88
kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota Semarang adalah 44,01 .
Dan selebihnya kompetensi profesional guru teknik bangunan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI
dipengaruhi oleh faktor lain selain supervisi kepala sekolah sebesar 55,99.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Di SMKN Kategori Mandiri SMKN-
SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan Terhadap Kompetensi
Profesional Guru Teknik Bangunan Se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2008- 2009”.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan : 1. Di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM khusus program keahlian
teknik bangunan, Supervisi kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota Semarang.
Ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang memperoleh F
hitung
= 8,72 F
tabel
= 4,844. Adapun pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
profesional guru teknik bangunan di SMKN-SKM adalah cukup besar yaitu 44,23.
89
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kom petensi Profesional Guru T. Bangunan
Di SMKN-SKM Sekolah Kategori Mandiri
55,77 44,23
Supervisi Kepala Sekolah
Faktor Lain
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kom petensi Profesional Guru T. Bangunan
Di SMKN-RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
44,01 55,99
Supervisi Kepala Sekolah
Faktor Lain
Gambar 4.5 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah di SMKN-SKM Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan
2. Di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus program keahlian teknik bangunan, Supervisi kepala sekolah berpengaruh
secara signifikan terhadap kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota Semarang. Ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang
memperoleh F
hitung
= 14,94 F
tabel
= 4,381. Adapun pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
profesional guru teknik bangunan di SMKN-RSBI adalah besar yaitu 44,01.
Gambar 4.6 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah di SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan
Dari hasil gambar 4.5 dan 4.6 diagram diatas menunjukkan bahwa, ada pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru
teknik bangunan se-kota Semarang baik di SMKN Kategori Mandiri SMKN-
90
SKM maupun di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN- RSBI.
Hal ini sangat beralasan, sebab supervisi merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Menurut salinan
lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 April 2007 tentang standar kepala sekolah madrasah disebutkan salah satu
kompetensi supervisi adalah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Jika kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan
secara efektif, maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan kompetensi profesional guru.
Dari gambar diagram pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru teknik bangunan terlihat bahwa ternyata untuk
pengaruh supervisi kepala sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN- SKM khusus program keahlian teknik bangunan lebih besar dengan
persentase 44, 23 . Berbeda dengan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI dengan presentase 44,01 , hampir sama dengan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM hanya selisih 0,22 . Sedangkan sisanya,
persentase kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
91
Dimana faktor-faktor yang turut mempengaruhi kompetensi profesional guru adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
guru itu sendiri, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari guru sendiri. Sedangkan faktor eksternal, misalnya kepala
sekolah, fasilitas pendidikan dan lingkungan sekolah. 3. Berdasarkan analisis regresi di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM
khusus program keahlian teknik bangunan, diperoleh persamaan regresi X
Y 827
, 279
, 27
+ =
∧
Dari persamaan regresi diatas, pengaruh supervisi kepala sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM khusus program keahlian teknik
bangunan terhadap kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota Semarang dapat dijelaskan yaitu jika supervisi kepala sekolah meningkat
sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatnya kompetensi profesional guru teknik bangunan sebesar 0,827 satuan pada konstanta
27,279. Sebaliknya jika supervisi kepala sekolah menurun sebesar satu
satuan maka akan diikuti dengan menurunnya kompetensi profesional guru teknik bangunan sebesar 0,827 satuan pada konstanta 27,279 satuan.
4. Berdasarkan analisis regresi di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus program keahlian teknik bangunan,
diperoleh persamaan regresi X
Y 338
, 073
, 58
+ =
∧
Dari persamaan regresi diatas, pengaruh supervisi kepala sekolah di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus
92
program keahlian teknik bangunan terhadap kompetensi profesional guru teknik bangunan se-kota Semarang dapat dijelaskan yaitu jika supervisi
kepala sekolah meningkat sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatnya kompetensi profesional guru teknik bangunan sebesar
0,338 satuan pada konstantan 58,073. Sebaliknya jika supervisi kepala sekolah menurun sebesar satu
satuan maka akan diikuti dengan menurunnya kompetensi profesional guru teknik bangunan sebesar 0,338 satuan pada konstanta 58,073 satuan.
