Perumusan Masalah Operasional Variabel Definisi Operasional

dari segi biaya dan jarak, dan faktor lainnya memudahkan peneliti untuk memilih siswa-siswi dari SMA Negeri 7 Kota Medan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai opini siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan terhadap pengaksesan situs porno.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ”Bagaimanakah opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap pengaksesan situs porno?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : a Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang- bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi. b Responden adalah siswa-siswi kelas X XI SMA Negeri 7 Kota Medan yang pernah mengakses situs porno minimal 1 kali. c Penelitian difokuskan kepada opini remaja terhadap keberadaan situs porno di Internet meliputi opini mengenai : Universitas Sumatera Utara Pengaksesan situs tersebut, kategori situs porno apa saja yang pernah dibrowsing, bentuk kegiatan selama mengakses situs tersebut, dampak bagi mereka, perilaku seksual remaja, serta penilaian remaja terhadap kebijakan pemerintah untuk memblokir situs-situs porno tersebut. d Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2008 e Situs porno yang dimaksud adalah situs yang menyajikan pornografi secara langsung saat diakses tanpa harus melalui mailing list ataupun blog ataupun melalui situs komunitas. I.4.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a Untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap keberadaan situs-situs porno sebelum mengaksesnya. b Untuk mengetahui motivasi siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan mengakses situs porno. c Untuk mengetahui opini di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Medan setelah melihat situs porno. d Untuk mengetahui opini remaja SMA Negeri 7 Kota Medan terhadap pengaksesan situs porno, walaupun telah dilakukan pemblokiran oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara

I.4.2 Manfaat Penelitian a Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. b Secara parktis dan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disoroti Nawawi, 1991: 39-40. Kerlinger menyatakan teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 1991:6.

I.5.1 Teori Uses And Gratifications

Apa yang khalayak lakukan terhadap media adalah inti dari model ini. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz. Model ini digambarkan sebagai a dramaticb break with effects tradition of the past , yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik Rakhmat, 1991:65. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhdap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap Universitas Sumatera Utara media. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan prbadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi keutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan uses isi media untuk mendapatkan kepuasan gratifications atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan needs dan kepentingan individu Ardianto dan Erdinaya, 2004:71. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini. Dalam pemenuhan kebutuhannya, masyarakat menjadi selektif dalam memilih media massa yang akan dikonsumsi. Kebutuhan akan jenis informasi tertentu, kebutuhan akan hiburan, akses dan kemudahan dalam mendapatkan media tersebut, dan lain sebagainya merupakan pertimbangan tersendiri bagi seseorang dalam memilih media massa yang akan dikonsumsinya. Hal ini kemudian akan memberikan persaingan di kalangan media massa itu sendiri. Internet hadir diantara persaingan media massa tersebut. Dengan menawarkan berbagai jenis infromasi dan kemudahan dalam mengaksesnya, menjadikan internet sebagai media yang mampu bersaing dengan media massa yang telah ada sebelumnya. Setiap individu berharap bahwa penggunaan media tertentu akan memenuhi kebutuhannya. Hal ini menuntunnya pada kegiatan membuka situs tertentu. Dalam hal ini untuk meredam kebutuhan seksual mereka yang masih Universitas Sumatera Utara menggebu-gebu, maka situs porno adalah salah satu pilihan karena mereka bisa menikmati berbagai macam isi tentang aktivitas pornografi yang bisa merusak mentalitas mereka apabila dilaksanakan secara berlebihan. Ditambah faktor bahwa untuk membuka situs porno yang sangat banyak tersebut, mereka hanya perlu mengeluarkan uang yang tak seberapa dibandingkan dengan media lainnya yang tak menjamin kebebasan mereka untuk menikmati produk pornografi tersebut. Kegiatan ini menghasilkan gratifikasi kebutuhan, tetapi dapat pula menimbulkan ketergantungan pada perubahan kebiasaan individu. Dalam hal ini, penggunaan media dapat dikatakan merupakan alternatif fungsional bagi interaksi sesungguhnya Ardianto dan Erdinaya, 2004:72. Selain itu teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya, manusia punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media Nurudin,2004:181. Tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta bagaimana media itu akana berdampak bagi khalayak itu sendiri. Dalam segi pemenuhan kebutuhan akan erotisme, internet menjadi media yang utama karena dengan situs porno yang begitu banyak didalamnya serta segi kebebasan bagi siapa saja yang memang berniat mengaksesnya. Seleksi terhadapa media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Jika kita kaitkan dengan permasalahan yang ada, kebutuhan akan seksualitas di masa remaja dan motif untuk mengetahui aktivitas seksual Universitas Sumatera Utara lainnya menjadikan remaja sangat ingin mengetahui ragam kegiatan tersebut. Ditambah lagi pengaruh pergaulan antar mereka yang juga cenderung gampang terpengaruh dari teman seusianya. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh seseoang uses dan kepuasan yang diperoleh gratifications. Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, rasa kesepian, dukungan emocional, perolehan infromasi, dan kontak sosial.Dan inilah bentuk-bentuk kepuasan yang remaja peroleh setelah mengakses situs-situs porno tersebut.

I.6. Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995 : 34.

I.6.1 Internet

Interconnected Network atau yang lebih popular dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer- komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan terhubung secara lansung maupun tidak lansung ke beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lain menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamt IP 32 bit. Contoh 202.65.124.130. Universitas Sumatera Utara Secara harfiah, internet adalah rangkaian komputer yang terhubung ke beberapa jaringan lain. Ketika komputer terhubung secara global dengan menggunakan IP sebagai protokol pertukaran paket data, maka rangkaian jaringan komputer yang besar ini dapat dinamakan internet. Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti IP, TCP, UDP, DNS, PPP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL. Beberapa layanan popular di internet yang menggunakan protokol di atas, seperti email, usnet, newsgroup, filesharing, www, gopher, session access, wais, finger, irc, mud, mush , dan lain-lain. Diantara semua itu, email dan www lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti mailing list dan weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini real time service, seperti radio streaming dan webcast yang dapat diakses di seluruh dunia. Sumber daya dalam internet dapat bertambah kapan saja ada orang-orang pandai menemukan cara- cara baru untuk emanfaatkan apa yang ada dalam internet. Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti e-mail, file transfer protokol FTP, world wide web www, e-commerce, e-government, e-fax, e- office, e-cash , e-banking, SMS, MMS, dan sebagainya.

