAH

Drs. Muhammad Abdu Siregar WAKIL KEPALA SEKOLAH Urusan Kurikulum : Abdul Kholid S.Pd

Urusan Kesiswaan : Drs. Abdu Sucipto Urusan Sarana dan Prasarana : Dra. Ida Jeanne A

Urusan Humas : Tabong Karo karo KOORDINATOR BP / BK

Dra. Tamerland Siregar KEPALA URUSAN TATA USAHA

S. Pakpahan

III.1.2.2 PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB TEKNIS PELAKSANAAN A.Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

1. Membantu Kepala Sekolah dalam perencanaan dan pengembangan proses belajar mengajar.

2. Membantu Kepala Sekolah dalam bidang teknik edukatif. 3. Membantu Kepala Sekolah menyusun program pendidikan.

4. Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun program semester ulangan. 5. Membantu Kepala Sekolah dalam pengembangan profesi guru.


(53)

6. Mewakili Kepala Sekolah jika Kepala Sekolah berhalangan atau tugas luar.

7. Membuat rencana pembagian tugas guru dalam KMB dan pengelola

laboratorium serta mengkoordinir pelaksanaan KBM.

8. Mengendalaikan system kredit profil guru/KMB untuk kemungkinannya. 9. Mengkoordini kelengkapan administrasi KBM guru seperti SP, KSP, RP,

dan lain lain.

10.Membuat jadwal pelaksanaan KBM guru/tahun ajaran.

11.Membantu Kepala Sekolah dalam mengadministrasikan kegiatan semester dan US, UN, seperti kisi-kisi soal pencapaian target kurikulum dan daya serap.

12.Mengkoordinir kegiatan intra kurikuler, daftar nilai serta nilai rata-rata semester.

13.Mempersiapkan upacara hari-hari besar agama dan nasional di sekolah. 14.Membantu Kepala Sekolah untuk melaksanakan supervise dan kunjungan

kelas.

B. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Membantu Kepala Sekolah dalam urusan kesiswaan sebagai berikut : 1. Membuat jadwal piket.

2. Mengkoordinir tugas-tugas piket.

3. Mengkoodinir kegiatan ekstra kurikuler antara lain : i. Jenis kegiatan antar kelas/tingkat kelas


(54)

4. Pembinaan OSIS

i.Mengendalikan berlansungnya tata tertib.

ii.Mengkoordinir kegiatan 6k terutama dalam keadaan kelas.

iii.Mendayagunakan sumberdaya lingkungan untuk menunjang kegiatan belajar.

iv.Mengendalikan pemeliharaan peralatan di laboratorium dan

keterampilan.

5. Mengkoordinir kegiatan BAPOSIS.

C. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana

Membantu Kepala Sekolah dalam urusan sarana prasaran sebagai berikut : 1. Investasi sarana / prasarana.

2. Pendayagunaan sarana / prasarana. 3. Pemeliharaan sarana/prasarana. 4. Ketahanan sekolah.

5. Membuat kelengkapan format kerja.

6. Kerjasama dengan BP3 melalui mandat dari Kepala Sekolah.

7. Koodinator dalam kegiatan upacara hari-hari besar nasiondal dan agama di sekolah.

D. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas

Membantu Kepala Sekolah dalam urusan hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain :


(55)

1. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintahan dalam kepentingan sekolah.

2. Mengmbangkan hubungan sekolah dengan sekolah lain yang sederajat. 3. Menjalin hubungan dengan masyarakat lingkungan sekolah.

4. Koordinator dalam tatacara penyambutan tamu-tamu umum sekolah.

5. Menjalin kerjasama dengan BP3 sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah.

E. Koordinator BP/Bk

Membantu Kepala Sekolah dalam urusan BP/BK sekolah antara lain : 1. Menyusun program BP/BK :

- Program secara umum (tiga catur wulan) - Paket kegiatan (unit kegiatan)

2. Pengisian kartu pribadi siswa - Pengadaan map pribadi siswa

- Pembagian map pribadi siswa dengan kertas-kertas jawaban ulangan harian.

3. Merencanakan penjadwalan Bp/Bk - Secara klasikal

- Secara perorangan

4. Menceking absensi siswa dengan menggunakan format yang tersedia pada jam 1 dan jam terakhir.

5. Membuat rekapitulasi absensi siswa setiap bulan, caturwulan dan akhir tahun pelajaran.


(56)

6. Melaporkan kepada Kepala Sekolah - Pelaksanaan BP/Bk

- Tingkat keberhasilan pelaksanaan.

- Permasalahan yang dihadapi setiap bulan, setiap akhir tahun pelajaran. 7. Membuat pembagian tugas guru pembimbing sesuai dengan pangkat kredit

guru.

F. Kepala Tata Usaha Sekolah

Membantu Kepala Sekolah dalam urusan ketatausahaan sekolah antara lain : 1. Administarsi kantor sekolah.

2. Administrasi personalian guru dan pegawai tata usaha. 3. Mengelola administrasi keuangan sekolah.

4. Koperasi sekolah.

G. Wali Kelas/Guru

Untuk memantapkan proses kegiatan sehari-hari sesuai dengan butir-butir wawasan wiyatamandala di SMA Negeri 7 Medan, dipandang perlu menugaskan bapak/ibu guru, wali kelas untuk tahun pelajaran 2001/2002 dengan mempedomani petunjuk pelaksanaan pembinaan sekolah dari Dijen Dikdasmen tentang :

PENGEMBANGAN SEKOLAH SEBAGAI MASYARAKAT BELAJAR DAN PENINGKATAN KETAHANAN SEKOLAH


(57)

1. Mengetahui tugas pokoknya.

- Mewakili orangtua dan Kepala Sekolah dalam lingkungan kelas - Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. - Membantu pengembangan kecerdasan.

- Membantu pengembangan keterampilan

- Mempertinggi budi pekerti dan memperkuat kepribadian 2. Mengetahui jumlah anak didik.

3. Mengetahui nama anak didik.

4. Mengetahui identitas anak didik antara lain dengan jalan pengisisan buku kelas yang jelas dan rapi, lengkap dengan alamat, pekerjaan orangtua. 5. Mengetahui atau melaporkan kehadiran setiap anak didik setiap hari

mingguan/kegiatan.

6. Mengetahui atau mengikuti masalah anak didik yang menyangkut

pelajaran, ekonomi, social, pelanggaran tata tertib.

7. Mengadakan penilaian tentang kerapian, kelakuan dan kerajinan.

8. Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah kelas sehubungan dengan butir 6,7.

9. Mengisi raport anak didik kelasnya masing-masing setiap semester berjalan dengan teliti serta rapi dan memperhatikan nilai-nilai dari para siswa dikelasnya untuk bahan pendekatan guna meningkatkan cara belajar yang lebih baik.

Selain itu menjelang berdoa pagi dikoreksi pakaian, sepatu, rambut, siswa sehingga dapat diarahkan sebagaimana mestinya.


(58)

H. Piket (Pengawas Harian)

1. Mengetahui guru yang tidak hadir/terlambat dan mengambil langkah pengamanan kelas dan mencatat dalam buku piket.

2. Mengambil inisiatif penyelesaian mengenai siswa yang terlambat. 3. Mengatur keluar masuk tamu di SMA Negeri 7 Medan.

4. Meneliti keadaan siswa bila ada yang tidak masuk pada saat PMB. 5. Hadir 10 menit sebelum pelajaran pertama dimulai.

6. Menggantikan guru yang tidak masuk/hadir. 7. Mengatur waktu/memukul lonceng (Bell).

8. Memantau siswa waktu istirahat I dan II setiap hari.

TUGAS-TUGAS SEBAGAI GURU BP/BK TERDIRI DARI : 1. Koordinator bimbingan

Kordinator bimbingan bertugas sebagai pengkooridnir para guru pembimbing dalam :

a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga sekolah,

orangtua siswa dan masyarakat. b) Menyusun program bimbingan c) Melaksanakan program bimbingan

d) Mengadministrasikan pelayanan bimbingan e) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan

f) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan


(59)

a) Memasyaratkan pelayanan bimbingan. b) Merencanakan program bimbingan.

c) Melaksanakan segenap layanan bimbingan.

d) Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya. e) Melaksanakan tindak lanjut berdasakan hasil penilaian.

f) Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang

dilaksanakan.

g) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam layanan bimbingan kepala coordinator bimbingan.

3. Penyusunan program dengan membuat matrik jadwal kegiatan. 4. Perlengkapan BP/BK.

a) Kartu dan siswa b) Angket orangtua/siswa c) Kuesioner

d) Catatan kumulatif tentang bakat, minat dan tujuan belajar siswa.

5. Menyampaikan informasi kepada orangtua tentang hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan BP/BK di sekolah melalui Kepala Sekolah.

6. Mengumpulkan informasi dan menyampaikan tentang berbagai karir di masyarakat.

7. Melaksanakan BP/BK secara tatap muka 1 jam pelajaran dikelas perminggu disamping bantuan secara perorangan di ruang BP atau di luar sekolah dengan mempedomani paket.

8. Usaha modifikasi kegiatan praktek bila diperlukan sebelum ada laboratorium. 9. Pengayaan, jika daya serap dari target kurikulum belum terpenuhi.


(60)

TUGAS GURU

Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien yang meliputi : 1. Membuat program pengajaran

a) Analisa materi pelajaran b) Program semester/tahunan c) Program satuan pelajaran d) Program rencana pengajaran e) Program mingguan guu f) Lembar kegiatan siswa

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3. Melaksanakan kegiatan penilaian belajar, ulangan harian, cawu dan tahunan. 4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran. 6. Mengisi daftar nilai siswa.

7.Melaksanakan kegiatan bimbingan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar 8. Membuat alat pelajaran/alat peraga.

9. Menciptakan karya seni.

10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum. 11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.

12.Mengadakan pengembangan bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa. 14. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.


(61)

15. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan ruangan praktikum.

16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

III.1.3. Sarana Fisik SMA Negeri 7 Medan

Sekolah ini memiliki sarana yang memadai seperti halnya adanya aula yang cukup besar, perpustakaan, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium computer, ruang stensil atau percetakan, lapangan olah raga, tiga ruang kantin serta Mushollah. Sejak berdirinya sudah terjadi 13 kali pergantian kepala sekolah. Sekolah ini juga mendapat juara 2 lomba sekolah sehat se-kota Medan baru-baru ini.

III.1.4. Proses Kerja SMA Negeri 7 Medan

Proses kerja yang ada pada sekolah meliputi kegiatan mengajar yang dilakukan oleh tenaga pendidik atau yang disebut dengan guru. Adapun proses kerja yang ada pada sekolah ini adalah :

a) Kepala Sekolah menyusun program kerja sekaligus menyusun visi dan misi SMA Negeri 7 Medan.

b) SMA Negeri 7 Medan mengadakan penerimaan murid baru pada saat

tahun ajaran baru dimulai.

c) Setelah penerimaan dilakukakn melalui seleksi nilai UN murni dari SMP dan kemudian pengumuman setelah selesai proses penyeleksian selesai. d) Setiap murid baru kelas satu diadakan masa orientasi siswa yaitu masa

pengenalan, tugas ini dilakukan oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.


(62)

e) Wakil kepala sekolah bagian kurikulum kemudian membuat roster pelajaran untuk tahun ajaran baru.

f) Wakil kepala sekolah bagian saran prasarana mempersiapkan segala urusan yang menyangkut prasarana yang dibutuhkan dalam proses KBM misalnya penyediaan kapur tulis, buku absen dan lain sebagainya.

g) Wakil kepala sekolah bagian humas mempunyai tugas mengatur hubungan sekolah dengan pihak luar baik di lingkungan sekitar sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.