5. Deskripsi Variabel Supervisi Kepala Sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan. Untuk mengungkap gambaran variabel supervisi kepala sekolah
digunakan 23 item pertanyaan dengan indikator yaitu : a. Supervisi kunjungan kelas
b. Membangkitkan semangat kerja guru c. Bimbingan guru
d. Rapat-rapat pembinaan e. Kegiatan diluar mengajar.
Gambaran tentang Supervisi Kepala Sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan dapat dilihat pada gambar grafik berikut berdasarkan skor rata-rata tiap
indikatornya.
93
Deskripsi Supervisi Kepala Sekolah Di SM KN-SKM dan SM KN-RSBI
20 40
60 80
I-1 I-2
I-3 I-4 I-5
Indikator Supervisi S
k o
r R a
ta -R
a ta
SMKN-SKM SMKN-RSBI
Gambar 4.7 Grafik Deskripsi Supervisi Kepala Sekolah di SMKN-SKM dan SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan
Untuk lebih jelas mengenai supervisi kepala sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMKN-RSBI khusus program keahlian teknik bangunan, berikut ini dapat dilihat dari perhitungan analisis deskripsi untuk tiap
indikator. a. Supervisi Kunjungan Kelas
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor salah satunya adalah melakukan kunjungan kelas untuk melihat atau mengamati seorang guru
yang sedang mengajar. Menurut Piet Sahertian 2000:53, kunjungan kelas bertujuan untuk
memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Fungsinya sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara
mengajar guru dan cara belajar siswa.
94
Ditinjau dari penilaian masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Distribusi Supervisi Kunjungan Kelas No SMKN
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Rata-rata Skor
F F F F
F 1. SMKN
SKM 1 7,69
0 0,00 11 84,62 1 7,69 6,62 55,13 C
2. SMKN RSBI
3 14,29 3 14,29 10 47,62 5 23,81 7 58,33
C
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-1 variabel supervisi kepala sekolah pada lampiran 7 hal 143.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor supervisi kunjungan kelas dari kepala sekolah di SMKN Kategori
Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus program keahlian teknik bangunan
sama-sama masuk dalam kategori cukup. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 6,62 dengan persentase skor
55,13 lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 7 dengan persentase skor
58,33 Dengan rincian di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM, dari
13 guru teknik bangunan dalam menilai supervisi kunjungan kelas, 1 guru 7,69 menilai kategori sangat baik, 0 guru 0,00 menilai
kategori baik,11 guru 84,62 menilai kategori cukup dan 1 guru 7,69 yang menilai supervisi kunjungan kelas dalam kategori kurang.
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menilai supervisi
95
kunjungan kelas, 3 guru 14,29 menilai kategori sangat baik, 3 guru 14,29 menilai kategori baik,10 guru 47,62 menilai kategori
cukup dan 5 guru 23,81 yang menilai supervisi kunjungan kelas dalam kategori kurang.
b. Membangkitkan Semangat Kerja Guru Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
supervisor adalah membangkitkan dan merangsang guru-guru di sekolah dalam menjalankan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya.
Menurut Piet Sahertian 2000:21 seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction-Foundation and
Dimension 1961, mengemukakan satu dari delapan funsi supervisi
adalah menstimulasi usaha-usaha yang kreatif. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha
meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam dirinya sebagai pelaku aktif dalam proses belajar-mengajar.
Ditinjau dari penilaian masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12 Indikator Membangkitkan Semangat Kerja Guru No SMKN
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Rata-rata Skor
F F F
F F
1. SMKN SKM
1 7,69 9 69,23 3 23,08 0 0,00 5,92 74,04 B
2. SMKN RSBI
3 14,29 9 42,86 8 38,10 1 4,76 5,76 72,02 B
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-2 variabel supervisi kepala sekolah pada lampiran 7 hal 143.