I.6.2 Situs Porno

Istilah porno selalu dikaitkan dengan objek-objek seks yang menjijikkan meransang nafsu, tidak sehat dan merugikan martabat individu. Porno adalah tingkah laku merendahkan seks normatif, baik secara verbal, visual atau non verbal amupun kontak-kontak fisik. Universitas Sumatera Utara Secara garis besar, dalam wacana porno ada beberapa bentuk porno, yaitu pornografi, pornoteks, pornosuara dan pornoaksi. Dalam kasus tertentu semua kategori ini dapat menjadi sajian dalam satu media, sehingga konsepnya menjadi pornomedia. Dan media yang banyak terkena dampak ini adalah internet dengan efek negatif yang ditimbulkan berupa munculnya situs-situs porno. Pornografi sudah banyak kita kenal, bahkan jenis porno ini paling umum dikenali karena sifatnya yang mudah dikenal, mudah ditampilkan dan mudah dicerna. Pornografi adalah gambar-gambar porno yang dapat diperoleh dalam bentuk foto dan gambar video. Sedangkan pornoteks adalah karya pencabulan yang mengangkat cerita berbagai versi hubungan seksual dalam bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vurgal, sehingga pembaca merasa ia menyaksikan sendiri, mengalami atau melakuakn sendiri peristiwa hubungan-hubungan seks itu. Penggambaran yang detail secara narasi terhadap hubungan seks ini menimbulkan terciptanya theatre of mind pembaca, sehingga fantasi seksual pembaca menjadi menggebu-gebu terhadap objek hubungan seks yang digambarkan itu. Pornosuara yaitu suara, tuturan dan kalimat-kalimat yang diucapkan seseorang yang lansung atau tidak lansung, bahkan secara halus atau vulgar tentang objek seksual atau aktivitas seksual. Pornosuara ini secara lansung atau tidak memberi respon seksual terhadap pendengar atau penerima informasi seksual itu. Pornoaksi adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh yang tidak disengaja atau sengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual laki-laki. Terakhir varian-varian porno ini menjadi satu dalam jaringan internet yaitu cybersex. Universitas Sumatera Utara Tretter dalam Purwadi, 1997:17 menyatakan bahwa situs homepage merupakan sebuah menu yang disajikan dalam sebuah program internet yang merupakan halaman depan dari sebuah alamat informasi. Sedangkan porno diartikan sebagi segala sesuatu baik gambar maupun tulisan yang isinya tidak senonoh atau cabul Lesmana,1995,70. Jadi situs porno adalah salah satu menu yang disajikan pada program internet berupa gambar dan tulisan, yang isinya tidak senonoh atau cabul. Dalam perkembangan teknologi sekarang, situs porno menyajikan menu video yang lebih dekat dengan realitas objek seksual sesungguhnya. Situs-situs seks itu banyak ragam jumlahnya, bahkan telah diklasifikasikan dengan jelas bedasarkan kepentingan. Selain kita dapat mengakses atau mengsearch dan memperoleh apa saja dari web-web yang ada, di internet juga ada ratusan website yang secara spesifik menjual gambar erotik dan informasi porno. Ada yang gratis namun ada yang harus membayar atau ikut menjadi member di web tersebut, contohnya http:www.playboy.com, http:www.sex.com, http:www.whitehouse.com, http:www.asiasex.com, http:www. xxx.com, dan sebaginya. Dari web-web itu kita bisa masuk ke situs mana saja, karena biasanaya ada link yang dibuat untuk mempermudah netter menelusuri situs-situs yang diperlukan. Situs porno itu sendiri berisi cerita, gambar, bahkan video mengenai hubungan-hubungan laki dan perempuan berciuman, berpelukan, berpegangan tangan, petting, dan sebagainya. Wanita dan pria tanpa busana atau hanya menggunakan penutup batas kemaluan dan dada saja, gambar-gambar persetubuhan dan proses percintaan, serta informasi tentang alat vital manusia. Universitas Sumatera Utara Pakar telematika Roy Suryo menyebut satu angka fantastis mengenai jumlah situs porno biatan asli orang Indonesia. Dari sekitar 24,5 juta situs dengan admin orang Indonesia, lebih dari satu jutanya adalah situs porno. kebanyakan situs porno ini memakai hosting dari luar Indonesia. Sehingga akan sulit dilacak dan dijerat dengan yuridikasi Indonesia. Mengingat, jalur aksesnya bisa lewat mana saja.

I.6.3 Opini Publik

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda Sastropoetro, 1990:41. Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat : a. Dihadapkan pada suatu persoalan. b. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya. c. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar. Sementara pengertian opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Cultip and Centre-dalam Santoso Sastroputra. Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar Universitas Sumatera Utara Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Mengenai sesuatu hal atau sesuatu masalah yang nyata dan jelas tidak dapat menjadi subjek opini publik. Dengan demikian maka subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah baru. Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai peraasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya. Sunaryo 1984:31 Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal E.Bogardus atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadapa suatu masalah yang sama, melibatkan diri salam masalah tersebut, dan brusaha untuk turut mengatasinya Herbert Blumer. Karakteristik Publik Djoenarsih Sunaryo, hal 20 1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan kelompok tidak teratur 2. Interaksi terjadi secara tidak lansung, biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu. 4. Tidak saling mengenal satu sama lain anonim dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat heterogen. 5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah. Universitas Sumatera Utara 6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah. 7. Berusaha untuk mengetahui masalah tersebut. 8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berfikir secara rasional. Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan issu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha untuk mengatasinya. Istilah opini publik dapat digunakan untuk menandakan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat- pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula. Maka opini publik dapat disimpulkan : 1. Merupakan persatuan pendapat 2. Sedikit banyak harus didukung oleh sejumlah orang. 3. Dalam opini publik orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap gagasan atau terhadap sesuatu situasikejadianperistiwa. Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut : 1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial. 2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya, dan berusaha untuk memberikan pendapatanya. Universitas Sumatera Utara 3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan Sastropoetro, 1990:54.

