Terpaan Film “KING” Motif Berprestasi Atlet

4.2.3. Terpaan Film “KING”

Terpaan film “KING” diukur melalui frekuensi dan durasi. Frekuensi yaitu berapa kali responden telah menonton film “KING” baik melalui bioskop ataupun kaset vcd original, dan durasi yaitu seberapa lama responden menonton film “KING”. Indikasinya dihitung dari menit awal sampai akhir. Sebanyak 18 atlet atau 39,2 menonton film “KING” 1-2 kali; 14 atlet atau 30,4 menonton sebanyak 3-5 kali; dan 14 orang atlet atau 30,4 menonton sebanyak 6-7 kali. Alasan yang paling banyak adalah cerita dari film “KING” sangat bagus dan memotivasi mereka untuk berlatih sesuai yang mereka cita-citakan, seperti yang digambarkan tokoh Guntur dalam film tersebut. Serta sering ditayangkan di stasiun televisi. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 32 atlet atau 69,6 menonton film “KING” sampai akhir film atau mulai 1-105 menit sesuai durasi dari film “KING”; dan sebanyak 14 atlet atau 30,4 menonton hanya sampai menit ke – 69. Hal ini dikarenakan mereka harus latihan sesi selanjutnya, dan sebagian mereka sudah pernah menonton sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 diatas, maka rekapitulasi jawaban responden untuk variabel terpaan film “KING” frekuensi dan durasi adalah sebagai berikut :

