15
I.5 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, pembatasan masalah penelitian dibatasi dengan adanya kriteria yang digunakan dalam memilih lokasi penelitian, yaitu :
1.
Analisa panjang antrian dengan tundaan pada persimpangan bersinyal Jalan Raden Saleh dengan Jalan Balai kota Medan ini dibatasi hanya mengevaluasi besarnya tundaan karena
interaksi
lalu lintas dengan gerakan lainnya pada persimpangan Tundaan lalu lintas dan karena perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu simpang dan atau berhenti karena lampu
merah Tundaan Geometri. 2.
Lokasi simpang yang dipilh adalah merupakan persimpangan bersinyal
signalized intersection
dengan memakai waktu pengaturan tetap
fixed time signal
3. Arus lalu lintas yang dihitung pada persimpangan dengan cara manual mewakili :
Kendaraan Ringan LV, Kendaraan Berat HV, Kendaraan Bermotor MC dan Kendaraan Tidak
Bermotor UM.
4.
Penelitian pada lokasi ruas jalan yang ditinjau dilakukan selama tiga hari yang dianggap mewakili adalah Senin, Rabu, dan Sabtu dengan pertimbangan bahwa senin merupakan
hari yang mengawaliorang untuk bekerja, hari rabu merupakan hari yang mewakili hari –
hari selanjutnya atau hari biasa dimana orang melakukan perjalanan rutin dan hari sabtu merupakan hari yang mewakili hari libur. Dimulai pada pagi hari jam 07.00 WIB
– 19.00 WIB dengan periode pengamatan selama 2 jam pagi, 2 jam siang dan 2 jam sore dengan
interval waktu selama 15 menit.
16
I.6 Metodologi
Untuk parameter persimpangan yang diukur secara langsung dilapangan adalah keadaan
lalu lintas seperti arus jenuh dan volume lalu lintas. Sebelum melakukan survey lalu lintas pada persimpangan, pertama sekali yang dilakukan adalah survey kondisi lapangan yang meliputigeometrik
persimpangan, waktu hijau, waktu kuning, panjang sinyal serta data pendukung lainnya. Pelaksanaan studi hubungan antara panjang antrian dengan tundaan pada persimpangan berlampu ini
dilakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melaksanakan survey lalu lintas meliputi pengukuran data arus
lalu lintas actual dan data arus lalu lintas pada keadaan jenuh yang bertujuan mendapatkan parameter
– parameter yang mempengaruhi kapasitas persimpangan.
Data yang didapat disebut sebagai berikut :
Data primer.
Berupa data – data yang didapatkan melalui pengumpulan data – data dilapangan dengan
melalui survey dilokasi persimpangan secara visual, observasi dan pencatatan dimana data
– data tersebut akan dipakai sebagai data baku dalam perhitungan dan penganalisaan tingkat pelayanan persimpangan dan perencanaan lampu signal lalu lintas.
2. Metode Analitis
17
Metode analitis yang akan dipergunakan dalam menganalisa kapasitas , antrian, dan tundaan pada persimpangan berlampu ini dilakukan dengan konsep yang dikembangkan
oleh Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997 dan Highway Capacity Manual HCM 1985. Untuk mengetahui jumlah arus lalu lintasdari survey yang ada
maka digunakan rumus – rumus perhitungan mengenai lalu lintas dengan standar
perkotaan, rumus – rumus tundaan dan kapasitas dari suatu persimpangan.
Data yang didapat disebut sebagai :
Data Sekunder.
Data sekunder didapatkan melalui asumsi – asumsi dan teori – teori yang diperoleh
melalui buku – buku literature yang berhubungan dengan kapasitas, lalu lintas dan
persimpangan.
