5. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas dan
6. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian
wajar, yang tidak disajikan pada lembar on the face laporan keuangan.
C. Dasar Hukum dan Asumsi Dasar Laporan Keuangan 1. Dasar Hukum Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah 2005:27
yang menjadi dasar hukum dalam pelaporan keuangan adalah:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
2. Undang-undang dibidang keuangan negara; 3. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara; 4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; 5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah; 6. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah; 7.
Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah.
2. Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan dilingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar
Universitas Sumatera Utara
standar akuntansi dapat diterapkan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah 2005:28 asumsi dasar dalam pelaporan keuangan terdiri dari:
1. Asumsi Kemandirian Entitas Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan dan entitas
akuntansi, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi
terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggungjawab
penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya diluar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas
pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya yang dimaksud, utang piutang yang terjadi akibat
putusan entitas, serta terlaksana tidaknya program yang telah ditetapkan.
2. Asumsi Kesinambungan Entitas Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan