BAB IV ANALISIS DAN UPAYA PENGEMBANGAN TERHADAP
DESA WISATA BATIK KLIWONAN
A. Potensi Desa Wisata Batik Kliwonan
Kabupaten Sragen merupakan sentra produksi batik yang cukup besar. Sragen berada pada peringkat ketiga setelah daerah produksi batik Pekalongan
dan Surakarta. Produk batik yang dihasilkan dari kabupaten Sragen telah dikenal oleh masyarakat luas karena kualitas batik yang dihasilkan tidak kalah dengan
produk batik dari daerah yang lain. Batik-batik yang dihasilkan dari Desa Wisata Batik Kliwonan cukup
memadai, meskipun masih berupa industri kecil rumahan dan berlokasi di pedesaan. Produksi batik jenis katun yang dihasilkan pada tahun 2005 mampu
menembus angka 50.000 potong. Sementara batik jenis sutera yang di hasilkan dari alat tenun bukan mesin mencapai 365.000 potong dan Pada tahun 2008 naik
menjadi 397.02 potong Sumber : Arsip Kantor Pariwisata Investasi Promosi Kabupaten Sragen.
Desa wisata Batik Kliwonan memiliki banyak sekali potensi - potensi wisata yang siap untuk di kembangkan. Potensi
– potensi ini meliputi berbagai hal, dan dapat kita lihat melalui pendekatan 4 A, yaitu :
a. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan datang
53
berkunjung. Disini terdapat berbagai atraksi wisata yang cukup menarik untuk disaksikan.
Desa wisata Kliwonan selain memliki potensi dalam bidang kesenian batik juga memiliki potensi yang lain yang cukup menarik untuk
mendatangkan dan menghibur wisatawan yang berkunjung
.
Atraksi yang dilakukan oleh penduduk setempat sendiri ini antara lain adalah :
1. Pesta Desa Serba Batik
Festival Desa Batik yang pada awalnya adalah event bersih desa sebagai wujud syukur warga desa atas panen padi yang melimpah ini,
kemudian mengalami perubahan dengan memasukkan unsur batik ke dalam pesta panen. Perpaduan antara dunia agraris dan batik,
merupakan fenomena yang menarik dan unik untuk disaksikan. Pada Festival Desa Batik akan dapat disaksikan pula aneka
atraksi yang antara lain : pawai hasil pertanian, pawai alat pertanian berhias batik, pawai hewan ternak berhias batik, pawai lampion batik,
lomba desain batik, balapan mencanting, pawai orang-orangan memedi sawah, pawai caping lukis batik, dan sebagainya. Di
samping itu, warga juga menggelar berbagai pertunjukan kesenian seperti sandiwara, kesenian musik kentongan, nasyid acapela bocah.
Sebagai puncak acara, festival desa batik ditutup dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk Sumber : pariwisata.sragenkab.go.id,
Mei 2009. 2. Seni Musik Kentongan tua
Guno Tengoro, berguna Guno sebagai penanda peristiwa Tengoro, adalah kelompok kesenian musik kentongan tuwo tua
yang dipimpin oleh kelompok tani Gemah Ripah Loh Jinawi dan Muda-Mudi Dukuh Jantran Desa Pilang, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen. Kentongan kebanggaan Guno Tengoro berumur 200 tahun.
Tingginya 2,25 m dan berdiameter dua pelukan orang dewasa.
Kentongan ini berbobot lebih dari 100 kg, dan difungsikan sebagai bas. Kentongan ini terakhir digunakan oleh mantan Lurah Desa Pilang yang
menjabat di tahun 1940-an. Guno Tengoro mengusung sedikitnya enam kentongan tua
kasepuhan sebagai alat musik utama dan dilengkapi seperangkat kentongan bambu kanomanbalungan yang berfungsi sebagai pengisi
variasi bunyi isen-isen. Kentongan tersebut dimainkan dengan cara ditalu ditabuh dengan tongkat kayu dan bambu. Sebagai penghasil
melodi, ditambahkan alat musik gamelan jenis demung atau saron. Seni tabuh kentongan telah ada setidaknya 300 tahun yang lalu.
Menurut tutur kaum sepuh desa; di masa silam, tetabuhan kentongan klothekan dilakukan saat hajatan panen raya dan sedekah bumi, yang
kemudian ditutup dengan gelar wayang kulit. Tak ada yang tahu persis kapan mulanya seni kentongan ini muncul. Namun dari cerita rakyat
yang beredar, seni kentongan tua ini mulai dikenal warga tak lama setelah pemerintahan Keraton Pajang di Kartasura runtuh.
Batik mulai sangat digemari saat ini, hampir semua kalangan sekarang menggunakan batik sebagai trend dan mode. Batik disukai
karena motif dan enak saat dipakai. Seragan sekolah, pegawai, bahkan pejabatpun sekarang menggunakan batik.
Selain itu, ornamen lain seperti lampion, dan peralatan rumah tangga yang menggunkan bahan batik juga dtersedia di desa wisata
batik Kliwonan Sumber : kaskus.usshowthread, februari 2009.
b. Aksesibilitas Kemudahan
Akses menuju kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan cukup mudah dan dapat ditempuh dengan berbagai alat transportasi darat, udara dan air.
Semua alat transportasi dapat dijadikan alternatif untuk berkunjung ke desa
wisata Kliwonan.
