33
c. Memiliki Standard Trainning Workshop
d. Memiliki dan Mengembangkan Advance Training
e. Mampu Mengembangkan Teaching Factory
f. Mempunyai Komitmen dan Kepedulian Terhadap Masalah
Lingkungan g.
Mampu Mengembangkan dan Mengimplementasikan Self Acces Study dan Komunikasi Asing
h. Memiliki Partnet Asing dalam pengembangan Sekolah
i. Lulusan SMK mampu bekerja di Luar Negeri
j. Guru, Siswa dan Lulusan Menguasai Bahasa Inggris Skor TOEIC
400 k.
Mampu Menerapkan Proses Bisnis Sekolah Berbasis ICT l.
Memiliki TUK Tempat Uji Kompetensi Internasional
d. Tahapan Penyelenggaraan
Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional SBI perlu dilakukan secara intens, terarah, terencana dan bertahap.
Pengembangan SBI berdasarkan pada skala prioritas dengan mempertimbangkan keberagaman dan status Sekolah yang ada saat ini,
baik yang baru akan menyelenggarakan, maupun yang telah menyelenggarakan Sekolah Bertaraf Internasional.
Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional hendaknya melalui dua tahapan atau fase, yaitu :
1 Fase Rintisan
34
Dalam fase rintisan ini terdiri atas dua tahap, yaitu: a
Tahap pengembangan kemampuan kapasitas sumber daya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan
1. Pengembangan kemampuan kapasitas sumber daya manusia dilakukan terhadap guru, kepala Sekolah, dan tenaga
kependidikan lainnya, serta pengembangan dan modernisasi manajemen dan kelembagaan Sekolah.
Pengembangan kemampuan kapasitas dilakukan dengan penilaian terhadap kondisi nyata sumber daya manusia saat ini
yang ada di Sekolah dan ditindaklanjuti dengan pelatihan dan apabila diperlukan dapat melakukan studi banding ke
penyelenggara Sekolah Bertaraf Internasional yang well- established
. 2.
Pengembangan dan modernisasi manajemen Sekolah dilakukan untuk mengubah manajemen Sekolah yang
tradisional menjadi manajemen Sekolah yang modern dengan melibatkan dan atau memerankan komite Sekolah.
Pengembangan dan modernisasi kelembagaan dilakukan dengan melengkapi infrastruktur Sekolah yang mengacu pada
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi ICT. b
Tahap konsolidasi. Konsolidasi dilakukan untuk menemukan praktek-praktek yang
baik the best practices dan pelajaran-pelajaran yang dapat
35
dipetik the lessons learned, baik melalui diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi fokus secara luas melalui lokakarya
atau seminar. Melalui fase rintisan ini, pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan bisa memberikan hasil yang
optimal dan sistematik. 2
Fase Kemandirian Dalam fase kemandirian ini, pengembangan Sekolah
Bertaraf Internasional diharapkan telah mampu bersaing secara internasional.
Hal ini ditunjukkan dengan kepemilikan daya saing yang tangguh dalam lulusan, kurikulum, proses belajar mengajar,
penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan.
Dengan kata lain, Sekolah Bertaraf Internasional telah memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengembangkan
dirinya secara mandiri dan bersaing di forum internasional. Indikasi bahwa Sekolah Bertaraf Internasional telah
mencapai fase kemandirian antara lain yaitu: a Tumbuhnya prakarsa sendiri untuk memajukan Sekolah Bertaraf Internasional;
b Kemampuan berfikir dan kesanggupan bertindak secara orisinal dan kreatif inisiatif dalam penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional; dan c Kemantapan Sekolah Bertaraf Internasional untuk bersaing di forum internasional.
36
D. Kompetensi Profesional Guru
1. Konsep Dasar
Menurut W. Robert Houston : competence ordinarily is defined as adequacy for atask or as possession of require knowledge, skills and
abilities. Competency is concerned what people can do rather than they know.
Dengan demikian kompetensi berarti kemampuan yang seharusnya dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan kualifikasi, fungsi dan tanggung
jawab mereka sebagai pengajar dan pendidik. Kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan kualifikasi, tugas dan tanggung jawab tersebut lebih
dari sekedar mengetahui dan memahami. Menurut Siskandar 2003, kompetensi mengandung pengertian
kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru yang mencakup kepribadian, sikap dan tingkah laku guru yang ditunjukkkan dalam setiap gerak-gerik
sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut ditunjang oleh penguasaan pengetahuan atau wawasan akademis maupun
nonakademis knowledge insight abilities, keahlian skills dan sikap kepribadian attitudes.
Secara keseluruhan kompetensi guru meliputi tiga komponen yaitu : a.
Pengelolaan pembelajaran, meliputi kemampuan menyusun rencana pembelajaran, kemampuan melaksankan interaksi belajar mengajar,
kemampuan menilai hasil belajar peserta didik dan kemampuan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi peserta didik.