c. Pengangguran Siklis
Terjadi apabila permintaan tenaga kerja secara keseluruhan rendah. Apabila total pembelanjaan dan output menurun maka pengangguran
akan meningkat dengan segera di segala bidang. Pengangguran ini terjadi bila jumlah kesempatan kerja menurun sebagai akibat dari
terjadinya ketidakseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat.
d. Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia serta kemajuan teknologi
lainnya.
2.2.1.3. Pengaruh Pengangguran
Menurut Samuelson, 2004 : 363-364 , ada dua factor dari pengaruh pengangguran, antara lain :
1. Pengaruh Ekonomi
Ketika angka pengangguran meningkat, sebagai dampaknya ekonomi membuang barang dan jasa yang sebenarnya dapat diproduksi oleh
pengangguran. Kerugian ekonomi selama periode tingginya pengangguran adalah pembuangan terbesar yang didokumentasikan dalam perekonomian
modern.
2. Pengaruh Sosial
Biaya ekonomi dari pengangguran jelas besar, namun tidak ada jumlah dolar yang dapat mengungkapkan secara tepat tentang korban psikologi dan
manusia pada periode panjang pengangguran involuntary yang terus-menerus. Kondisi kesehatan memburuk dan harapan hidup menurun tajam.
2.2.2. Inflasi 2.2.2.1. Pengertian Inflasi
Di dalam teori ekonomi cukup banyak definisi atau pengertian mengenai inflasi yang hingga kini belum diperoleh suatu definisi yang baku
yang disetujui oleh seluruh ahli ekonomi. Definisi inflasi menurut beberapa penulis pada dasarnya sama yaitu
antara lain : a.
Inflasi adalah suatu kondisi, ketika tingkat harga agregat meningkat secara terus-menerus dan mempengaruhi individu, dunia usaha dan pemerintah
Puspopranoto, 2004 : 38.
b. Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum barang secara terus-menerus pada
suatu periode tertentu. Nopirin, 2000 : 25 .
c. Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus-menerus. Suparmono, 2004 : 128 .
d. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara
umum dan trerus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang
saja tidak desebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada
sebagian besar dari harga-harga yang lain. Boediono, 2001 : 161
Beberapa pengertian yang patut digaris bawahi dalam definisi tersebut adalah mencakup tiga aspek yaitu :
1. Adanya kecenderungan tendency harga-harga untuk meningkat, yang berarti
mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu naik dubandingkan dengan sebelumnya.
2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus-menerus sustained, yang
berarti peningkatan harga tersebut bukan hanya terjadi pada suatu waktu tertentu atau sekali waktu saja, melainkan secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama. 3.
Mencakup pengertian tingkat harga umum general level prices, yang berarti tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa
komoditi saja. Anonim, 2000 : 603 . 2.2.2.2. Pembagian Inflasi
jenis inflasi menurut sifatnya Noporin, 1994;174 inflasi dibagi dalam tiga katagori yaitu:
1. Inflasi Menyerap creeping inflation
inflasi yang menyerap dapat ditandai dengan laju inflasi yang rendah kurang dari 10 persen setahun kenaikan harga yang terjadi dalam jangka
waktu yang relative panjang
2. Inflasi Menengah galloping inflation
inflasi menengah ditandai dengan kenikan harga yang cukup besar, terjadi dalam waktu yang relatif pendek dan mempunyai sifat akselerasi.
Harga-harga pada minggu atau bulan yang lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih besar dari pada inflasi yang menyerap.
3. Inflasi Tinggi hyper inflition merupakan inflasi yang paling serius atau parah akibatnya. Harga-
harga naik secara berlipat-lipat antara 5 sampai 6 kali. Akibatnya masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan
tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja misalnya negara
dalam keadaan perang yang dibelanjakan atau ditutupi dengan mencetak uang. Akibatnya volume jumlah uang beredar meningkat dan perputarannya
semakin cepat. Inflasi yang tinggi ini berada diatas 30 perse setahun.
2.2.2.3. Pengaruh Inflasi Menurut Suparmono,2004:138-139, ada dua pengaruh yang
memungkinkan timbulnya inflasi, antara lain :
1. Pengaruh Menguntungkan
- Bagi kelompok yang memiliki uang lebih, karena uang tersebut dapat diinvestasikan pada asset tanah, rumah dan dialokasikan di pasar uang. Aset
tersebut akan mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat daripada
bentuk asset lainnya sehingga pemilik asset akan mendapatkan keuntungan dari nilai asset tersebut.
- Peminjam uang debitur akan diutangkan apabila terjadi inflasi, terlebih apabila pinjamannya dalam jangka panjang.
- Pengusaha yang melakukan pembelian barang pada saat ini dan dijual di waktu yang akan datang juga akan mengalami keuntungan karena harga beli
pada waktu yang lalu lebih murah daripada harga jualnya sekarang.
2. Pengaruh Merugikan
- Kelompok berpendapatan rendah akan mengalami penurunan daya beli
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang yang dimiliki memiliki penurunan daya beli sehingga secara riil pendapatan akan menurun seiring
kenaikan inflasi.
- Pemilik tabungan di bank juga akan mengalami kerugian apabila bunga
yang diterima dari tabungan tersebut lebih rendah daripada laju inflasi. Nilai riil tabungan akan terus mengalami pengurangan seiring terjadinya inflasi.
2.2.2.4. Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing- masing menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teori inflasi yang lengkap
yang mencakup semua aspek penting dari proses inflasi atau kenaikan harga. Pendekatan teori kuantitas memberikan penekanan pada gejala moneter. Pada
pihak lain pendekatan Keynesian dan structural menekankan pada aspek
institusional, yaitu : 1.
Teori Kuantitas
Adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar apakah berupa penambahan uang kartal atau uang giral tidak menjadi soal. Bila
jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut.
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.
2. Teori Keynesian