Upaya Preventif Retensio Plasenta Oleh Bidan Peran dan Sikap Bidan A. Peran Bidan

secara obstetrik masuk kedalam vagina. Setelah tangan kanan sampai di serviks, minta asisten untuk memegang tali pusat, dan tangan kiri penolong berada di fundus. Tangan kanan terus menyusuri tali pusat hingga bertemu dengan pangkal tali pusat insersi tali pusat. Buka tangan seperti orang bersalaman dengan ibu jari menempel jari telunjuk. Carilah bagian plasenta yang sudah terlepas. Lepaskan plasenta dengan cara menyisir mulai dari bagian plasenta yang terlepas dengan sisi ulna sisi kelingking. Setelah semua plasenta terlepas, bawa plasenta sedikit kedepan. Tangan kanan kembali kebelakang untuk mengeksplorasi ulang apakah plasenta sudah terlepas semua. Jika teraba licin, berarti plasenta sudah terlepas semua. Keluarkan plasenta dengan tangan kanan. Tangan kiri pindah diatas supra simpisis untuk menahan agar tidak terjadi inversio uteri. Setelah plasenta keluar dari uterus, tangan kiri mendorong uterus di atas simpisis kearah dorso kranial untuk mengembalikan posisi uterus ke tempat semula. Setelah plasenta keluar, segera lakukan masase 15 kali searah jarum jam.

12. Upaya Preventif Retensio Plasenta Oleh Bidan

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah dengan promosi untuk meningkatkan penerimaan keluarga berencana, sehingga memperkecil terjadi retensio plasenta. Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk melakukan massase dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta. Massase yang tidak tepat waktu dapat mengacaukan kontraksi otot rahim dan melakukan pelepasan plasenta. Universitas Sumatera Utara

13. Peran dan Sikap Bidan A. Peran Bidan

• Meskipun usaha melahirkan palsenta telah dilakukan , bila plasenta mengalami retensio plasenta maka bidan perlu merujuk ibu ke tim obstetric. • Bila tidak ada kegawatan, penanganan konvensional restensio plasenta adalah pengangkatan digital dengan anastesi di kamar operasi. Biasanya dilakukan dengan blok regional tetapi kadang dapat dipakai anestesi umum. • Bila tidak ada bantuan medis dan dalam keadaan gawat, pengangkatan manual plasenta dapat dilakukan oleh bidan. Bila kehilangan darah ibu normal minimal maka bidan dapat mencoba sebagai berikut: • Menyusui bayi. Ini akan merangsang oksitosin alami, yang bisa membantu uterus berkontraksi. • Penarikan tali pusat terkontrol. Bila oksitoksin telah diberikan, bidan harus melakukan beberapa usaha untuk melahirkan plasenta dengan melakukan penarikan pada tali pusat dan mendukung melindungi uterus. • Posisi maternal. Bantulah ibu untuk tetap tegak, seperti jongkok berlutut atau duduk di atas toilet atau pispot. • Beri semangat usaha mengejan. • Kandung kemih teraba. Kebanyakan ibu tidak mampu berkemih tanpa bantuan pada kala ni, bila kandung kemih dapat teraba, diskusikan kepada ibu untuk pemasangan kateter untuk mengosongkan kandung kemih. • Injeksi vena umbilicus. Bukti dari penelitian Cochrane menyatakan bahwa menginjeksi larutan oksitosin ke vena umbilicus mengurangi perlunya pengangkatan manual Chapman.2006.hlm. 272. Universitas Sumatera Utara

B. Sikap umum bidan