9. Lakukan penekanan dengan tangan yang menahan supra simpisis uterus ke
arah dorso cranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah disediakan.
10. Lakukan tindakan pencegahan infeksi dengan cara: dekontaminasi sarung
tangan sebelum dilepaskan dan peralatan lain yang digunakan . lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan clorin 0,5
selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
11. Lakukan pemantauan pasca tindakan : periksa kembali tanda vital ibu, catat
kondisi ibu dan buat laporan tindakan, tuliskan rencan pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan.
12. Beritahu pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu
harus masih memerlukan pemantauan dan asuhan lanjutan. Lanjutan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum pindah ke ruang gawat
gabung.
10. Penanganan Retensio Plasenta Menurut Tingkatan
Sebelum melakukan penanganan sebaiknya menegetahui beberapa hal dan tindakan retensio plasenta yaitu : retensio plasenta dengan perdarahan langsung
melakuan manual plasenta, retensio plasenta tanpa perdarahan.
1. Di tempat bidan : setelah dapat memastikan keadaan umum pasien segera memasang infuse dan memberikan cairan, merujuk penderita ke pusat dengan
fasilitas cukup untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Memeberikan tranfusi proteksi dengan antibiotik. Memepersiapkan plasenta manual dengan
legeartis dalam pengaruh narkosa.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat Polindes : penanganan retensio plasenta dari tingkatan desa sebelumnya persiapan donor darah yang tersedia dari warga setempat yang telah di pilih dan
dicocokkan dengan donor darah pasien. Diagnosis yanglakukan stabilisasi dan kemudian lakukan plasenta manual untuk kasus adhesive simpleks berikan
uterotonika antibiotika serta rujuk untuk kasus berat. 3. Tingkat Puskesmas : diagnosis lakukan stabilisasi kemudian lakukan plasenta
manual untuk kasus risiko rendah rujuk kasus berat dan berikan uterotonika antibiotika.
4. Tingkat Rumah Sakit : diagnosis stabilisasi plasenta manual histerektomi transfusi uterotonika antibiotika kedaruratan komplikasi.
11. Penanganan Secara Umum
a Jika plasenta terlihat dalam vagina , mintalah ibu untuk mengejan, jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina , keluarkan plasenta tersebut.
b Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan lakukan kateterisasi kandung kemih.
c Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit I.M. jika belum dilakukan pada penanganan aktif kala III.
d Jangan berikan ergometrin karena dapat meneyebakan kontraksi uterus yang tonik, yang bisa memperlambat penegeluaran plasenta.
e Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat kembali.
f Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
Universitas Sumatera Utara
g Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pemebekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan
lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati. h Jika terdapat tanda-tanda infeksi demam, secret vagina yang berbau berikan
antibiotik untuk metritis. i sewaktu suatu bagian dari plasenta satu atau lebih lobus tertinggal, akan
menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif. j Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Eksplorasi manual
uterus menggunakan tekhnik yang serupa dengan tehnik yang digunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar.
k keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum, atau kuret besar. l jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah.
Cara lain penanganan retensio plasenta
Segera setelah bayi lahir, cek bayi kedua. Setelah dipastikan tidak ada bayi kedua, suntikkan oksitosin 10 IU secara Intra Muskular di 13 paha atas lateral.
Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali PTT. 15 menit setelah bayi lahir, plasenta belum lahir juga, suntikkan kembali oksitosin dosis kedua 10 IU secara I.M
di 13 paha atas lateral sebelah lainnya. Kembali lakukan PTT ulang ketika ada his. 15 menit plasenta belum lahir juga, periksa perdarahan. Jika terdapat perdarahan
aktif diagnosa kasus tersebut adalah retensio plasenta. Jika tidak terdapat perdarahan aktif, maka diagnosa kasus tersebut adalah akreta plasenta.
Pasang infus RL 500cc + oksitosin 10 IU drip, 40 TPM. Berikan propenit supp untuk meredakan nyeri. Gunakan sarung tangan ginekologi sarung tangan
panjang. Regangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan meyusuri tali pusat
Universitas Sumatera Utara
secara obstetrik masuk kedalam vagina. Setelah tangan kanan sampai di serviks, minta asisten untuk memegang tali pusat, dan tangan kiri penolong berada di fundus.
Tangan kanan terus menyusuri tali pusat hingga bertemu dengan pangkal tali pusat insersi tali pusat. Buka tangan seperti orang bersalaman dengan ibu jari
menempel jari telunjuk. Carilah bagian plasenta yang sudah terlepas. Lepaskan plasenta dengan cara menyisir mulai dari bagian plasenta yang terlepas dengan sisi
ulna sisi kelingking. Setelah semua plasenta terlepas, bawa plasenta sedikit kedepan. Tangan kanan kembali kebelakang untuk mengeksplorasi ulang apakah
plasenta sudah terlepas semua. Jika teraba licin, berarti plasenta sudah terlepas semua.
Keluarkan plasenta dengan tangan kanan. Tangan kiri pindah diatas supra simpisis untuk menahan agar tidak terjadi inversio uteri. Setelah plasenta keluar dari
uterus, tangan kiri mendorong uterus di atas simpisis kearah dorso kranial untuk mengembalikan posisi uterus ke tempat semula. Setelah plasenta keluar, segera
lakukan masase 15 kali searah jarum jam.
12. Upaya Preventif Retensio Plasenta Oleh Bidan