18
Gambar 1.1 Bagan Prosedur Perhitungan
LANGKAH A : DATA MASUKAN A - 1 : Geometrik pengaturan lalu - lintas dan kondisi lingkungan
A - 2 : Ko ndisi arus Lalu – lintas
LANGKAH B : PENGGUNAAN SIGNAL B - 1 : Fase awal
B - 2 : Waktu antar hijau dan waktu hilang
LANGKAH C: PENENTUAN WAKTU SIGNAL C - 1 : Tipe pendekat
C - 2 : Lebar pendekat efektif C - 3 : Arus jenuh dasar
C - 4 : Faktor - faktor penyesuaian C- 5 : Rasio arus arus jenuh
C - 6 : Waktu siklus dan waktu hijau
LANGKAH D : KAPASITAS D - 1 : Kapasitas
D - 2 : Keperluan untuk perubahan
LANGKAH E : PERILAKU LALU LINTAS E - 1 : Persiapan
E - 2 : Panjang antrian E - 3 : Kendaraan terhenti
E - 4 : Tundaan
19
I.7 Sistematika Pembahasan
Pembahasan masalah “ Analisa Panjang Antrian Dengan Tundaan Pada Persimpangan Bersignal Simpang Balai kota
Medan “ ini dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini akan mengawali penulisan dengan menguraikan latar belakang masalah yang
dibahas, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metodologi serta sistematika permasalahan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang dasar – dasar umum tentang arus lalu lintas, persimpangan, kapasitas,
metode – metode dan studi yang mempelajari arus jenuh, antrian dan tundaan pada
persimpangan. BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan langkah – langkah pemecahan masalah yang akan dibahas, meliputi
langkah – langkah pengumpulan data dan cara – cara pengolahan data sebagai bahan untuk
penilaian antrian dengan tundaan pada persimpangandan menampilkan data hasil perhitungan. BAB IV. ANALISA DATA DAN DISKUSI
Menguraikan perhitungan panjang antrian dengan tundaan untuk menilai kondisi persimpangan dan menampilkan data hasil perhitungan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diambil setelah pembahasan seluruh
masalah.
20
Gambar 1.1. Diagram alir pembahasan
LANGKAH – 2
PENGAMATAN DATA LALU LINTAS
LANGKAH – 3
PENGOLAHAN DATA LALU LINTAS
LANGKAH – 4
HITUNG PANJANG ANTRIAN DAN TUNDAAN
PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL
DATA PRIMER Hasil Survey Dilokasi
DATA SKUNDER Asumsi dan teori dari
buku-buku literatue
LANGKAH – 1
PENGAMATAN KONDISI PERSIMPANGAN
LANGKAH – 5
DISKUSI PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Umum
Pengaturan lalu lintas pada persimpangan merupakan hal yang paling kritis dalam pergerakan lalu lintas. Pada persimpangan dengan arus lalulintas yang besar, sangat diperlukan
pengaturan menggunakan lampu lalulintas. Pengaturan dengan lampu lalulintas ini diharapkan mampu mengurangi antrian yang dialami oleh kendaraan dibandingkan jika tidak menggunakan
lampu lalulintas. Identifikasi masalah menunjukkan lokasi kemacetan terletak pada persimpangan atau
titik-titik tertentu yang terletak pada sepanjang ruas jalan. Sebab-sebab terjadinya kemacetan dipersimpangan biasanya sederhana, yaitu permasalahan dari konflik pergerakan-pergerakan
kendaraan yang membelok dan pengendalinya. Permasalahan pada ruas jalan timbul karena adanya gangguan terhadap kelancaran arus lalulintas yang ditimbulkan dari akses jalan, dari
bercampurnya berbagai jenis kendaraan atau dari tingkah laku pengemudi. Karena ruas jalan pada persimpangan harus digunakan bersama-sama, maka kapasitas
suatu ruas jalan dibatasi oleh kapasitas persimpangan pada kedua ujungnya, disamping itu permasalahan keselamatan umumnya juga timbul dipersimpangan. Sebagai akibat kapasitas
jaringan jalan dan keselamatan terutama ditentukan oleh kondisi persimpangan tersebut. Untuk mengurangi jumlah titik konflik yang ada, dilakukan pemisahan waktu pergerakan
arus lalulintas. Waktu pergerakan arus lalulintas yang terpisah ini disebut fase. Pengaturan pergerakan arus lalulintas dengan fase-fase ini dapat mengurangi titik konflik yang ada sehingga