51
N 7 Semarang. Secara lebih jelasnya jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Distribusi Populasi Guru T. Bangunan SMKN se- Kota Semarang
No SMKN se-Kota Semarang
Yang Mempunyai Program Keahlian Teknik Bangunan
Populasi Guru Teknik
Bangunan 1.
SMK Negeri 3 Semarang 13
2. SMK Negeri 4 Semarang
8 3.
SMK Negeri 5 Semarang 10
4. SMK Negeri 7 Semarang
30 Jumlah
61
3. Sampel Penelitian
Pengertian sampel menurut Moh. Ali 2005:54 ”sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi”. Penentuan sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representative. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang kesalahan dapat digeneralisasi semakin kecil. Menurut Arief Furchan, 2007:199 apabila populasi terdiri dari
sejumlah sub-kelompok atau lapisan strata yang mungkin mempunyai ciri berbeda, acapkali diperlukan suatu bentuk penarikan sampel yang
disebut penarikan sampel berlapis stratified sampling. Mengingat adanya stratifikasi lapisan dalam populasi dimana ada
dua SMKN di kota Semarang yang berkategori Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI yaitu SMKN 7 Semarang dan SMKN 4
52
Semarang dan SMKN yang termasuk sekolah kategori mandiri SMKN- SKM yaitu SMKN 3 Semarang dan SMKN 5 Semarang, maka peneliti
menetapkan penarikan sampel dilakukan secara berlapis stratified sampling.
Karena populasinya berstrata maka sampelnya juga berstrata. Dalam penelitian ini strata yang digunakan menurut standar mutu pendidikan
sekolah yaitu sekolah kategori mandiri SKM dan rintisan sekolah bertaraf internasional RSBI.
Tabel 3.2 Klasifikasi SMKN Berdasarkan Standar Mutu Pendidikan Sekolah
No Standar Mutu Pendidikan
Nama SMKN Jumlah
Guru 1.
SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM
SMK N 3 Semarang 13
SMK N 5 Semarang 10
Jumlah Populasi 23
2. SMKN Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional SMKN-RSBI
SMK N 7 Semarang 30
SMK N 4 Semarang 8
Jumlah Populasi 38
Dari jumlah populasi 61, bila dikehendaki keperrcayaan sampel terhadap populasi 91 atau tingkat kesalahan 9 , maka jumlah sampel
yang diambil 0,55 x 61 = 33,55 = 34 Berdasarkan perhitungan sampel menurut Harry King dengan menggunakan nomogram, tarik dari angka 61
melewati taraf kesalahan 9 , maka akan ditemukan titik diantara angka 50 dan 60. Titik itu kurang lebih 55. Karena populasi berstrata, maka
53
sampelnya juga berstrata. Dengan demikian masing-masing sampel untuk standar mutu pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Jadi
jumlah sampel untuk : SMKN-SKM =
13 82
, 12
34 61
23 =
= ×
SMKN-RSBI = 21
18 ,
21 34
61 38
= =
× D.
Metode Pengumpulan Data 1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang daftar nama guru bangunan dan jumlah guru
bangunan. Data tersebut merupakan data yang digunakan untuk meneliti sampel. Metode dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data
tentang supervisi kepala sekolah. 2. Metode Angket Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto, 2002:128. Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu Sugiyono, 2001:86. Jadi
dengan skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana supervisi kepala sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN- SKM dan SMKN
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus program
54
keahlian teknik bangunan serta kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota semarang.
Metode angket dilakukan saat try-out soal angket dan saat penelitian itu sendiri. Angket pertanyaan ini menggunakan empat alternatif jawaban
dengan bobot skor sebagai berikut: a. Skor 4 untuk jawaban a
b. Skor 3 untuk jawaban b c. Skor 2 untuk jawaban c
d. Skor 1 untuk jawaban d
E. Alat dan Instrumen Penelitian