96
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kepala sekolah sebagai supervisor dalam memberikan semangat kerja guru di
SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus pogram keahlian teknik
bangunan sama-sama masuk dalam kategori baik. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 5,92 dengan
persentase skor 74,04 lebih besar dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 5,76
dengan persentase skor 72,02 . Dengan rincian di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM, dari
13 guru teknik bangunan dalam menilai kepala sekolah sebagai supervisor dalam memberikan semangat kerja guru, 1 guru 7,69
menilai kategori sangat baik, 9 guru 69,23 menilai kategori baik, 3 guru 23,08 menilai kategori cukup dan 0 guru 0,00 yang menilai
dalam kategori kurang. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menilai kepala sekolah sebagai supervisor dalam memberikan semangat kerja guru, 3
guru 14,29 menilai kategori sangat baik, 9 guru 42,86 menilai kategori baik, 8 guru 38,10 menilai kategori cukup dan 1 guru 4,76
yang menilai dalam kategori kurang.
97
c. Bimbingan Guru Tugas lain kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing
guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah dan pengembangan metode dan evaluasi
pembelajaran. Sejalan dengan definisi supervisi yang dikemukanan oleh Ross L
1980 , mendefinisikan supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan
kurikulum. Ditinjau dari penilaian masing-masing guru diperoleh hasil pada
tabel berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Bimbingan Guru
No SMKN Sangat
Baik Baik Cukup Kurang Rata-rata
Skor F F
F F F
1. SMKN SKM
0 0,00 1 7,69 10
76,92 2 15,38 28 50,00
C 2. SMKN
RSBI 6 28,57 2 9,52 6 28,57 7 33,33 32,71 58,42
C
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-3 variabel supervisi kepala sekolah pada lampiran 7 hal 143.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kepala sekolah dalam memberikan bimbingan guru di SMKN Kategori Mandiri
SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus pogram keahlian teknik bangunan sama-sama
masuk dalam kategori cukup. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 28 dengan persentase skor 50 lebih
98
kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 32,71 dengan persentase skor 58,42 .
Dengan rincian di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM, dari 13 guru teknik bangunan menilai kepala sekolah dalam memberikan
bimbingan, 0 guru 0,00 menilai kategori sangat baik, 1 guru 7,69 menilai kategori baik, 10 guru 76,92 menilai kategori cukup dan 2
guru 15,38 yang menilai dalam kategori kurang. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menilai kepala sekolah dalam memberikan bimbingan, 6 guru 28,57 menilai
kategori sangat baik, 2 guru 9,52 menilai kategori baik, 6 guru 28,57 menilai kategori cukup dan 7 guru 33,33 yang menilai dalam
kategori kurang. d. Rapat-rapat pembinaan
Kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan perencanaan, termasuk didalamnya antara lain mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Ini merupakan salah satu teknik dalam supervisi yang bersifat
kelompok seperti yang dikemukakan oleh John Minor Gwyn 1963: 326- 327 seperti dikutip oleh Piet Sahertian 2000: 87, yaitu rapat guru
sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar.
99
Ditinjau dari penilaian masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Distribusi Rapat-Rapat Pembinaan No SMKN
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Rata-rata Skor
F F
F F F
1. SMKN SKM
0 0,00 2 15,38 11 84,62 0 0,00 4,46
55,77 C
2. SMKN RSBI
2 9,52 2 9,52 17 80,95 0 0,00 4,67 58,33
C
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-4 variabel supervisi kepala sekolah pada lampiran 7 hal 143.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kepala sekolah sebagai supervisor dalam rapat-rapat pembinaan di SMKN
Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus pogram keahlian teknik bangunan
sama-sama masuk dalam kategori cukup. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 4,46 dengan persentase skor
55,77 lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 4,67 dengan persentase
skor 58,33 . Dengan rincian di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM, dari
13 guru teknik bangunan menilai kepala sekolah sebagai supervisor dalam rapat-rapat pembinaan, 0 guru 0,00 menilai kategori sangat
baik, 2 guru 15,38 menilai kategori baik, 11 guru 84,62 menilai kategori cukup dan 0 guru 0,00 yang menilai dalam kategori kurang.
