48
Co = 1,5 LTI + 5 2.7
1 – FR
Dimana, Co = Waktu siklus optimum detik LTI =
Total lost time
selama satu
cycle time
detik IFR = Perbandingan arus persimpangan
Perbandingan antara arus Q dengan saturation flow S Nilai waktu siklus ini dibatasi dengan batasan minimum 25 detik dan batas maksimum
sebesar 120 detik. Waktu hiaju untuk masing – masingfase ditentukan dengan rumus :
gi
=
Qi Si
Co - LTI
2.8 IFR
Dimana : Qi = Arus pada arah i smp Si = Arus jenuh pada arah i smp
II.4.6. Tundaan
Tundaan delay dapat didefinisikan sebagai ketidak nyamanan pengendara, borosnya konsumsi bahan bakar dan kehilangan waktu perjalanan. Dalam mengevaluasi tingkat pelayanan
suatu persimpangan bersinyal perlu diketahui waktu tunda henti
stopped
–
time delay
adalah waktu yang digunakan sebuah kendaraan untuk berhenti dalam suatu antrian pada saat menunggu
untuk memasuki sebuah persimpangan. Sedangkan waktu tunda henti rata – rata
average stopped
–
time delay
, dinyatakan dalam detik kendaraan adalah jumlah waktu tunda henti yang dialami oleh semua kendaraan pada sebuah jalan atau kelompok lajur selama satu periode waktu
yang ditentukan, dibagi dengan volume
49
Total kendaraan yang memasuki persimpangan pada jalan untuk kelompok lajur dalam waktu yang sama.
Banyak metode yang dapat digunakan unutk menentukan tundaan rata – rata yang
dialami kendaraan pada persimpangan. Berikut ini adalah persamaan yang digunakan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, unutk menentukan tundaan rata
– rata setiap pendekat akibat pengaruh timbale balik dengan gerakan
– gerakan lainnya pada simpang sebagai berikut :
DT = c x A + NQ
1
x 3600 2.9
C Dimana :
DT = Tundaan lalu lintas rata
– rata detik smp C
= Waktu siklus detik A
= 0,5 x 1 - GR
2
1 – GR x DS
GR = Rasio hijau gc
DS = Derajat kejenuhan
NQ
1
= Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya smp C
= Kapasitas smpjam
II.4.7. Antrian
Antrian suatu kendaraan adalah gangguan yang terjadi secara berkala akibat adanya sinyal atau lampu lalu lintas pada persimpangan. Atau dengan kata lain, antrian merupakan
banyaknya kendaraan yang menunggu pada suatu persimpangan.
50
Persamaan yang digunakan untuk menentukan panjang antrian rata – rata N yang terjadi pada
suatu cabang persimpangan adalah : NQ = NQ
1
+ NQ
2
2.12 Untuk DS 0,5
NQ
1 =
0.25
x
C
x
2.13
Untuk DS ≤ 0,5 ; NQ
1
= 0 NQ
2 =
c x
–
x 2.14
Dimana : NQ
1
= Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya smp NQ
2
= Jumlah smp yang datang selama fase merah smp DS
= Derajat kejenuhan GR
= Rasio hiaju C
= Kapasitas smpjam c
= Waktu siklus det Dalam waktu memperkirakan antrian yang terjadi dimodelkan dalam segmen
– segmen waktu yang pendek dan pada saat kondisi arus lalu lintas, kapasitas dan
persinyalan dalam keadaan konstan. Teori dasar yang dipergunakan dalam menganalisa bergantung pad waktu
time dependent queueing
. Setelah indikasi hijau menyala, terjadilah suatu gaya gerak permulaan dari posisi dalam
antrian yang patut untuk diperhitungkan.
Headway
pertama dimulai dengan menghitung waktu
51
dari permulaan waktu hijau sampai kebagian belakang dari kendaraan pertama yang melewati garis kerb. Begitulah seterusnya untuk perhitungan
headway
ketiga, keempat, kelima, sampai antrian berakhir.
Saat lampu hijau menyala, seorang pengendara akan melihat sinyal hijau tersebut dan menjalankan kendaraannya serta mengadakan suatu percepatan melintasi garis kerb. Untuk
kendaraan kedua, percepatan yang dialaminya lebih besar dari percepatan kendaraan pertama. Hal ini disebabkan adanya pertambahan ruang bagi si pengendara unutk dapat lebih cepat
mencapai kecepatan yang diinginkannya sampai melintasi garis kerb akibat kendaraan pertama telah lebih dahulu bergerak. Pada kendaraan ketiga, keempat, hingga ke n selanjutnya
headway
yang terjadi akan semakin kecil akibat reaksi awal yang semakin berkurang dan percepatan yang konstan dan pada kendaraan ke n,
headway
yang terjadi relative konstan pula.
52
BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAN PENGAMBILAAN DATA
III.1. Pengambilan data
Metode Pengumpulan data persimpangan dilakukan dengan pengamatan langsung. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mengetahui gambaran terbaru dan teraktual dari
kondisi persimpangan.
III.1.1. Lokasi
Sebagaimana dengan tujuan tugas akhir ini, yaitu menganalisa model antrian pada persimpangan yang berlampu, maka untuk pemilihan lokasi persimpangan yang dipilih adalah
persimpangan yang mengalami kemacetan, antrian yang panjang pada saat jam sibuk peak hour. Jam sibuk yang dimaksud adalah jam pada periode dimana arus lalulintas yang mengalir
cukup tinggi sehingga mengakibatkan arus lalulintas jenuh pada persimpangan sehingga apabila kendaraan yang melintasi persimpangan tersebut mengalami lampu merah tidak hanya sekali.
Pengamatan lalulintas tidak hanya menghitung volume arus lalulintas aktual, melainkan juga perhitungan arus lalulintas pada kondisi jenuh pada saat kendaraan melintasi persimpangan.
Keadaan tersebut mengharuskan perhitungan arus lalulintas yang layak sesuai dengan kebutuhan persimpangan.