dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dimasa akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
3. Realisasi Realization Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam
periode tertentu. Prinsip layak temu biaya pendapatan dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal Substance Over Form Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak
konsistenberbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
5. Periodisitas Periodicity Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan
peerlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya
dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun periode bulanan. triwulanan, dan semesteran juga
dianjurkan.
6. Konsistensi consistency Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan prinsip konsistensi internal. Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat
bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap Full Disclosure Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka
on the face laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar Fair Presentation Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Fakta pertimbangan sehat bagi penyusunan laporan
keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa
Universitas Sumatera Utara
dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti ini diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu rendah.
F. Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan 1. Peranan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan 2005:21,”Laporan keuangan disusun dengan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan”. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodic
Universitas Sumatera Utara
b. Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat. c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam penelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. d. Keseimbangan antargenerasi intergeneration equity
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
ekonomi, sosial maupun politik sebagaiman menurut Nordiawan 2006:36 bahwa tujuan dari pelaporan keuangan daerah adalah:
a. Menyediakan informasi
mengenai kecukupan
penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggara yang
ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil
yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penrunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan,
aset, kewajiban, ekuitas dana dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiono 2004:6 menyatakan bahwa,” jensi penelitian itu bermacam-macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan metode,
tingkat eksplanasi dan analaisis dan jenis data.” Penelitian yang dilakukan berupa studi deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan
data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur-literatur lainnya, kemudian diuraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian
dan mencari penyelesaiannya.
B. Jenis Data a. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis.
Data ini diperoleh melalui hasil wawancara maupun observasi.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data Pemerintahan Kabupaten Asahan sendiri antara lain data
mengenai sejarah ringkas kabupaten asahan, struktur organisasi,dan data pendukung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
C. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Wawancara
Sugiono 2004:130 menyatakan bahwa,wawancara digunakan sebagai teknis pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan masalah yang akan diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau
kecil.” Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait dan berkompeten dengan permasalahan, yaitu dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah. Yaitu pihak Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kabupaten Asahan.
b. Teknik Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung pada Kantor Pemerintah Kabupaten Asahan, khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah mengenai penyusunan
laporan keuangan daerah.
c . Teknik Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data-data dari Pemerintahan Kabupaten Asahan dalam bentuk yang sudah jadi misalnya struktur organisasi dan uraian jabatan,
laporan keuangan dan data pendukung lainnya.
D. Metode Analisa Data
Analisa dilakukan dengan metode deskriptif, menurut Sugiono 200:11 metode deskriptif sebagai,”penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
Universitas Sumatera Utara
mandiri, baik satu varaibel atau lebih independent tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggnakan metode deskriftif yaitu metode dengan megumpulkan, menyusun, menginterpretasikan dan menganalisa data
sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari Bulan Mei sampai dengan 5 Juni. Objek penelitian Badan Pengelola Keuangan Daerah. Lokasi Penelitian adalah Kantor
Pemerintah Kabupaten Asahan yang beralamat Jalan Ahmad Yani No.27 Kisaran, Kab. Asahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat Kabupaten Asahan
Kabupaten Asahan terbentuk pada tanggal 15 Maret 1946. Kemudian berdasarkan keputusan DPRD-GR TK II Asahan No.3DPR-GR1963 tanggal 16
Februari 1963 diusulkan ibukota Asahan dipindahkan dari kotamadya Tanjung Balai kekota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat
mengembangkan diri dan juga letak kota Kisaran lebih strategis untuk Asahan. Dan hal ini baru terealisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan
pemerintah Nomor 19 Tahun 1980 No.28, Tambahan Negara Nomor 3166. Pada tahun 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982.
Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada dikawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2º03”00”-
3º26”00” – LU, 99º1 - 100º00 BT dengan ketinggian 0 – 1.000 m diatas permukaan air laut. Kabupaten Asahan menempati areal seluas 462.411 Ha yang terdiri dari 20
Kecamatan, 276 DesaKelurahan defenitif. Adapun wilayah Asahan berbatasan dengan:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai
Universitas Sumatera Utara
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan
Toba Samosir Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Sebelah Timur
: berbatasan dengan Selat Malaka Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun
2007 tanggal 5 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, maka Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara.