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menilai kepala
100
sekolah sebagai supervisor dalam rapat-rapat pembinaan, 2 guru 9,52 menilai kategori sangat baik, 2 guru 9,52 menilai kategori baik, 17
guru 80,95 menilai kategori cukup dan 0 guru 0,00 yang menilai dalam kategori kurang.
e. Kegiatan diluar mengajar. Untuk meningkatkan kompetensinya, kepala sekolah perlu
memberikan kesempatan kepada guru dengan kegiatan-kegiatan di luar mengajar seperti MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran, pelatihan-
pelatihan atau seminar. Ini merupakan salah satu teknik dalam supervisi yang bersifat
kelompok yang dikemukakan oleh John Minor Gwyn 1963: 326-327 seperti dikutip oleh Piet Sahertian 2000: 103-113, diantarany adalah
penataran, lokakarya workshop, diskusi panel, seminar dan simposium. Merupakan salah satu kegiatan dalam rangka untuk meningkatkan
kompetensi profesional guru. Ditinjau dari penilaian masing-masing guru diperoleh hasil pada
tabel berikut ini : Tabel 4.15 Distribusi Indikator Kegiatan Di Luar Mengajar
No SMKN Sangat
Baik Baik Cukup Kurang Rata-rata
Skor F F
F F F
1. SMKN SKM
0,00 1 7,69 7 53,85 5 38,46 3,85 48,08
C 2. SMKN
RSBI 4 19,05 1 4,76 13 61,9 3 14,29 4,62 57,74
C
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-5 variabel supervisi kepala sekolah pada lampiran 7 hal 143.
101
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kepala sekolah memberikan kesempatan guru kegiatan di luar mengajar
di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus pogram keahlian teknik
bangunan sama-sama masuk dalam kategori cukup. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 3,85 dengan
persentase skor 48,08 lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 4,62
dengan persentase skor 57,74 . Dengan rincian di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM, dari
13 guru teknik bangunan menilai kepala sekolah memberikan kesempatan guru kegiatan di luar mengajar, 0 guru 0,00 menilai
kategori sangat baik, 1 guru 7,69 menilai kategori baik, 7 guru 53,85 menilai kategori cukup dan 5 guru 38,46 yang menilai dalam
kategori kurang. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menilai kepala sekolah memberikan kesempatan guru kegiatan di luar mengajar, 4 guru
19,05 menilai kategori sangat baik, 1 guru 4,76 menilai kategori baik, 13 guru 61,9 menilai kategori cukup dan 3 guru 14,29 yang
menilai dalam kategori kurang.
102
6. Analisis deskripsi tentang kompetensi profesional guru teknik bangunan baik di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun
2005, dan Johnson 1980 kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional. Yang termasuk kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran yang terdiri dari penguasaan bahan yang
harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan, penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan, penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa
Untuk mengungkap gambaran kompetensi profesional guru teknik bangunan digunakan 24 item pertanyaan dengan indikator yaitu :
a. Menguasai landasan kependidikan b. Memahami psikologi pendidikan dan menguasai materi pelajaran
c. Mengaplikasikan metodologi pembelajaran d. Merancang dan memanfaatkan media serta sumber belajar
e. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
103
De s k rips i Kom pe te ns i Profe s ional Guru T. Bangunan
Di SM KN-SKM dan SM KN-RSBI
20 40
60 80
100
I-1 I-
2 3
I-4 I-
5 I-
6 I-
7 I-
8
Indik ator Kom pe te ns i Profe s ional Guru S
k o
r R a
ta -R
a ta
SMKN-SKM SMKN-RSBI
f. Menyusun program pembelajaran g. Melaksanakan unsur penunjang administrasi sekolah, bimbingan dan
penyuluhan, penelitian dan berpikir ilmiah Gambaran tentang kompetensi profesional guru teknik bangunan di
SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI dapat dilihat pada gambar grafik
berikut berdasarkan skor rata-rata tiap indikatornya.
