Motif Berprestasi Atlet Bulutangkis Junior Y

29 Jadi pengkategorian responden untuk variabel terpaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Rendah = 1 - 2 Sedang = 3 – 4 Tinggi = 5 - 6

3.1.2. Motif Berprestasi Atlet Bulutangkis Junior Y

Dalam penelitian ini, variabel motif berprestasi disebut sebagai variabel terikat dependent variable yang diduga sebagai akibat atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2007: 12. Selanjutnya variabel ini akan disebut sebagai variabel Y dan memiliki operasional sebagai berikut: Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Motif Berprestasi Y No. Operasionalisasi 1 Cenderung memilih aktivitas yang lebih menantang dan menghindari tugas yang terlalu mudah 2 Selalu melakukan evaluasi dalam setiap keberhasilan maupun kegagalan yang dialami serta selalu mengharap feedback yang berguna buat selanjutnya 3 Bertanggungjawab terhadap diri sendiri serta sunguh- sungguh menjalani latihan 4 Selalu pantang menyerah, dan mencari serta mengatasi kekurangan dalam setiap latihan 5 Selalu menemukan strategi maupun taktik baru dalam mengatasi permainan lawan. Sumber: Adisasmito, 2007: 48-50 30 Metode teknik pengukuran data yang dilakukan peneliti adalah menggunakan skala likert dengan kriteria sistem skor, yaitu: Tabel 3.2. Sistem skor skala likert Jawaban Alternatif Skor Setuju Sekali SS 5 Setuju S 4 Kurang Setuju KS 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber : Singarimbun, 1995: 47 Penghitungan interval skor untuk motif berprestasi atlet sama dengan menghitung terpaan film “KING” variabel x, yaitu dengan menggunakan rumus : INTERVAL = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah Jenjang yang Diinginkan Jumlah pertanyaan dari motif berprestasi terdiri dari 8 pertanyaan Skor jawaban tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan Skor jawaban terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan. Berdasarkan tabel 3.2, nilai tertinggi adalah 5 sedangkan nilai terendah 31 adalah 1. Lebar interval = 5x8 - 1x8 3 = 40 - 8 3 Motif Berprestasi = 11 Jadi pengkategorian responden untuk komponen motif berprestasi adalah sebagai berikut : Rendah = 8 – 19 Sedang = 20 – 31 Tinggi = 32 – 40 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN INTENSI BERWIRASWASTA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motif Berprestasi Dengan Intensi Berwiraswasta Pada Mahasiswa.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN INTENSI BERWIRASWASTA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motif Berprestasi Dengan Intensi Berwiraswasta Pada Mahasiswa.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Motif Berprestasi dengan Minat Berwirausaha.

1 2 14

PENGARUH OLAHRAGA KOMPETITIF TERHADAP MOTIF BERPRESTASI: STUDI KOMPARATIF ANTARA SISWA ATLET DAN SISWA NON-ATLET.

0 4 77

HUBUNGAN ANTHROPOMETRIK DAN KONDISI FISIK DENGAN PRESTASI ATLET BULUTANGKIS JUNIOR JAWA BARAT.

0 0 42

Hubungan Antara Kemandirian Dengan Motif Berprestasi.

0 0 1

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 2 114

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

0 2 96

HUBUNGAN TERPAAN FILM “KING” DENGAN MOTIF BERPRESTASI ATLET BULUTANGKIS JUNIOR (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Film “KING” Dengan Motif Berprestasi Atlet Bulutangkis Junior di PB Suryanaga Surabaya).

0 0 23

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31