12 Lalu lintas bergerak pada saat mulai hijau sampai akhir periode hijau, dan beberapa kendaraan masih
akan lewat melalui lampu kuning
amber
pada lajur lalu lintas maksimum yang keluar dari antrian yang disebut sebagai arus jenuh
saturation flow
. Waktu hijau, dimana lalu lintas maksimum keluar dari antrian adalah pada saat waktu hijau efektif
effective green time
. Keadaan lain juga ditujukan pada saat mulai berjalan setelah berhenti pada lampu merah adalah waktu hilang
lost time
dipersimpangan. Waktu hilang pada umumnya untuk perencanaan sinyal lampu lalu lintas di persimpangan
diperkirakan beberapa detik. Adanya waktu hilang ini menunjukkan bahwa proporsi waktu hijau untuk hak berjalan disesuaikan dengan lalu lintas setempat.
Rangkaian pengulangan lampu
hijau, lampu merah dan lampu kuning merupakan satu siklus sinyal, dan lamanya disebut waktu siklus
cycle time
. Pengulangan waktu sinyal tersebut menentukan untuk kerja
performance
sinyal lampu lalu lintas dengan meminiasi tundaan, antrian, dan akan meningkatkan kapasitas. Waktu siklus pada perencanaan waktu sinyal lalu lintas disediakan minimal 25
detik dan maksimal 120 detik. Dengan demikian, perencanaan waktu siklus merupakan bagian yang paling pentingdalam perancangan waktu sinyal.
I.2. Permasalahan
Sejalan dengan peningkatan tuntutan lalu linta, tingginya tingkat kemacetan dan rendahnya tingkat pelayanan maka perlu diadakan beberapa studiyang berhubungan dengan pengaturan lalu lintas.
Hubungan yang akan ditinjau dalam penulisan ini adalah hubungan antara panjang antrian dengan tundaan pada
persimpangan yang menggunakan lampu. Perhitungan antrian akan menggunakan beberapa metode pendekatan.
Dari hasil ini akan diperoleh nilai panjang antrian maksimum yang terjadi pada jam puncak. Hasil akhir akan diperoleh adalah melihat hubungan antara panjang antrian dengan tundaan.
13
I.3. Maksud, Tujuan, Dan Manfaat
Dengan melihat latar belakang masalah yang ada, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi besarnya tundaan yang terjadi pada persimpangan yang berlampu
lalu lintas dengan
metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997 dan Highway Capacity Manual HCM 1985.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari studi ini adalah : 1.
Mengetahui karekteristik volume dan kapasitas
capacity
pada ruas jalan yang diteliti.
2.
Mendapatkan nilai panjang antrian yang terjadi dipersimpangan yang diamati.
3.
Untuk mengetahui tundaan maksimum pada jam – jam puncak.
4.
Melihat hubungan antara panjang antrian dengan tundaan yang diperoleh dipersimpangan yang teliti.
Manfaat dari hasil perhitungan panjang antrian dengan tundaan pada persimpangan berlampu, diharapkan pada setiap perencanaan persimpangan agar diperhatikan pengaruh
lamanya waktu siklus
signal timing
, waktu hijau efektif dan waktu merah efektif. Dengan demikian persimpangan tersebut dapat meningkatkan kapsitasnya dan meminimalkan antrian
yang terjadi.
I.4. Ruang lingkup
Pedoman pembahasan analisa antrian persimpangan bersinyal dengan pengaturan sinyal tetap
fixed time signal
adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997.
Antara lain :
14
Klasifikasi kendaraan, yaitu : Kendaraan Ringan LV, Kendaraan Berat HV, Kendaraan Bermotor MC dan
Kendaraan Tidak Bermotor UM. Kendaraan ringan meliputi mobil pribadi, penumpang umum, mini bus dan pick up.
Kendaraan Berat meliputi bus, truk ringan dan truk berat. Kendaraan bermotor meliputi sepeda motor, toyoko, dan becak bermotor.
Kendaraan tidak bermotor meliputi sepeda dan becak dayung. Pedoman perhitungan data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas, antrian dan
tundaan pada persimpangan yang akan diteliti diperlukan data – data antara lain :
Keadaan geometrik jalan untuk lebar jalur, jumlah jalur, jumlah pendekatan yang direncanakan, arus jenuh, batas lamanya waktu siklus, waktu hijau, waktu merah,
kehilangan waktu, serta jumlah arus lalu lintas actual dan persentase jenis kendaraan yang datang kearah persimpangan tersebut.
Lokasi yang akan dinilai Jl.Raden Saleh – Jl Balai kota Medan
. Pertimbangan untuk menganalisa Antrian pada persimpangan tersebut adalah besarnya arus lalu lintas yang menyebabkan terjadinya
kemacetan total pada waktu jam sibuk
peak hour
. Antrian tersebut menimbulkan tundaan yang merupakan besaran atau parameter yang secara subyektif paling dirasakan atau dialami pemakai jalan.
Pola arus lalu lintas yang dipakai adalah terlindung
opposed
unutk dua fase, artinya konflik – konflik
primer yang dipisahkan.
15
I.5 Pembatasan Masalah