h) Proses KBM berjalan sesuai kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Tk. II Medan

i) Para dewan guru melakukan proses KBM sesuai tugas dan fungsinya sampai pada saat ujian semester berlansung dan sampai murid-murid terima raport.

j) Bagian Tata Usaha mengurus segala macam arsip kepegawaian, baik itu surat masuk maupun surat keluar. Serta bendahara rutin mengatur cara penyaluran gaji para guru dan pegawai setiap bulannya.

k) Sekretaris membantu Kepala Sekolah dalam penyusunan program kerja serta membantu para wakil Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

l) Pada saat tahun ajaran akan berakhir wakil bagian kurikulum

mempersiapkan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah dan pembagian ijazah bagi siswa kelas tiga serta ujian semester bagi siswa kelas dua dan satu.


(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

0 1 2 1 4 1 2 3 2 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1

0 2 2 1 3 1 3 3 3 1 1 3 1 2 2 3 3 2 1

0 3 1 1 2 1 3 3 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1

0 4 2 1 3 1 3 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 4

0 5 1 2 4 1 2 3 2 1 1 2 1 1 2 3 3 1 1

0 6 1 2 3 1 1 3 4 4 1 1 1 2 1 3 3 2 2

0 7 2 2 3 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1

0 8 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1

0 9 1 1 4 1 2 3 3 3 1 2 2 3 1 3 3 1 2

1 0 2 1 4 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 3 3 2 1

1 1 1 2 3 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 3 3 2 2

1 2 2 2 4 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 4

1 3 3 2 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1

1 4 2 2 4 1 3 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 1

1 5 1 1 4 1 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 3 1 1

1 6 1 1 2 1 2 3 3 1 1 1 1 1 4 3 4 1 3

1 7 1 1 2 1 2 3 1 3 1 4 1 2 1 4 4 2 1

1 8 2 1 2 1 2 3 4 1 2 2 3 2 1 3 3 4 4

1 9 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1

2 0 2 1 4 1 2 3 4 1 2 2 3 3 1 2 2 3 2

2 1 2 1 4 1 3 3 2 1 1 2 1 2 1 3 3 3 4

2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 3 3 3 4

2 3 2 2 4 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 3 3 3 3

2 4 2 2 1 1 2 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2

2 5 2 2 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 6 2 2 3 1 2 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 1 3

2 7 2 2 4 1 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3

2 8 2 1 2 1 3 3 2 1 1 4 1 2 1 1 3 2 2

2 9 1 1 1 1 3 3 1 1 1 3 2 2 1 3 3 1 3

3 0 2 1 3 1 2 3 3 4 1 1 2 2 4 4 4 2 3

3 1 1 1 2 1 3 1 3 3 2 1 2 1 1 2 3 1 2

3 2 3 1 4 1 3 3 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2

3 3 2 2 3 1 1 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 1

3 4 2 2 2 1 1 3 2 3 1 3 2 1 2 2 2 1 3

3 5 2 2 2 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 6 1 2 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 7 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 8 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 9 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 0 2 2 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

No Responden


(2)

4 4 3 2 1 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 5 3 2 4 2 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1 1

4 6 3 1 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 3 3 3 3

4 7 3 2 3 2 1 3 2 3 1 4 1 1 1 3 2 2 1

4 8 2 2 2 2 1 3 2 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1

4 9 2 1 4 2 3 3 2 3 1 3 1 1 2 4 4 3 4

5 0 3 2 4 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1

5 1 3 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3

5 2 3 1 3 2 3 3 2 3 1 3 2 1 1 3 1 3 3

5 3 2 2 3 2 1 3 2 3 1 3 2 1 1 3 2 1 1

5 4 2 2 3 2 1 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3

5 5 3 2 3 2 1 3 2 3 1 4 1 1 1 3 2 2 1

5 6 3 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 4 4 2 1

5 7 3 2 4 2 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1

5 8 2 2 2 2 1 3 1 3 3 4 2 1 2 2 2 1 2

5 9 3 2 2 2 1 3 2 3 3 4 1 1 2 3 1 2 2

6 0 3 1 1 2 3 3 2 3 1 3 1 3 1 2 3 4 4

6 1 3 2 2 2 2 3 3 4 1 1 1 1 1 3 4 2 4

6 2 3 1 2 2 3 3 1 3 1 3 2 3 1 2 3 4 4

6 3 3 1 2 2 2 3 2 1 1 1 4 1 1 3 3 2 1

6 4 2 2 2 2 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1 2

6 5 2 2 3 2 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1 2

6 6 2 2 3 2 1 3 2 3 3 1 1 1 1 3 1 1 2

6 7 2 2 3 2 1 3 2 1 2 4 3 3 4 4 2 3 1

6 8 2 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 2 3 3 3 2 1

6 9 3 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1

7 0 2 2 4 2 1 3 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1

7 1 3 1 2 2 3 3 2 1 1 1 4 1 1 3 3 2 4

7 2 3 1 3 2 2 3 2 1 1 4 3 1 1 4 3 1 4

7 3 3 1 4 2 3 3 2 1 1 4 1 2 1 3 4 3 4

7 4 3 1 4 2 3 3 2 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1

7 5 3 1 4 2 3 3 2 1 1 4 2 1 1 3 2 1 1

7 6 3 2 4 2 1 3 4 4 1 4 2 2 1 3 3 3 4

7 7 2 2 4 2 1 3 2 1 1 4 2 2 1 3 3 1 1

7 8 3 2 4 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1

7 9 3 2 4 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 0 3 2 4 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1

8 1 3 2 3 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1

8 2 3 2 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 3 3 1 3

8 3 3 2 4 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 4 2 1 4 2 1 1 2 1 1 3 2 3 1 4 2 3 2

8 5 3 1 4 2 3 3 3 1 2 3 4 4 1 1 3 3 4

8 6 3 2 4 2 1 3 3 3 3 1 1 4 1 1 1 2 3


(3)

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 2 3 1 3 2 3

3 2 3 1 4 3 2 2 1 1 2 3 3 3 1 4 4 4

1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1

1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2

1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 4

1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2

1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3

1 1 2 4 3 4 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3

1 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3 4

1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 3 2 1 4 3 4

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2

1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 1

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

3 1 2 1 1 1 4 3 2 1 2 2 1 1 3 3 3 3

2 1 4 1 1 1 4 2 2 1 2 1 1 1 2 3 4 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 3 4 3

2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3

3 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3

1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 3 2 1 3 3 2

1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 3 4 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(4)

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 2 4 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3

1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 3 3

1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 2 3 3 3 1 2 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 1 3 3 4

1 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3

1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 3 1 2 1 3 4 3

1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 4 1 2 4 1 2 3

1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 1 3 1 4 4 4

3 3 2 1 2 2 1 2 3 1 1 4 3 3 4 1 1 3

1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 1 3 4 3

1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 1 3 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 1 3 1 3 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4

1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 4 3

1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 1 1 1 4 4 3

1 1 1 1 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 1 3 4 3

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 4 3 4 4

1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3

3 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 4 2 3 1 1 3 1 2 1 3 4 4

1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 1 2 1 3 3 4

1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 3 2 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 4

2 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 4

3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 1 4 4

2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4 2 4 3 4 4


(5)

38 39

3 3

2 2

3 4

1 2

2 4

1 4

3 3

1 3

3 2

1 3

2 2

3 2

1 3

3 4

3 2

3 4

3 4

1 2

1 3

1 4

2 4

3 4

3 4

2 4

2 4

3 2

3 3

3 4

2 2

2 2

2 3

4 1

3 4

3 4

1 4

1 4

1 4

1 3

2 3


(6)

2 4

3 3

2 4

1 4

2 4

1 2

1 3

3 3

2 1

1 3

1 3

2 4

3 3

1 3

3 4

4 3

3 4

1 4

3 4

3 1

3 3

3 3

3 4

2 2

2 3

1 4

1 4

3 2

3 4

2 2

3 3

3 2

4 4

4 1

3 2

1 3

3 2

2 4

3 4

1 3

3 2

4 1

2 1