Pengaruh Media terhadap Produksi Kokon Cacing Lumbricus rubellus

Selain suhu dan kelembaban, pH juga berpengaruh karena pH tanah berkaitan dengan ketersediaan bahan organik dan unsur hara pakan cacing tanah. Menurut Sugiantoro 2012: 60, pH ideal untuk pemeliharaan cacing tanah adalah 6,5-7,2. Pada tingkat keasaman seperti ini, kandungan bahan organik maupun unsur hara bisa dicerna dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan cacing tanah untuk berproduksi. Sihombing 2002 dalam Dika 2006: 6 juga menyatakan bahwa cacing tanah memiliki enzim yang terbatas. Oleh karena itu, pH media harus dijaga antara 68-7,2 yaitu pH yang optimum bagi bakteri yang membantu dalam saluran pencernaan cacing tanah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pH yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan syarat pH ideal untuk media tumbuh dan reproduksi cacing tanah seperti yang disebutkan dalam teori. Produksi kokon pada panen pertama dan panen kedua menunjukkan hasil yang berbeda. Pada panen pertama, rata-rata produksi kokon cenderung lebih sedikit dibandingkan pada panen kedua. Hal ini diduga karena pada bulan pertama cacing tanah baru memasuki masa awal reproduksi, sedangkan pada bulan kedua aktivitas reproduksi sudah lebih maksimal sehingga rata-rata kokon yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan rata- rata bobot cacing yang diperoleh yaitu pada panen pertama bobot cacing tanah mengalami peningkatan lebih besar daripada panen kedua. Hal ini diduga karena pada bulan pertama nutrisi yang diperoleh diutamakan untuk mencapai bobot dewasa untuk menghasilkan jumlah kokon yang lebih maksimal pada aktivitas reproduksi selanjutnya. Sehingga pada bulan pertama jumlah kokon yang dihasilkan masih sedikit. Hal ini seperti yang dikemukakan Brata 2003 dalam Dika 2006: 4 yang menunjukkan bahwa kokon baru yang dihasilkan pada awal fase reproduksi masih dalam jumlah yang sedikit. Berikut adalah hasil uji kruskal-wallis untuk mengetahui pengaruh media terhadap jumlah kokon cacing Lumbricus rubellus: Tabel 6. Hasil Uji Kruskal-Wallis Pengaruh Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Rumput Manila terhadap Jumlah Kokon Cacing Lumbricus rubellus Jumlah kokon Chi-Square 18,562 Df 4 Asymp. Sig. 0,001 Tabel di atas menunjukkan hasil uji Kruskal-Wallis jumlah kokon cacing Lumbricus rubellus dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,01 yang berarti bahwa variasi media memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah kokon cacing Lumbricus rubellus. Indikator selanjutnya untuk produksi kokon adalah rata-rata biomassa kokon. Rata-rata berat kokon pada masing-masing media dapat dilihat pada histogram berikut: Gambar 9. Histogram Rata-Rata Berat Kokon Cacing Lumbricus rubellus mg pada Panen Pertama dan Panen Kedua Histogram di atas menunjukkan bahwa rata-rata berat kokon tertinggi terdapat pada media D media 50 serbuk gergaji batang pohon kelapa + 50 rumput manila yaitu 8,454 gram pada panen kedua dan rata-rata berat kokon terendah terdapat pada media C media 25 serbuk gergaji batang pohon kelapa + 75 rumput manila yaitu 8,201 gram pada panen pertama. Untuk mengetahui pengaruh media terhadap berat kokon cacing Lumbricus rubellus dilakukan dengan analisis ragam one way anova. Tabel 7. Uji Anova Pengaruh Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Rumput Manila Terhadap Berat Kokon Cacing Lumbricus rubellus Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Rata-rata F Sig. Antar Kelompok 0,000 4 0,000 0,499 0,736 Dalam Kelompok 0,000 20 0,000 Jumlah 0,000 24 8,253 8,23 8,201 8,333 8,267 8,339 8,307 8,372 8,454 8,36 8.05 8.1 8.15 8.2 8.25 8.3 8.35 8.4 8.45 8.5 A100 kelapa B100 rumput C25 kelapa + 75 rumput D50 kelapa + 50 rumput E75 kelapa + 25 rumput B io m assa ko ko n m g Media Panen 1 Panen 2 Tabel 7 menunjukkan hasil uji Anova berat kokon cacing Lumbricus rubellus dengan nilai signifikansi sebesar 0,736. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,01 maka dapat dikatakan bahwa variasi media tidak berpengaruh nyata terhadap berat kokon. Data produksi kokon berupa rata-rata ukuran kokon cacing Lumbricus rubellus diuji dengan analisis ragam one way anova. Hasilnya sebagai berikut. Tabel 8. Uji Anova Pengaruh Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Rumput Manila terhadap Ukuran Kokon Cacing Lumbricus rubellus dengan Perlakuan Variasi Media Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Rata-rata F Sig. Antar Kelompok 9,420 4 2,355 0,503 0,734 Dalam Kelompok 93,703 20 4,685 Jumlah 103,123 24 Hasil uji Anova yang dilakukan pada pengaruh variasi media terhadap ukuran kokon di atas menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,01 maka hal ini berarti bahwa variasi media tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap ukuran kokon cacing Lumbricus rubellus.

