Hubungan Pemanfaatan Media Massa dengan Motivasi Belajar KERANGKA BERFIKIR

40

G. Hubungan Pemanfaatan Media Massa dengan Motivasi Belajar

Media massa mempunyai peranan penting bagi siswa dalam proses pembelajaran, karena media massa sebagai sarana pendidikan atau pengajaran menjadi penting tatkala tugas spesifik pendidikan tak lagi dipenuhi hanya dengan menggunakan pendekatan klasikal atau konvesional melainkan pendekatan langsung pada pemahaman siswa dan kreatifitas cara berfikir siswa menjadi lebih compleks dengan kejadian yang ada belakangan ini. Format baku ruang kelas yang tradisional kelihatannya kurang lagi memadai untuk para siswa belajar memecahkan permasalahan mereka. Untuk memahami tentang media massa tidak hanya harus di pahami siswa sendiri, melainkan para guru juga harus memahami tentang pemanfaatan media massa karena sebagai personil sekolah yang memiliki kesempatan bertatap muka lebih banyak dengan siswa seorang guru harus lebih mengerti tentang apa yang akan disampaikan kepada para siswanya. Dengan memahami pemanfaatan media massa maka akan mempengaruhi motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Uno 2008: 29 bahwa keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, seperti pemanfaatan media mempunyai peranan besar dalam proses motivasi belajar siswa. Disini tampak bahwa keberhasilan siswa tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya. Di dalam belajar dan pembelajaran, dengan sendirinya keberhasilan yang dilatarbelakangi oleh motif berprestasi lebih baik, dalam arti lebih lestari pada diri individu daripada yang diperoleh karena ketakutan akan kegagalan. 41

H. KERANGKA BERFIKIR

Kegiatan pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, misalnya saja dengan penggunaan sumber belajar yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah satunya dengan pemanfaatan media massa sebagai sumber belajar, sehingga dapat mendukung jalannya proses pembelajaran. Media massa merupakan media komunikasi yang memberikan kepada publik fakta, berita, opini, hiburan, dan berbagai informasi lainnya. Media massa dapat berbentuk cetak maupun elektronik. Pemanfaatan media massa dalam pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, informasi dan dapat memperluas dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Hal ini timbul karena adanya rangsangan dari luar yaitu dari lingkungan sekitar siswa sekolah dan masyarakat, dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Uno 2008: 29 bahwa keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, seperti pemanfaatan media massa mempunyai peranan besar dalam proses motivasi belajar siswa Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai Darsono, 2002: 62. Di dalam kenyataannya motivasi juga dapat muncul pada diri siswa, yang disebut dengan motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung Uno, 2008: 23. 42 Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik Uno, 2008: 23.

I. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono, 2007: 70. Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis yang diajukan adalah: POSITIF TINGGI MEDIA MASSA MOTIVASI BELAJAR RENDAH NEGATIF 43 Ha : Terdapat pengaruh positif antara pemanfaatan media massa terhadap motivasi belajar siswa pada SMA Negeri Kabupaten Pati. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif diskriptif, yaitu penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Adapun data-data yang ditemukan dalam penelitian ini dikatakan hanya sebagai data pendukung.

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 2006 : 130. Sedangkan menurut Sugiyono 2007: 90 menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diartikan bahwa populasi adalah segala sesuatu yang akan dijadikan subjek penelitian dengan memiliki karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa di SMA Negeri Kecamatan Pati Kabupaten Pati mulai dari kelas X hingga XII. Pada penelitian ini gambaran populasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut: