Keterampilan Konseptual conceptual skill

Aspek-aspek yang akan diamati dalam mengukur keterampilan hubungan kemanusiaan yang dimiliki kepala sekolah adalah : a Kemampuan berkomunikasi b Kemampuan bekerja sama c Merespon perbedaan individu d Memecahkan konflik.

3. Keterampilan Konseptual conceptual skill

Keterampilan konseptual menurut Tunggara 2001:36 adalah keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan dalam berpikir, menganalisa suatu masalah, memutuskan, dan memecahkan masalahtersebut dengan baik. Untuk ini seorang pemimpin dituntut memiliki pemahaman yang utuh terhadap organisasinya. Secara singkat Pidarta 1988 : 25 mengartikan bahwa keterampilan konseptual adalah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi. Wahjosumidjo 2002 :101 menjelaskan bahwa keterampilan konseptual adalah keterampilan yang berkenaan dengan : a Kemampuan analisis dan dan berpikir rasional b Cakap dalam berbagai konsepsi cMampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan. d Mampu mengantisipasi perintah e Mampu mengenali maca-macam kesempatan dan problema-problema sosial. Menurut Tracey dalam Wahjosumidjo, 2002 : 100 keterampilan konseptual adalah keterampilan yang berkenaan dengan : a Kemampuan seorang 28 pemimpin melihat organisasi sebagai satu keseluruhan; b mengetahui bagaimana fungsi organisasi yang bermacam-macam saling bergantung satu sama lain, bagaimana pertumbuhan yang terjadi, dan pada satu bagian tertentu akan berpengaruh terhadap bagian yang lain ; c mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh aktivitas, kepentingan dan persfektif dari individu dan kelompok ke dalam satu organisasi sebagai totalitas. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan pendidikan kepala sekolah, keteram ini menurut Resmiati 1998 : 81 berhubungan dengan kemampuan membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan penting dalam mencapai tujuan. Adapun rincian keterampilan konseptuan ini meliputi : Menetapkan prioritas, mengukur kebutuhan guru, menganlisis lingkungan pendidikan, menggunakan sistem perencanaan, memonitor atau mengontrol aktivitas kelas. Adapun aspek-aspek yang akan diamati, dalam mengukur keterampilan konseptual yang dimiliki kepala sekolah adalah : a Kepemilikan visi. b Perencanaan kegiatan sekolah. c Memonitor aktivitas kelas. d Mengembangkan kemampuan guru. e Pengorganisasian sekolah. Hal lain yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah motivasi yang kuat sehingga dapat tahan banting dalam mengelola, mengendalikan dan mengatur sekolah. 29 Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangangan. Kebutuhan tersebut timbul akibat adanya berbagai hubungan. Kebutuhan dan berwujud fisik-biologis serta sosial ekonomi. Akan tetapi yang lebih penting adalah adanya kebutuhan-kebutuhan needs yang bersifat sosial-psikis, serta penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan, jaminan sosial. Secara singkat bahwa motivasi dapat diartikan sebagai bagian integral dari jalinan kerja dalam rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Secara singkat dari segi pasif motivasi tampak sebagai kebutuhan dan sekaligus sebagai pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Di lain pihak dari segi aktif motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta meningkatkan kegairahan kebersamaan. Masing-masing pihak bekerja menurut aturan atau ukuran yang ditetapkan dengan saling menghormati, membutuhkan, mengerti, dan 30 menghargai hak dan kewajiban masing-masing dalam totalitas proses kerja operasional. Berdasarkan pandangan tersebut, motivasi dapat diformulasikan sebagai berikut : 1 Adalah setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi kemauan individu, individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak. 2 Adalah pengaruh, kekuatan yang menimbulkan perilaku individu. 3 Adalah setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang. 4 Adalah proses-proses dalam yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan goal. H.B. Siswanto, 1990 : 132. Motivasi seseorang kepala sekolah akan ditentukan oleh motivatornya. Motivator yang dimaksud adalah merupakan penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan pengaruh perilaku yang bersangkutan. Motivasi seseorang biasanya adalah : 1 Prestasi Achievement, seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan dapat mendorongnya mencapai sasaran. 2 Penghargaan Recognition, pengakuan atau suatu prestasi yang telah dicapai oleh seseorang akan merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan atau medali, dapat menjadikan motivator yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonusuang. 