4.2.4. Motif Berprestasi Atlet

Motif berprestasi merupakan keinginan kuat untuk mencapai kesuksesan atau prestasi dengan cepat, dimana kesuksesan bergantung pada kemampuan atlet itu sendiri. Adisasmito, 2007:38. Dibawah ini merupakan operasionalisasi dari variabel motif berprestasi : Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 17 atlet dengan prosentase sebanyak 37 menjawab Setuju Sekali SS, ini menunjukkan bahwa dalam mengikuti latihan, para atlet junior ini tetap akan berlatih dengan keras walaupun resiko cedera selalu membayangi mereka. Sedangkan 15 atlet atau 32,6 menjawab Setuju S. Ini seperti yang dikemukakan Adisasmito, bahwa salah satu ciri motif berprestasi yaitu berani mengambil resiko. Atlet dengan motif untuk meraih prestasi yang tinggi cenderung memilih aktivitas yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuan dan cenderung memilih aktivitas dengan derajat kesulitan yang sedang, yang memungkinkan berhasil. Adisamito, 2007:48. Sebanyak 13 atlet dengan prosentase 26,1 menjawab Kurang Setuju KS. Sedangkan sebanyak 2 atlet atau 4,3 menjawab Tidak Setuju TS. Hal ini disebabkan karena mereka berpendapat bahwa mereka berusaha agar tidak cedera dalam latihan karena dapat menganggu jadwal sehari-hari mereka baik dalam waktu latihan maupun di luar latihan, seperti sekolah, dll. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebanyak 16 atlet dengan Prosentase 34,8 menjawab Setuju Sekali SS. Hasil ini sama dengan yang memilih jawaban Setuju S. Ini membuktikan bahwa para atlet junior PB.Suryanaga merasa bahwa mereka akan latihan lebih giat dan semangat jika program latihan mereka ditambah dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adisasmito bahwa para atlet yang mempunyai motif prestasi akan menghindari tugas yang terlalu mudah karena sedikitnya tantangan atau kepuasan yang didapat. Adisasmito, 2007:48. Sebanyak 7 atlet atau 15,2 menjawab Kurang Setuju KS; 6 atlet atau 13 menjawab Tidak Setuju TS; dan 1 atlet atau 2,2 menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Alasan mereka adalah jadwal latihan yang mereka ikuti telah disesuaikan dengan aktivitas mereka di luar bulutangkis seperti sekolah atau les pelajaran. Tabel diatas menunjukkan sebanyak 25 atlet atau 54,3 menjawab Setuju Sekali SS; 17 atlet atau 37 memilih jawaban Setuju S. Ini berarti mereka selalu mengevaluasi penampilan mereka setiap selesai bertanding atau berlatih. Karena atlet yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi selalu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya. Secara teoritis, atlet dengan motif berprestasi yang lebih tinggi lebih menyukai bekerja dalam situasi dimana mereka mendapatkan umpan balik yang konkret terhadap apa yang mereka sudah lakukan. Karena jika tidak, mereka tidak dapat mengetahui apakah mereka sudah melakukan sesuatu dengan baik dibandingkan yang lain atau belum. Adisasmito, 2007: 49. Sedangkan sebanyak 3 atlet atau 6,5 menjawab Kurang Setuju KS; dan 1 orang atlet atau 2,2 menjawab Tidak Setuju TS Tabel di atas menunjukkan 22 atlet atau 47,8 memilih opsi Setuju Sekali SS, dan sebanyak 21 atlet atau 45,7 memilih opsi Setuju S ini berarti bahwa hampir seluruh atlet bulutangkis junior PB.Suryanaga adalah seorang atlet yang disiplin, dan sangat menghargai waktu. Sedangakan sebanyak 3 atlet atau 6,5 memilih opsi Kurang Setuju KS alasan nya adalah jadwal aktivitas di luar bulutangkis mereka juga sama padat, jadi kadang-kadang mereka terlambat atau pun tidak bisa mengikuti latihan. Berdasarkan data tabel di atas, sebanyak 24 atlet atau 52,2 menjawab Setuju Sekali SS; 20 atlet atau 43,5 menjawab Setuju S. Hal ini berarti sebagian besar atlet bulutangkis junior PB.Suryanaga adalah atlet yang bertanggung jawab terhadap setiap tugas ataupun program latihan yang diberikan pelatih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adisasmito, yaitu atlet dengan motif berprestasi yang tinggi memiliki tanggung jawab yang penuh dalam menjalankan program latihan yang diberikan kepadanya dengan sungguh-sungguh dan disiplin yang tinggi, seperti melakukan latihan dengan semangat dan sungguh-sungguh. Adisasmito, 2007: 49 Sedangkan 2 atlet atau 4,3 menjawab Kurang Setuju KS dengan alasan, jika diberikan tanggung jawab mereka merasa seperti ada beban selama latihan ataupun bertanding yang akibatnya akan mempengaruhi performa mereka di lapangan. Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 7 atlet dengan prosentase 15,2 menjawab Setuju Sekali SS; 28 atlet dengan prosentase 60,9 menjawab Setuju S. kesimpulan nya adalah Atlet dengan motif berprestasi yang tinggi lebih tekun dalam menjalani latihan, bahkan saat latihan tersebut dibuat sulit dan kompleks. Misalnya, jika seorang pemain mempunyai kelemahan dalam teknik, ia tidak akan segan mencari tahu dan berlatih untuk mengatasi kelemahan nya tersebut sampai bisa. Adisasmito, 2007: 50 sebanyak 9 atlet atau 19,6 menjawab Kurang Setuju KS; sedangkan 2 atlet atau 4,3 menjawab Tidak Setuju TS; alasan nya mereka takut cedera karena berada di luar pengawasan pelatih. Berdasarkan hasil tabel di atas, sebanyak 25 atlet dengan prosentase 54,3 menjawab Setuju Sekali SS; 19 atlet dengan prosentase 41,3 menjawab Setuju S. Itu membuktikan bahwa atlet junior PB.Suryanaga merupakan atlet-atlet yang inovatif. Mereka sering melakukan inovasi dalam bermain dengan melakukan cara atau sesuatu yang berbeda dari sebelum nya. Tetapi sebanyak 2 atlet dengan prosentase 4,3 menjawab Kurang Setuju KS alasan nya mereka merasa teknik yang mereka punyai sudah sempurna. Jika mencoba teknik yang baru, maka akan dapat mempengaruhi kesempurnaan performa mereka yang lama dan dapat memakan banyak waktu. Tabel di atas menunjukkan, sebanyak 19 atlet atau 41,3 menjawab Setuju Sekali SS; sebanyak 20 atlet atau 43,5 menjawab Setuju S. Hal ini dapat disimpulkan hampir sebagian atlet bulutangkis junior PB.Suryanaga sering mempelajari dan mengembangkan teknik atau pola permainan orang lain guna meningkatkan performa mereka. Sedangkan sebanyak 2 orang atlet atau 4,3 menjawab Kurang Setuju KS, dan 5 orang atlet atau 10,9 menjawab Kurang Setuju KS, hal ini menurut mereka dikarenakan jika mereka memakai teknik atau pola permainan orang lain maka tidak ada rasa percaya diri di dalam diri mereka, karena setiap orang mempunyai gaya atau pola permainan khas untuk diri mereka sendiri. Kesimpulannya para atlet bulutangkis junior PB. Suryanaga mempunyai motif untuk berprestasi dalam diri mereka masing-masing.hal ini terbukti dari tabel 4.12 sampai tabel 4.18 sebagian besar dari mereka sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan yang merupakan faktor dari motif berprestasi. Misalnya pada tabel pada tabel 4.14, 4.15, dan 4.17 sebagian besar menunjukkan angka atau persentase yang tinggi, yang berarti rata-rata dari para atlet tersebut merupakan atlet yang disiplin, bertanggung jawab, dan selalu mengembangkan ide-ide baru atau inovatif. Berdasarkan tabel 4.11 sampai tabel 4.18, maka rekapitulasi jawaban responden untuk variabel motif berprestasi adalah sebagai berikut :

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN INTENSI BERWIRASWASTA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motif Berprestasi Dengan Intensi Berwiraswasta Pada Mahasiswa.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN INTENSI BERWIRASWASTA PADA MAHASISWA Hubungan Antara Motif Berprestasi Dengan Intensi Berwiraswasta Pada Mahasiswa.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Motif Berprestasi dengan Minat Berwirausaha.

1 2 14

PENGARUH OLAHRAGA KOMPETITIF TERHADAP MOTIF BERPRESTASI: STUDI KOMPARATIF ANTARA SISWA ATLET DAN SISWA NON-ATLET.

0 4 77

HUBUNGAN ANTHROPOMETRIK DAN KONDISI FISIK DENGAN PRESTASI ATLET BULUTANGKIS JUNIOR JAWA BARAT.

0 0 42

Hubungan Antara Kemandirian Dengan Motif Berprestasi.

0 0 1

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 2 114

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

0 2 96

HUBUNGAN TERPAAN FILM “KING” DENGAN MOTIF BERPRESTASI ATLET BULUTANGKIS JUNIOR (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Film “KING” Dengan Motif Berprestasi Atlet Bulutangkis Junior di PB Suryanaga Surabaya).

0 0 23

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31