Supervisor Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran

penting karena terdapat pendelegasian tugas – tugas dan tanggungjawab dalam memotivasi dan mem.pengaruhi semangat kerja.

3. Supervisor

Supervisor menurut arti kata adalah berasal dari dua buah kata yang “ super “ = atas atau lebih dan “ visi “ = lihat, awasi. Menurut M. Rifa’i supervisi adalah suatu proses, yaitu “serangkaian kegiatan yang membawa guna ke tingkat kemampuan yang lebih . Dengan demikian, supervisi merupakan kelebihan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sehingga diperlukan kelebihan baik pengetahuan, pengalaman, pendidikan dan kecakapan, serta memiliki sifat – sifat kepribadian yang menonjol, sehingga dengan kelebihanya itu seorang supervisor pendidikan dapat melaksanakan pengawasan, yaitu tentang kreativitas kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pada sekolah yang dipimpinnya kearah perbaikan, sesuai dengan pendapat N.A. Amentebun, 1999 : 29 berikut ini : “Superisi pendidikan adalah pembinaan ke arah situasi pendidikan, pembinaan yang dimaksud berupa bimbingan atau tuntutan ke arah perbaikan situasi pendidikan termasuk pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar. “ Dalam perananya sebagai supervisor harus berusaha memberikan kesempatan dan bantuan propesional kepada guru – gurunya untuk tumbuh dan berkembang, serta mengidentifikasikan bakat – bakat dan kesanggupanya. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan dapat diharapkan akan menjadikan para 59 guru dengan kreatifitasnya mampu mengolah administrasi yang sangat berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Peranan supervisor sangat diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan kependidikan terutama bagi pengembangan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik, dimana administrasi merupakan alat yang mudah untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar sehingga kreativitas seorang kepala sekolah sebagai supervisor sangat dibutuhkan oleh para guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pengawas yang mempunyai fungsi sebagai pembingbing para guru ke arah perbaikan dan mempunyai hubungan terdekat dengan para guru, di dalam melaksanakan pembinaan kepala sekolah akan lebih luwes lagi bila hubungan dengan para guru sangat erat sekali sesuai dengan pendapat Moekijat 1998 : 20 , bahwa seorang pemimpin itu harus: 1 Bergaul dengan bawahan 2 Meminpin soal – soal teknis 3 Mengadakan koordinasi dengan pekerjaan dari kesatuan atau unit – unit organiasi. 4 Melatih pegawai – pegawai 5 Merencanakan perbaikan – perbaikan dan metode – metode kerja 6 Membangun semangat kerja. Sedangkan menurut pendapat N.A. Ametabun 1999 : 58 bahwa, kepala sekolah hendaknya memperhatikan faktor – faktor kemanusiaan yang menyangkut semangat kerja dikatakan sebagai berikut: 1 Kesulitan ekonomi; 2 Kekurangan fasilitas; 3 Komflik – komflik pribadi, iri hati, saling dendam; 4 Komflik – komflik dalam masyarakat; 60 5 Evaluasi supervisor yang berat sebelah; 6 Sistem “ anak emas “ dan sebagainya. Dalam kedua pendapat tersebut maka sasaran supervisi ialah memberikan bantuan terhadap guru – guru dalam usaha memperbaiki situasi belajar mengajar, dimana terjadi proses interaksi antara guru dan murid untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian tugas dan tanggungjawab seorang kepala sekolah sebgai supervisor pendidikan harus pandai meneliti, mencari dan memerlukan syarat – syarat manakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolah. Kreativitas dipandang sebagai variabel yang berperan sebagai strategi bahkan dapat dikatakan sebagai trigger yang menggetarkan dan menggerakan proses serta interaksi pendidikan yang bermutu 1984 : 18 . Lebih lanjut Achmad Sanusi memperkenalkan salah satu dimensi dari keberanian yang disebutnya keberanian kreatif, yang didukung oleh dimensi lainnya yakni keberanian moral, keberanian imani. Keberanian kreatif yaitu kemauan, kesediaan,kesiapan, kemampuan, orang untuk berlatih, mencoba, membiasakan diri menaruh perhatian sungguh, mengolah imformasi menyusun dan membentuk gagasan dan akhirannya memproduksi sesuatu dengan arti, makna, dan kegunaan baru yang lebih bermutu dari apa yang ada sebelumnya… Selanjutnya menurut Achmad Sanusi 1984 : 15 orang kreatif akan menunjukan : a. Mampu mempertimbangkan dan memilih infut – infut yang lebih sesuai, mempertimbangkan dan memilih cara –cara secara teknis maupun hubungan antara pribadi yang lebih sesuai ; b. Mampu memecahkan masalah sewaktu dihadapkan alternatif – alternatif yang tidak menguntungkan atau yang tidak berguna bahkan yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kerugian dan; 61 c. Senantiasa memelihara dan melatih mengembangkan potensi dasar ke- kreatifannya yang sudah di bawa sejak lahir. Konsep kreatifitas erat kaitanya dengan konsep kesehatan healthy, aktualisasi diri dan manusia yang utuh fully human person 1971: 57. Kepribadian yang sehat atau aktualisasi diri dapat diwujudkan sewaktu orang merasakan kebebasan dan keterbukaan ini dapat tercipta bilamana konsep diri seseorang secara positif meningkat. Konsep diri seseorang akan meningkat kalau berbagai kemampuannya dikembangkan. Kemampuan trsebut dapat dikembangkan jika orang tersebut memiliki keberanian untuk berusaha melakukan perbuatan – perbuatan kreatf. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Maslow dan Craig terhadap individu yang bermental sehat, berhasil mengidentifikasi beberapa ciri individu kreatif, penuh gairah, senantiasa berdedikasi terhadap segala sesuatu yang mereka yakni banyak melibatkan diri dalam keterkaitan dengan tugasnya Moh. Amien, 1980: 29. Terdapat kesamaan dalam mengkaji masalah kreativitas antara J.V. Glomore dengan Moslow. Keduanya mendekati kreativtas tersebut dari sudut personalitas kepribadian. J.V. Glimore memandang kreativitas sebagai suatu potensi yang besar dan penting dalam semua aktivitas manusia 1974: 26 . Selanjutnya dikatakan bahwa, orang yang kreatif adalah orang yang produktif, Glimore mengidentifikasi orang – orang kreatif sebagai berikut : Orang yang kreatf memiliki idependensi yang tinggi, inovatif dalam mendekati masalah, selain itu memiliki kekhususan yang diandalkan baik segi teoritik maupun estetik.Ia pula terbuka dengan berbagai pengalaman dan ditandai oleh spontanitas yang fleksibel dan pandangan yang komplek. Ia bebas dari suatu kompormitas, selalu menghasilkan 62 dan kadang – kadang intelegensinya tidak didukung oleh kemampuan akademik 1974 : 25. Pandangan Gilmore ini, tidak dapat dipisahkan dengan pandangannya mengenai pribadi yang produktif. Hal ini disebabkan karena kreativitas itu sendiri merupakan kualitas dari pribadi yang produktif. Kreativitas merupakan kemampuan individu menangkap sesuatu yang unik baginya kemudian menghasilkan sesuatu ide baru dan pemahaman baru yang berguna bagi individu tersebut. Orang berbuat kreatif karena secara potensial manusia memiliki potensi untuk kreatif, hal ini disebabkan oleh dorongan kebutuhan rasa aman dan harga diri, selain lingkungannya. Terdapat dua unsur dalam berpikir kreatif yaitu :

1. Fluency, yaitu suatu kemampuan memecahkan persoalan dengan lancar dan