Gambar 4.8 Grafik Deskripsi Kompetensi Profesional Guru Teknik Bangunan
Untuk lebih jelas mengenai kompetensi profesional guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, berikut ini dapat dilihat dari perhitungan analisis deskripsi untuk tiap indikator.
a. Menguasai Landasan Pendidikan Menurut Adi, Saiful 2007, tingkat keprofesionalan seorang guru
dapat dilihat dari kompetensi kemampuan untuk menguasai landasan
104
kependidikan. Misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan
pembelajaran. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel
berikut ini : Tabel 4.16 Indikator Kemampuan Menguasai Landasan Pendidikan
No SMKN Sangat
Tinggi Tinggi Rendah
Sangat Rendah
Rata-rata Skor
F F F
F F
1. SMKN SKM
5 38,46 5 38,46 2 15,38 1 7,69 6,23 77,88
T 2. SMKN
RSBI 15 71,43 2
9,52 4 19,05 0 0,00 7,05 88,07 ST
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-1 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor guru teknik bangunan menguasai landasan pendidikan di SMKN Kategori
Mandiri SMKN-SKM masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor adalah 6,23 dengan persentase skor 77,88 .
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN- RSBI masuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan rata-rata skor adalah
7,05 dengan persentase skor 88,07 . Untuk indikator menguasai landasan pendidikan dari 13 guru
teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 5 guru 38,46 masuk dalam kategori sangat tinggi, 5 guru 38,46 masuk
dalam kategori tinggi dan 2 guru 15,38 masuk dalam kategori rendah serta 1 guru 7,69 yang termasuk kategori sangat rendah.
105
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam menguasai landasan
pendidikan, 15 guru 71,43 masuk dalam kategori sangat tinggi, 2 guru 9,52 masuk dalam kategori tinggi, 4 guru 19,05 masuk
dalam kategori rendah dan tidak ada guru 0 yang termasuk dalam kategori sangat rendah.
b. Memahami Psikologi Pendidikan dan Menguasai Materi Pelajaran Menurut Adi, Saiful 2007, tingkat keprofesionalan seorang guru
dapat dilihat dari kompetensi kemampuan memahami psikologi pendidikan dan menguasai materi pelajaran.
Seorang guru harus memiliki pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa dan
paham tentang teori-teori belajar. Serta penguasaan materi pelajaran yang disesuaikan dengan bidang studi yang diajarkannya.
Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.17 Indikator Memahami Psikologi Pendidikan dan Menguasai Materi Pelajaran
No SMKN Sangat
Tinggi Tinggi Rendah Sangat
Rendah Rata-rata
Skor F F
F F
F 1. SMKN
SKM 2 15,38 2
15,38 9 69,23 0 0,00 5,23 65,38
T 2. SMKN
RSBI 5 23,81 8
38,10 8 38,10 0 0,00 5,73 71,59
T
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-2 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
106
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor guru teknik bangunan memahami psikologi pendidikan dan menguasai materi
pelajaran di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI sama-sama
masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 5,23 dengan persentase skor 65,38
lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 5,73 dengan persentase
skor 71,59 . Untuk indikator memahami psikologi pendidikan dan menguasai
materi pelajaran dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 2 guru 15,38 masuk dalam kategori sangat
tinggi, 2 guru 15,38 masuk dalam kategori tinggi dan 9 guru 69,23 masuk dalam kategori rendah serta tidak ada guru 0 yang
termasuk kategori sangat rendah. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam memahami psikologi pendidikan dan menguasai materi pelajaran, 5 guru 23,81
masuk dalam kategori sangat tinggi, 8 guru 38,10 masuk dalam kategori tinggi, 8 guru 38,10 masuk dalam kategori rendah dan tidak
ada guru 0 yang termasuk dalam kategori sangat rendah.