C. Data Klimatik

Hasil pengukuran faktor klimatik berupa suhu media, kelembaban media, dan pH. Data pengukuran suhu media selama penelitian dapat dilihat pada histogram berikut ini: Gambar 10. Histogram Pengukuran Suhu Media Cacing Lumbricus rubellus Suhu rata-rata media pemeliharaan dalam penelitian ini yang dilakukan pada bulan pertama hingga kedua berkisar pada 26,1-27,2 o C. Data suhu media pada minggu ke-1 menunjukkan rata-rata suhu tertinggi dibandingkan pada minggu-minggu setelahnya. Hal ini disebabkan karena proses fermentasi media yang belum sepenuhnya sempurna sehingga pada kelima media suhunya cenderung masih tinggi jika dibanding dengan suhu pada minggu selanjutnya. Meskipun suhu ideal menurut Minnich 1977 dalam Permata 2006: 6 untuk cacing Lumbricus rubellus adalah 15-25 ºC, namun pada kenyataannya media dengan suhu relatif tinggi pada minggu ke-1 yang berkisar pada 27 ºC tetap cocok menjadi tempat hidaup cacing. Untuk 25.4 25.6 25.8 26 26.2 26.4 26.6 26.8 27 27.2 27.4 1 2 3 4 5 6 7 8 S u h u ° C Minggu ke- A Serbuk gergaji kelapa 100 B Rumput 100 CSerbuk gergaji kelapa 25 + rumput 75 DSerbuk gergaji kelapa 50 + rumput 50 memastikan hal ini terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan memasukkan satu cacing ke dalam masing-masing media dan setelah diperhatikan setiap cacing masuk ke dalam media dengan sendirinya yang menandakan bahwa cacing dapat hidup pada media tersebut. Pada pengecekan selanjutnya juga dapat dipastikan tidak ada cacing yang keluar dari tiap-tiap bak media. Data pengukuran kelembaban media dapat dilihat pada histogram di berikut ini: Gambar 11. Histogram Pengukuran Kelembaban Media Cacing Lumbricus rubellus Pada penelitian ini rata-rata kelembaban media yang pada bulan pertama hingga kedua yaitu 42-54. Dari kelima media, media yang memiliki tingkat kelembaban yang paling besar diantara media lainnya adalah media B media rumput manila 100. Berdasar teori yang dikemukakan Saptono 2011: 49 yang menyatakan bahwa kelembaban media tumbuh yang optimum bagi pertumbuhan cacing tanah yaitu sekitar 42-60, angka kelembaban media B ini masih termasuk ideal, namun pada kenyataannya yang didapatkan pada 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 K e le m b ab an Minggu ke- A Serbuk gergaji kelapa 100 B Rumput 100 CSerbuk gergaji kelapa 25 + rumput 75 penelitian ini kenampakan media B terlihat sangat basah bahkan teksturnya menjadi menggumpal. Jika dilihat dari kenampakannya, kelembaban pada media B dapat dikatakan tidak merata. Pada bagian permukaan dan bagian dasar memiliki kelembaban yang berbeda. Pada bagian dasar cenderung lebih lembab dan bagian permukaan cepat kering. Hal ini menyebabkan penyiraman tidak dapat dilakukan dengan jumlah yang banyak, karena akan membuat bagian dasar media menjadi terlalu basah. Keadaan media yang terlalu basah ini menyebabkan tumbuhnya jamur pada media B ulangan ke-5. Data pengukuran pH dapat dilihat pada histogram di bawah ini: Gambar 12. Histogram Pengukuran pH Media Cacing Lumbricus rubellus Rata-rata pada hasil pengukuran tderajat keasaman pH dalam penelitian ini yang dilakukan pada bulan pertama hingga kedua adalah 7. pH media selama penelitian ini merupakan suhu ideal untuk tempat hidup cacing Lumbricus rubellus . 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 pH Minggu ke- A Serbuk gergaji kelapa 100 B Rumput 100 CSerbuk gergaji kelapa 25 + rumput 75

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengaturan Populasi Dan Ukuran Lempengan Rumput Manila (Zoysia Matrella (L.) Merr) Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangannya

0 7 8

Pertumbuhan Dan Perkembangbiakan Cacing Tanah Lumbricus Rubellus Dalam Media Kotoran Sapi Yang Mengandung Tepung Darah

1 6 73

Pengaruh Taraf Ampas Tahu Dalam Media Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Produksi Kokon, Juvenil, Omega 3 Dan 6 Pada Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

1 14 62

Pengaruh Taraf Ampas Tahu Dalam Media Serbuk Sabut Kelapa Terhadap Panjang, Diameter Tubuh, Produksi Dan Kualitas Kascing Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

0 6 58

PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI POHON KELAPA (Cocos nucifera) DENGAN PASIR TERHADAP PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI POHON KELAPA (Cocos nucifera) DENGAN PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ZAMIA (Zamia kulkas).

0 1 15

Pengaruh Campuran Lumpur Biogas Sapi Perah dengan Serbuk Sabut Kelapa pada Vermicomposting terhadap Biomassa Cacing Tanah Lumbricus rubellus dan Kascing.

0 0 2

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON AREN (Arenga pinnata) DAN RUMPUT MANILA (Zoysia matrella) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KOKON CACING TANAH (Lumbricus rubellus.

0 18 96

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON AREN (Arenga pinnata, Merr.) DAN LIMBAH RUMPUT MANILA (Zoysia matrella) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KOKON CACING AFRIKA (Eudrilus eugeniae).

8 22 95

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA (Cocos nucifera, L.) DAN RUMPUT MANILA (Zoysia matrella) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KOKON CACING TANAH (Eudrilus eugeniae.

2 4 90

DAYA TETAS KOKON CACING TANAH (Lumbricus rubellus) DI BAWAH PENGARUH PEMBERIAN INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT.

0 0 1