Yang mana Kabupaten Asahan terdiri atas 13 kecamatan sedangkan Batu Bara terdiri atas 7 kecamatan. Tanggal 15 Juni 2007 juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan
Nomor 196-Pem2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa Gaja masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya
ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan. Adapun
Struktur Pemerintahan Kabupaten Asahan pada saat ini adalah terdiri dari: Sekretariat Daerah Kab.Asahan
Sekretariat DPRD Kab. Asahan 1 Inspektorat
13 Dinas Daerah 7 Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dan 3 berbentuk Kantor
13 Kecamatan 149 Desa
27 Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan A. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Asahan
Bagan struktur Pemerintah Kabupaten Asahan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3, 4, 5 Tahun 2003 adalah sebagai berikut:
a. Bupati b. Wakil Buapti
c. Sekretaris Daerah Kabupaten Asahan 1. Asisten I Pemerintahan
2. Asisten II Sosial, Ekonomi dan Pembangunan 3. Asisten III Umum Administrasi
d. Badan-badan 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPEDA
2. Badan Pengawas Daerah BAWASDA 3. Badan Kepegawaian Daerah BKD
4. Badan Pengelola Perizinan BPP 5. Badan Pengelola Keuangan Daerah BPKD
e. Dinas-dinas 1. Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kimpraswil
2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pendidikan dan Pengajaran
4. Dinas Petarnian dan Peternakan 5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
6. Dinas Perhubungan 7. Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal
8. Dinas Tenaga Kerja 9. Dinas Pembangunan Keluarga Sejahtera
10. Dinas Perikanan dan Kelautan 11. Dinas Pertambangan dan Energi
12. Dinas Perkotaan f. Kantor-kantor
1. Kantor Pemberdayaan Masyarakat 2. Kantor Lingkungan Hidup, Pariwisata, dan Pertamanan
3. Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja
4. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian g. UPTCabang Dinas
1. 20 Dinas Cabang Pedidikan 2. 24 Puskesmas
3. 20 UPT Pemukiman dan Prasarana Wilayah 4. 4 UPT Pertanian dan Peternakan
5. 3 UPT Perikanan dan Kelautan 6. 1 UPT Dinas Tenaga Kerja
7. 2 UPT Dinas Perhubungan 8. 1 Gudang Farmasi
Universitas Sumatera Utara
9. 1 Sanggar Karya Belajar h. Sekretaris DPRD
1. Bagian Perencanaan dan Perundangan 2. Bagian Persidangan
3. Bagian Umum
B. Uraian Jabatan Badan Pengelola Keuangan Daerah
Badan Pengelola Keuangan Daerah adalah instansi yang berwenang atau bertugas dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintahan Kabupaten Asahan.
Yang memiliki sifat untuk merumuskan kebijakan dalam bidang keuangan dan melaksanakan pemungutan, pendapatan daerah, pengadaan dan pengurusan aset
Daerah Kabupaten Asahan. Adapun kegitan pokok dari Badan Pengelola Keuangan Daerah yaitu:
1. Mengkoordinasikan penyusunan dan melaksanakan kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah. 2.
Mengkoordinasikan penyusunan rancangan APBD dan RPADBD. 3.
Mengkoordinasikan tentang tata cara pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah.
4. Melaksanakan Fungsi BUD.
5. Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjwaban pelaksanaan APBD. 6.
Mengkoordinasikan tentang tata cara pelaksanaan dan pengurusan aset milik daerah.
Universitas Sumatera Utara
7. Mengkoordinasikan pengurusan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan investasi daerah.
Ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan operasional yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 6 Tahun 2007 tentang
pembentukan dan susunan organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan dan Peraturan Bupati Asahan Nomor 25 Tahun 2007 tentang uraian tugas jabatan
struktural pada BPKD Kabupaten Asahan. Selama tahun pelaporan yang berjalan terjadi penggantian manajemen dan
perubahan struktur baik secara nomenklatur maupun struktur badannya yang berupa BPKKD berubah menjadi BPKD hal ini disebabkan penyesuaian peraturan yang
berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yang mengharuskan SKPD bertanggung jawab penuh atas kegiatan
yang dilaksanakan dan membuat entitas akuntansi masing-masing, dan melaksanakan pengadaan secara masing-masing. Uraian jabatan dan tugas pokok Badan Pengelola
Keuangan adalah:
1. Kepala Badan
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas merumuskan kebijakan dalam Bidang Keuangan dan melaksanakan pemungutan pendapatan
daerah, pengadaan dan pengurusan aset daerah Kabupaten Asahan. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah mempunyai
fungsi:
Universitas Sumatera Utara
a. Mengkoordinasikan penyusunan dan melaksanakan kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah b.
Mengkoordinasikan penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD
c. Mengkoordinasikan tentang tata cara pemungutan pendapatan daerah yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah d.
Mengkoordinasikan pelaksanaan Fungsi Bendaharawan Umum Daerah BUD
e. Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD f.
Mengkoordinasikan tentang tata cara pelaksanaan dan pengurusan aset milik daerah
g. Mengkoordinasikan tentang tata cara pengurusan dan pelaksanaan yang
berkaitan dengan kegiatan investasi daerah h.
Mengkoordinasikan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah
2. Sekretaris