107
c. Mengaplikasikan Metodologi Pembelajaran Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan
berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” Wina Senjaya
2008. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada
tabel berikut ini : Tabel 4.18 Indikator Mengaplikasikan Metodologi Pembelajaran
No SMKN Sangat
Tinggi Tinggi Rendah
Sangat Rendah
Rata-rata Skor
F F F
F F 1 SMKN
SKM 8 61,54 5
38,46 0 0,00 0 0,00 9,46 78,85
T 2 SMKN
RSBI 12 57,14 8
38,10 1 4,76 0 0,00 9,82 81,82 ST
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-3 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan guru teknik bangunan dalam mengaplikasikan metodologi
pembelajaran di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor adalah 9,46 dengan persentase skor
78,85 .
108
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN- RSBI masuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan rata-rata skor adalah
9,82 dengan persentase skor 81,82 . Untuk indikator kemampuan dalam mengaplikasikan metodologi
pembelajaran dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 8 guru 61,54 masuk dalam kategori sangat tinggi, 5
guru 38,46 masuk dalam kategori tinggi dan 0 guru 0 masuk dalam kategori rendah serta 0 guru 0 yang termasuk kategori sangat
rendah. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, dari 21 guru teknik bangunan dalam mengaplikasikan metodologi pembelajaran, 12 guru 57,14 masuk dalam kategori
sangat tinggi, 8 guru 38,10 masuk dalam kategori tinggi, 1 guru 4,76 masuk dalam kategori rendah dan tidak ada guru 0 yang
termasuk dalam kategori sangat rendah. d. Merancang dan memanfaatkan media serta sumber belajar
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merancang dan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar manusia. Di antara sumber belajar adalah media
yang meliputi pesan, bahan dan alat. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
109
dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar Pustekomdikbud: 1981.
Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.19 Indikator Merancang dan Memanfaatkan Media serta Sumber Belajar
No SMKN Sangat
Tinggi Tinggi Rendah
Sangat Rendah
Rata-rata Skor
F F F
F F
1. SMKN SKM
2 15,38 8 61,54 3 23,08 0 0,00
18,92 67,58 T
2. SMKN RSBI
9 42,86 9 42,86 3 14,29 0 0,00
21,77 77,76 T
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-4 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan guru teknik bangunan dalam merancang dan memanfaatkan
berbagai media dan sumber belajar di SMKN Kategori Mandiri SMKN- SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-
RSBI sama-sama masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 18,92 dengan persentase
skor 67,58 lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 21,77 dengan
persentase skor 77,76 . Untuk indikator kemampuan guru dalam merancang dan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 2 guru 15,38
masuk dalam kategori sangat tinggi, 8 guru 61,54 masuk dalam
110
kategori tinggi dan 3 guru 23,08 masuk dalam kategori rendah serta tidak ada guru 0 yang termasuk kategori sangat rendah.
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, kemampuan dari 21 guru teknik bangunan dalam
merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, 9 guru 42,86 masuk dalam kategori sangat tinggi, 9 guru 42,86 masuk
dalam kategori tinggi, 3 guru 14,29 masuk dalam kategori rendah dan tidak ada guru 0 yang termasuk dalam kategori sangat rendah.
e. Melaksanakan evaluasi pembelajaran Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk
memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek Davies, 1981:3.
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, yaitu proses untuk menentukan nilai pembelajaran
yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran.
Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20 Indikator Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran No SMKN
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat
Rendah Rata-rata
Skor F F
F F
F 1. SMKN
SKM 3 23,08 6
46,15 3 23,08 1 7,69 8,38 69,87
T 2. SMKN
RSBI 10 47,62 8
38,10 3 14,29 0 0,00 9,55 79,55 T
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-5 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
111
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan guru teknik bangunan dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI sama-sama
masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM adalah 8,38 dengan persentase skor 69,87
lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata skornya 9,55 dengan persentase
skor 79,55 . Untuk indikator kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 3 guru 23,08 masuk dalam kategori sangat tinggi, 6
guru 46,15 masuk dalam kategori tinggi dan 3 guru 23,08 masuk dalam kategori rendah serta 1 guru 7,69 yang termasuk kategori
sangat rendah. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, kemampuan dari 21 guru teknik bangunan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, 10 guru 47,62 masuk dalam
kategori sangat tinggi, 8 guru 38,10 masuk dalam kategori tinggi, 3 guru 14,29 masuk dalam kategori rendah dan tidak ada guru 0
yang termasuk dalam kategori sangat rendah.
112
f. Menyusun program pembelajaran GBPP atau Garis-garis Besar Program Pembelajaran, merupakan
panduan pelaksanaan pembelajaran, yang menjelaskan apa judul materi pelajaran yang akan diberikan, apa nama pendidikannya, berapa jumlah
sesinya, gambaran singkat tujuan pembelajaran, serta sub pokok bahasan dan alat atau metode yang digunakan.
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
Tabel 4.21 Indikator Menyusun Program Pembelajaran No SMKN
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat
Rendah Rata-rata
Skor F F
F F
F 1. SMKN
SKM 4 30,77 4
30,77 4 30,77 1 7,69 8,38 69,87
T 2. SMKN
RSBI 17 80,95 4
19,05 0 0,00 0 0,00 10,68 89,02
ST
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-6 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan guru teknik bangunan dalam menyusun program
pembelajaran di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor adalah 8,38 dengan persentase skor
69,87 . Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-
RSBI masuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan rata-rata skor adalah 10,68 dengan persentase skor 89,02 .
113
Untuk indikator kemampuan dalam menyusun program pembelajaran dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri
SMKN-SKM , 4 guru 30,77 masuk dalam kategori sangat tinggi, 4 guru 30,77 masuk dalam kategori tinggi dan 4 guru 30,77 masuk
dalam kategori rendah serta 1 guru 7,69 yang termasuk kategori sangat rendah.
Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, dari kemampuan 21 guru teknik bangunan dalam
menyusun program pembelajaran, 17 guru 57,14 masuk dalam kategori sangat tinggi, 4 guru 38,10 masuk dalam kategori tinggi,
serta tidak ada guru 0 yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah.
g. Melaksanakan unsur penunjang Menurut Adi, Saiful 2007, tingkat keprofesionalan seorang guru
dapat dilihat dari kompetensi kemampuan guru dalam melaksanakan unsur penunjang dan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian
dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kompetensinya Kemampuan guru dalam melaksanakan unsur penunjang misalnya
adalah kemampuan dalam melaksanakan administrasi sekolah, keaktifannya dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh hasil pada tabel berikut ini :
114
Tabel 4.22 Indikator Melaksanakan Unsur Penunjang No SMKN