I.6.4. Perilaku Seksual

Perilakus seks manusia juga berhubungan dengan perkembangan social dan budaya masyarakat. Pada masyarakat tradisional. Sikap dan perilaku seks dimaknai sebagai sikap dan perilaku privasi yang hanya boleh ada, dilakukan serta serta diperbincangkan dalam hubungan-hubungan suami istri. Di dalam masyarakat normal, perilaku seks menyimpang adalah cermin memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perkawinan dan norma seksual pada umumnya di masyarakat tersebut, serta pola-pola lain di sekitar norma pengatur perilaku seks di masyarakat. Pada perilaku verbal, seks yang diperbincangkan jauh dari objek seks itu sendiri secar visual. Namun perilaku seks visual selalu menghadirkan objek-objek seks dalam bentuk-bentuk yang sebenarnya. Dan juga karena sifat visual yang lebih “ berkesan” dari verbal, maka visualisasi seksual ini lebih banyak dipandang sebagai pelaku porno. Sedangakan sikap remaja terhadap perilaku seks itu sedniri ditentukan oleh beberapa factor yang menstimulus remaja, yaitu factor ekstern dan factor intern. Faktor ekstern adalah media elektronik seperti internet. Lingkungan rumah dan lingkungan social remaja, perubahan nilai seksual dan kurangnya pendidikan agama. Sedangkan faktor intern adalah didominasi oleh factor hormonal. Dari Universitas Sumatera Utara sekian banyak stimulus itu, maka stimulus yang berasal dari berita erotica media massa dan peer group adalah stimulus yang secara hipotetik paling kuat m,empengaruhi sika seks remaja. Sedangkan perilaku seks yang dimaksud adalah aktivitas seksual di kalangan remaja SLTA, yang menjadi masalah yaitu aktivitas seksual yang dilakukan sebelum pernikahan. Perilaku seks dimaksud alah perilaku seks yang dilakukan bersamaan dengan orang lain : seperti pegangan tangan dengan lawan jenis, berciuman, berpelukan , petting dan senggama. I.7.Model Teoritis Anteseden Motif Penggunaan Media Efek - Variabel - Personal - Hubungan - kepuasan Individual - diversi - Macam isi - pengetahuan - Variabel - Personal - Hubungan Lingkungan Identity dengan isi Model ini tidak tertarik kepada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Universitas Sumatera Utara Dengan model ini yang diteliti ialah sumber sosial dan psikologis dari, kebutuhan, yang melahirkan, harapan-harapan dari, media massa atau sumber- sumber yang lain, yang menyebabkan, perbedaan pola terpaan media atau keterlibatan dalam kegiatan lain, dan menghasilkan, pemenuhan kebutuhan dan, akibat-akibat lain, bahkan seing kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki. Dengan menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan hubungan di antara variabel-variabel yang diukur. Sering kali ia hanya meneliti sebagian dari komponen-komponen dalam gambar di atas

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: Tabel 1.8.1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno - Frekuensi Mengakses - Internet - Situs Porno - Perilaku Seksual Karakteristik Responden - Usia - Jenis Kelamin - Uang Saku - Kelas Universitas Sumatera Utara

I.9. Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan sutu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Opini Remja Terhadap Pengaksesan Situs Porno a Frekuensi Mengakses, yaitu seberapa sering responden mengakses situs porno di internet. b Internet, yaitu sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer- komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Frekuensi, yaitu tingkat mengunjungi situs porno. c Situs Porno, yaitu menu yang disajikan pada program internet berupa gambar dan tulisan, yang isinya tidak senonoh atau cabul. d Perilaku Seksual, yaitu aktivitas seksual di kalangan remaja. Variabel Karakteristik Responden a Usia, yaitu umur responden ketika mengisi data penelitian. b Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan responden. c Uang saku, yaitu besarnya uang jajan responden tiap bulannya. d Kelas, yaitu tingkatan responden di sekolahnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1. Teori Uses and Gratification

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications . Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz 1959 dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson 1959 bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak What do the media do to people?. Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak Effendy, 2003:289. Model ini digambarkan sebagai a dramaticb break with effects tradition of the past Swanson, 1979, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian Universitas Sumatera Utara