Umum dan Latar Belakang

10

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Umum dan Latar Belakang

Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Sejalan dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana maupun sarana transportasi darat merupakan tulang punggung bagi sector pendukung lainnya. Keberadaan suatu ruas jalan perkotaan pada umumnya kurang mampu untuk memberikan tingkat pelayanan yang baik. Perlu adanya manajemen lalu lintas yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pertumbuhan penduduk serta kepemilikan kendaraan akan memacu peningkatan aktifitas penduduk itu sendiri. Aktifitas penduduk suatu perkotaan dapat timbul oleh adanya kawasan penarik attractive dan kawasan bangkitan generation yang meningkatkan tuntutan lalu lintas traffic demand . Peningkatan tuntutan lalu lintas akan menambah masalah kemacetan congestion pada suatu ruas jalan dan persilangan jalan sebidang intersection . Untuk mengantisipasi permasalahan ini dibutuhkan pengelolaan lalu lintas traffic management seperti jalan satu arah, perparkiran, pembatasan pergerakan kendaraan, persinyalan simpang, dll. Pembangunan sarana fisik terus menerus dibuat untuk mengatasi masalah transportasi memerlukan biaya yang sangat besar dan akan terbentur kepada faktor keterbatasan ruang yang tersedia.terutama pada perkotaan, 11 ruang yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu, masalah transportasi dengan pengelolaan lalu lintas merupakan suatu hal yang sangat penting. Yang dimaksud dengan pengelolaan lalu lintas disini adalah mengatur lalu lintas sedemikian rupa dan memperbaiki jalan agar system transportasi dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan juga mengatur pergerakan lalu lintas agar tercapai efisiensi, keamanan, kenyamanan bagi pengguna jalan. Persimpangan dalam jaringan jalan membutuhkan perhatian yang lebih spesifik, karena masalah lalu lintas paling banyak di persimpangan. Dan banyaknya lalu lintas yang dapat dilewatkan oleh persimpangan ini tergantung oleh pengelolaan. Tentunya sasaran adalah bagaimana menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik bagi arus lalu lintas untuk melewati persimpangan yaitu memaksimumkan arus lalu lintas yang lewat dan meminumkan antrian tundaan yang terjadi. Persinyalan merupakan pengendalian waktu berfungsi untuk mengalirkan arus lalu lintas dari suatu ruas jalan melintasi ruas jalan yang bersilang atau menggabungkan arus lalu lintas dari arah yang berbeda. Pengendalian waktu pada simpang dengan sinyal lampu lalu lintas signalized intersection pada dasarnya adalah mengatur pergerakan arus lalu lintas yang melintasi simpang dengan mengalokasikan waktu sinyal signal timing kepada setiap kendaraan untuk memberikan hak jalan selama melintasi simpang. Dapat dilihat bahwa urutan sinyal lalu lintas untuk setiap jalan pada persimpangan menjadi periode merah aktif yakni pada saat tidak ada lalu lintas bergerak dan periode hijau efektif yakni saat lalu lintas bergerak. 12 Lalu lintas bergerak pada saat mulai hijau sampai akhir periode hijau, dan beberapa kendaraan masih akan lewat melalui lampu kuning amber pada lajur lalu lintas maksimum yang keluar dari antrian yang disebut sebagai arus jenuh saturation flow . Waktu hijau, dimana lalu lintas maksimum keluar dari antrian adalah pada saat waktu hijau efektif effective green time . Keadaan lain juga ditujukan pada saat mulai berjalan setelah berhenti pada lampu merah adalah waktu hilang lost time dipersimpangan. Waktu hilang pada umumnya untuk perencanaan sinyal lampu lalu lintas di persimpangan diperkirakan beberapa detik. Adanya waktu hilang ini menunjukkan bahwa proporsi waktu hijau untuk hak berjalan disesuaikan dengan lalu lintas setempat. Rangkaian pengulangan lampu hijau, lampu merah dan lampu kuning merupakan satu siklus sinyal, dan lamanya disebut waktu siklus cycle time . Pengulangan waktu sinyal tersebut menentukan untuk kerja performance sinyal lampu lalu lintas dengan meminiasi tundaan, antrian, dan akan meningkatkan kapasitas. Waktu siklus pada perencanaan waktu sinyal lalu lintas disediakan minimal 25 detik dan maksimal 120 detik. Dengan demikian, perencanaan waktu siklus merupakan bagian yang paling pentingdalam perancangan waktu sinyal.

I.2. Permasalahan

Dokumen yang terkait

Nilai Konversi Jarak Vertikal Dimensi Oklusi Dengan Panjang Jari Tangan Kanan Pada Suku Batak Toba

5 74 158

Analisa Koordinasi Sinyal antar Simpang (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting – Jl. Pattimura – Jl. Mongonsidi)

7 73 87

Analisa Traffic Light Pada Persimpangan Jalan Tritura (Jalan Bajak) Medan Dengan Menggunakan Metode MKJI & Webster (Studi Kasus : Jl. Tritura/ Jl. Bajak)

44 243 151

Analisa Koordinasi Sinyal Antar Simpang (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting – Jl. Pattimura – Jl. Mongonsidi)

9 80 87

Perhitungan Panjang Antrian Akibat Hambatan Samping Dengan Metode Gelombang Kejut (Studi Kasus : Ruas Jalan A.H Nasution)

12 112 137

Analisa Panjang Antrian Dengan Tundaan Pada Persimpangan Bersignal Sei Sikambing Medan (Studi Kasus : Persimpangan Jl. Gatot Subroto Dengan Jl.Sunggal – Jl.Kapten Muslim )

14 82 89

Departemen Hubungan Pertambahan Panjang Sumbu Bola Mata Dengan Perubahan Kekuatan Refraksi Pada Penderita Myopia Sedang Dan Berat

1 42 57

ANALISA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN, NILAI WAKTU, DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi Kasus Perlintasan Purwosari Surakarta).

0 0 11

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN BERSINYAL BERDASARKAN PANJANG ANTRIAN (Studi Kasus Pada Persimpangan Jalan Jend.Sudirman – Rasuna Said- KIS Mangunsarkoro - Ujung Gurun Kota Padang ).

0 1 25

Hubungan Tundaan dan Panjang Antrian Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak pada Lajur Pendekat Simpang (Studi Kasus pada Jalan Arteri Kota Surakarta).

0 0 16