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat Rendah
Rata-rata Skor
F F F
F F
1. SMKN SKM
3 23,08 6 46,15 3 23,08 1 7,69 11,08 69,23
T 2. SMKN
RSBI 5 23,81 13 61,90 3 14,29 0 0,00
12,18 76,14 T
Sumber : hasil perhitungan analisis deskripsi data indikator-7 variabel kompetensi profesional guru teknik bangunan pada lampiran 8 hal 146
. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor
kemampuan guru teknik bangunan dalam melaksanakan unsur penunjang di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional SMKN-RSBI sama-sama masuk dalam kategori tinggi. Dengan rata-rata skor di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM
adalah 11,08 dengan persentase skor 69,23 lebih kecil dari yang ada di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI rata-rata
skornya 12,18 dengan persentase skor 76,14 . Untuk indikator kemampuan guru dalam melaksanakan unsur
penunjang dari 13 guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM , 3 guru 23,08 masuk dalam kategori sangat tinggi, 6
guru 46,15 masuk dalam kategori tinggi dan 3 guru 23,08 masuk dalam kategori rendah serta 1 guru 7,69 yang termasuk kategori
sangat rendah. Sedangkan di SMKN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
SMKN-RSBI, kemampuan dari 21 guru teknik bangunan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, 5 guru 23,81 masuk dalam
kategori sangat tinggi, 13 guru 61,90 masuk dalam kategori tinggi, 3
115
De s k rips i Supe rvis i Ke pala Se k olah di SM KN-SKM dan
SM KN-RSBI
74,04 58,42
58,33 48,08
55,77 50
55,13 57,74
72,02 58,33
10 20
30 40
50 60
70 80
I-1 I-2
I-3 I-4 I-5
Indikator Superv isi D
ist ri
b u
si P
e rsen
tas e
SMKN-SKM SMKN-RSBI
guru 14,29 masuk dalam kategori rendah dan tidak ada guru 0 yang termasuk dalam kategori sangat rendah.
7. Gambaran rekapitulasi hasil analisis deskripsi supervisi kepala sekolah di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional SMKN-RSBI khusus program keahlian teknik bangunan , berdasarkan indikator yang ada dapat dilihat pada tabel 4.23
dan gb. 4.9 berikut ini. Tabel 4.23 Indikator Variabel Supervisi Kepala Sekolah
Indikator Skor Rata-Rata
SMKN SKM SMKN RSBI
I-1 Kunjungan kelas 55,13 C
58,33 C I-2 Membangkitkan semangat
74,04 B 72,02 B
I-3 Bimbingan guru 50,00 C
58,42 C I-4 Rapat-rapat pembinaan
55,77 C 58,33 C
I-5 Kegiatan di luar mengajar 48,08 C
57,74 C
Gambar 4.9 Diagram Deskripsi Supervisi Kepala Sekolah di SMKN-SKM dan SMKN-RSBI Khusus Program Keahlian Teknik Bangunan
116
Deskripsi Kompetensi Profesional Guru T. Bangunan di SMKN-SKM dan SMKN-RSBI
77,88 65,38
78,85 67,58
69,87 69,87 69,23 88,07
71,59 81,82
77,76 79,55
89,02 76,14
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
I-1 I-23
I-4 I-5 I-6 I-7
I-8
Indikator Kompetensi Profesional Guru D
ist ri
b u
s i Per
sen tase
SMKN-SKM SMKN-RSBI
8. Gambaran rekapitulasi hasil analisis kompetensi profesional guru teknik bangunan di SMKN Kategori Mandiri SMKN-SKM dan SMKN Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMKN-RSBI, berdasarkan indikator yang ada dapat dilihat pada tabel 4.24 dan gb. 4.10 berikut ini.
Tabel 4.24 Indikator Variabel Kompetensi Profesional Guru Teknik Bangunan
Indikator Skor Rata-Rata
SMKN SKM
SMKN RSBI
I-1 Menguasai landasan pendidikan 77,88 T
88,07 ST I-2 3 Memahami bd. psikologi
pendidikn mnguasai materi pelajaran 65,38 T
71,59 T I-4 Metodologi pembelajaran
78,85 T 81,82 ST
I-5 Media serta sumber belajar 67,58 T
77,76 T I-6 Melaksanakn evaluasi pembelajarn
69,87 T 79,55 T
I-7 Menyusun program pembelajaran 69,87 T
89,02 ST I-8 Melaksanakan unsur penunjang
69,23 T 76,14 T
Gambar 4.10 Diagram Deskripsi Kompetensi Profesional Guru Teknik Bangunan di SMKN-SKM dan SMKN-RSBI
117
C. Keterbatasan Penelitian