31 3 Tantangan challenge , adanya tantangan yang dihadapi, merupakan motivator kuat bagi seseorang untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi motivator, bahkan cenderung untuk menjadi aktivitas rutin. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan aktivitas kegairahan untuk mengatasinya. 4 Tanggung jawab responsibility, adanya rasa ikut serta memiliki sense of belonging atau rumoso handarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. 5 Pengembangan development, pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalama kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi individu untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan dari organisasi selalu dikaitkan dengan prestasi atau produktivitas kerja. 6 Keterlibatan involvement, rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya dapat pula “kotak saran” dari bawahan yang dijadikan masukan untuk manajemen merupakan motivator yang cukup kuat untuk bawahan yang bersangkutan. Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran serta berprestasi, untuk pengembangan usaha maupun pengembangan pribadi. Adanya rasa keterlibatan bukan saja 32 menciptakan rasa memiliki dan rasa turut bertanggung jawab tetapi juga menimbulkan rasa turut mawas diri untuk bekerja lebih baik, menghasilkan produk yang lebih berkualitas. 7 Kesempatan oportunity, kesempatan untuk maju dalam bentuk karier yang terbuka, dari hirarki bawah sampai pada hirarki manajemen puncak akan merupakan motivator yang cukup kuat bagi pekerja tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, tidak akan merupakan motivasi untuk berprestasi atau bekerja produktif. Sedangkan motivator lain yang timbul dari para kapala sekolah umumnya adalah : 1 Kepuasan 2 Keadilan 3 Harapan 4 Pengukuhan H.B. Siswanto, 1990 : 143. Semua motivator tersebut merupakan aspek yang diteliti dalam motivasi kerja kepala sekolah. Kepuasan berorientasi kepada faktor dalam diri individu yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Bila semua ini telah berakar pada diri kepala sekolah maka akan timbul motivator lain yaitu prestise prestige dan kekuasaan power. Prestise dilukiskan sebagai sekumpulan definisi yang tidak tertulis dari berbagai perbuatan yang diharapkan individu tampil di muka orang lain yaitu sampai berapa tinggi ia dihargai atau tidak dihargai, baik secara formal atau tidak formal dengan tulus hati. 33 Kekuasaan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar sesuai dengan maksudnya. Kekuasaan ini dapat timbul karena posisi sebagai kepala sekolah maupun karena kekuasaan yang mempribadi kekuasaan yang mengandalkan pengaruhnya dari kekuatan kepribadian dan perilakunya. Motivator lain yang timbul pada seorang pemimpin pendidikan kepala sekolah adalah keadilan. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keadilan di organisasi yang dipimpinnya karena bawahan akan selalu membandingkan usaha dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama. Begitu juga harus mampu berbuat adil dalam memberikan waktu kerja, dan jabatan bagi bawahannya. Harapan expectancy pun perlu dimiliki oleh para kepala sekolah karena menunjukkan persepsi individu mengenai sulitnya mencapai perilaku tertentu dan mengenai kemungkinan tercapainya perilaku tersebut. Harapan ini mencakup kepada hal-hal berikut : 1 Kemampuan ability dapat menunjukkan potensi individu untuk melaksanakan taugas atau pekerjaan. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki individu untuk melaksanakan pekerjaan. 2 Kekuatan force yaitu untuk menilai besar dan arahnya semua kekuatan yang mempengaruhi individu. 3 Valensi valence yaitu preferensi hasil sebagaimana yang dilihat individu. Suatu hasil mempunyai valensi positif apabila dipilih dan lebih disenangi, dan mempunyai valensi negatif bila tidak dipilih kembali, dan valensi nol apabila individu acuh tak acuh memperolehnya. 4 Pertautan instrumentality adalah persepsi individu bahwa hasil pertama akan dihubungkan dengan hasil kedua. H.B. Siswanto, 1990:148. 34 Pengukuhan reinforcement merupakan motivator kepala sekolah untuk memodifikasi perilaku bawahan yang dapat diukur. Dalam banyak hal pengukuhan ini bekerja sesuai dengan yang diperkirakan sebelumnya. Sedangkan dalam hal lain pengukuhan tidak dapat memodifikasi perilaku bawahan sebagai akibat tidak adanya aturan kompetisi yang jelas dan tegas. Dengan demikian pengukuhan seringkali diterapkan dalam hal pemberian jabatan, peraturantata tertib, dan kompetisi dalam kenaikan jabatan atau penetapan gaji.

B. Mutu Proses Pembelajaran