12 Tabel 2. Materi Pokok Sejarah Kelas XI dalam Silabus Kurikulum 2013
No Materi
1 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
2 Pergerakan Nasional Indonesia
3 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
4 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu
dan Belanda
Tabel 3. Materi Pokok Sejarah Kelas XII dalam Silabus Kurikulum 2013 No
Materi 1
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Integrasi Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Integrasi Bangsa dan
Negara RI
2 Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
3 Kehidupan Bangsa Indonesia di Masa Orde Baru dan Reformasi
4 Kontribusi Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia
5 Perubahan Demokrasi Indonesia 1950 sampai dengan Era
Reformasi
Tabel Materi Pokok Sejarah kelas X, XI, dan kelas XII di atas menunjukkan bahwa proses belajar dapat terjadi tidak hanya di ruang kelas saja, namun juga
di lingkungan sekolah dan masyarakat dimana guru bukan satu-satunya sumber belajar. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang fokus pada eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi, dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,
menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
3. Cagar Budaya
Definisi Cagar Budaya menurut UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya.
13 Dalam UU Nomor 11 tahun 2010 pasal 5 juga dijelaskan kriteria Cagar
Budaya yaitu jika berusia 50 lima puluh tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 lima puluh tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, danatau kebudayaan, serta memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
a. Klasifikasi Cagar Budaya Menurut UU Nomor 11 tahun 2010, Cagar budaya diklasifikasikan menjadi
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya.
b. Penggolongan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 menggolongkan cagar
budaya berdasarkan periodemasa, bahan, dan fungsi. Sedangkan berdasarkan periodemasa yang menjadi pokok bahasan dalam materi
aplikasi dibagai menjadi Masa Prasejarah, Masa Klasik Hindu-Buddha, Masa Islam, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan.
c. Cagar Budaya di Yogyakarta Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta 2014 menjelaskan
keberagaman cagar budaya di Yogyakarta didasarkan pada beberapa faktor. Berdasarkan faktor yang dominan, cagar budaya di Yogyakarta terbagi
menjadi beberapa periode. Periode-periode tersebut antara lain sebagai berikut.
1 Pra-HinduBuddha, yang biasa disebut periode prasejarah Benda-benda cagar budaya dari periode prasejarah yang dibuat
dalam jangka waktu yang panjang, yaitu sejak zaman manusia pertama
14 hingga abad kelima atau keenam masehi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta,
benda-benda cagar budaya prasejarah telah ditemukan di Kabupaten Gunung Kidul dan Bantul. Yang ditemukan di Kabupaten Gunung Kidul
lebih banyak daripada yang ditemukan di Kabupaten Bantul.
Gambar 1. Kubur Batu Situs Sokoliman Gunungkidul, salah satu contoh cagar budaya periode prasejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta
2 Cagar Budaya HinduBuddha, yang biasa disebut periode klasikal Cagar budaya klasik di Daerah Istimewa Yogyakarta jauh lebih besar
daripada cagar budaya prasejarah. Selain itu, cagar budaya tersebut ditemukan di setiap kabupaten, meskipun jumlah temuan bervariasi dari
kabupaten ke kabupaten. Periode klasikal ini diperkirakan berada di antara abad keenam hingga kesepuluh masehi.
Sisa-sisa yang paling menonjol dari periode ini adalah candi, dengan arsitektur kebesarannya. Kondisi lingkungan dan potensi alam di Daerah
Istimewa Yogyakarta sangat sesuai. Karena kondisi dan potensi alam ini
15 menjadi paling pertimbangan penting untuk pembangunan candi-candi
tersebut. Berdasarkan lokasi, candi-candi di Daerah Istimewa Yogyakarta
dapat dibagi menjadi dua, yakni candi dataran rendah dan candi dataran tinggi. Selain itu, berdasarkan latar belakang agama, candi-candi di
Daerah Istimewa Yogyakarta juga dibagi menjadi dua, yakni candi Agama Hindu dan candi Agama Buddha.
Gambar 2. Kompleks Candi Ijo, salah satu contoh cagar budaya periode HinduBuddha di Daerah Istimewa Yogyakarta
3 Cagar Budaya yang dipengaruhi oleh Islam, yang biasa disebut periode Islam
Kedatangan Islam di Indonesia semakin memperkaya budaya, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah besar cagar budaya
bercorak Islam yang menarik dan fenomenal ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Cagar budaya itu antara lain istana, kompleks
pemerintahan, pemakaman, dan masjid.
16 Gambar 3. Situs Masjid Kauman Pleret, salah satu contoh cagar budaya
periode Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta 4 Cagar Budaya yang berkembang sepanjang era kolonial, yang
menunjukkan adanya pengaruh budaya Belanda, Arab, Jepang, dan Tiongkok. Periode ini biasa disebut periode kolonial.
Yogjakarta sebagai Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari keberadaan orang asing dari Belanda, Tiongkok, Jepang,
dan keturunan Arab. Di antara mereka, orang Belanda telah meninggalkan warisan yang paling banyak, karena kehadiran mereka
mendapat dukungan dari pemerintah kolonial Belanda. Cagar Budaya yang diwariskan antara lain tempat ibadah yang terpusat di Kotabaru dan
kawasan Kridosono, rel dan stasiun kereta untuk menghubungkan pabrik pabrik gula yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, Benteng, gedung-
gedung pemerintahan dan lain-lain.
17 Gambar 4. Benteng
Vredeburg
, salah satu contoh cagar budaya periode kolonial di Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Media Pembelajaran