Alat transportasi darat, berbagai alat transportasi darat dapat masuk ke desa wisata Kliwonan, mulai dari kandaraan umum, kendaraan pribadi
sampai bus pariwisata. Jalan menuju desa wisata batik Kliwonan cukup memadai dan tidak terlalu berbahaya karena tempatnya bukan di daerah
pegunungan atau perbukitan. Desa wisata Kliwoanan dapat masuk melalui tiga kota besar di Jawa
yaitu, Solo, Semarang dan Surabaya. Pengunjung yang menggunakan kendaraan umum dari Solo dan Surabaya, maka, dari tempat asal kemudian
mencari kendaraan umum yang melewati daerah Masaran Sragen, kemudian dari pasar Masaran dapat melanjutkan perjalanannya lagi menuju lokasi
menggunakan andong atau jasa ojek.
Alat Transportasi Udara, meskipun belum ada tempat landas pesawat ataupun Helicop khusus, namun desa wisata Kliwonan dapat diakses melalui
jalur udara dengan menggunakan helikopter dan turun di tanah lapang yang
masih banyak tersedia disini.
Alat transportasi Air, dapat dilakukan melalui sungai bengawan solo
menggunakan perahu, speed booat, atau kapal kecil yang lain.
Sarana yang tersedia memang dimaksudkan untuk kemudahan para wisatawann untuk datang dan menikmati kunjungan mereka. Namun dari
sekian akses yang bisa dilakukan untuk menuju kesana, hanya Akses melalui jalur darat saja yang baru saat ini tersedia Sumber : Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Sragen. c.
Amenitas
Tersedianya fasilitas pendukung ditempat tujuan wisata untuk memudahkan wisatawan selama kunjungan seperti : penginapan, restoran,
hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas
kesehatan dan lainnya.
Desa Wisata Batik Kliwonan pun telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti homestay, arena pemancingan, kedai makanan
tradisional, warung telekomunikasi, mushola, masjid, dan rumah-rumah produksi batik tradisional, yang selalu terbuka untuk para wisatawan yang
hadir, dan dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan bagi wisatawan
yang hadir Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sragen. d.
Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama tinggal di daerah tujuan, bagi wisatawan dapat berekspresi dan berintreaksi
langsung di tempat tujuan atau obyek wisata adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Maka dari itu, desa wisata Kliwonan memberikan beberapa
pilihan kepada wisatawan untuk melakukan kegiatan itu secara langsung, yaitu antara lain :
1. Belajar Membatik
Berwisata dan belajar membatik, dapat dilakukan di desa wisata Kliwonan. Belajar membatik bisa dilakukan wisatawan yang
berkunjung, wistawan yang beminat untuk belajar diberi waktu selama 3 jam untuk belajar teknik dasar pembatikan, secara singkat dan cepat.
Hasil belajar membatik boleh dibawa pulang. Selain itu juga bagi yang berminat untuk lebih mendalami batik lagi secara lebih
serius dan untuk kepentingan professional, dapat mengikuti pelatihan membatik
untuk profesional
selama 5
hari Sumber
: kaskus.usshowthread-
,februari 2009 2. Jelajah desa
Jelajah Desa dan menyusuri desa wisata Kliwonan di pagi hari, baik dengan bersepeda maupun jalan kaki tracking, merupakan
aktifitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan di desa wisata Kliwonan. Sambil menghirup udara segar tanpa polusi, ketika cuaca
cerah, di kejauhan terlihat siluet Gunung Merapi dan Merbabu. Jika menginginkan untuk berkeliling menggunakan sepeda disini
disediakan tempat sewa sepeda dengan harga Sewa sepeda angin: Rp.5000 per 3 jam.
Memancing
Bagi penggemar olar raga memancing, dapat menyalurkan hobi memancingnyadikolam ikan buatan dan memancing di aliran sungai
bengawan solo.
4. Wisata pembuatan kerajinan “Tanah Liat Hitam”
Menyaksikan dan melihat secara langsung pembuatan kerajinan dari tanah liat hitam yang semakin langka, bagi yang ingin mencoba
untuk membuat karya sendiri juga dapat mencoba langsung untuk membuat karyanya sendiri.
5. Edukasi Herbal Bagi yang berminat untuk mempelajari jenis
– jenis tanaman herbal tanaman obat keluarga dan cara pemanfaatannya akan dapat
dibantu. Homestay Mbak Puji Dukuh Kuyang Desa Kliwonan, disini wisatawan akan diberi pembelajaran tentang jenis
– jenis tanaman dan manfaat tanaman herbal. Untuk biaya sewa penginapan adalah Rp.
40.000 untuk menginap orang hari. 6. Outdoor Photography
Keindahan alam maupun keunikan desa sebagai desa wisata batik, memberikan suatu kelebihan tersendiri, suasana desa dan
keadaan alam disini sangat layak menjadi tempat pemotretan outdoor. Bagi yang menginginkan untuk foto pre weding dengan suasana yang
alami, tempat ini cocok dijadikan pilihan. Dalam pembuatan film
Anak Seribu Pulau,
Garin Nugroho memilih salah satu lokasi disini sebagai tempat pembuatan filmnya
Sumber : kaskus.us-showthread,-
februari 2009.
Dengan adanya potensi yang cukup besar ini, diharapkan peran dari berbagai pihak baik dari pemerintah, pengelola Desa Wisata Batik Kliwonan dan
masyarakat setempat untuk segera melakukan pembenahan dan memaksimalkan segala potensi yang ada pada desa wisata Kliwonan ini.
Pembenahan itu diharapkan langsung mengena sasaran dan dapat membantu pengembangan desa Kliwonan. Pembenahan yang seharusnya
dilakukan antara lain pada bidang promosi obyek wisata, meskipun telah banyak upaya yang dilakukan tapi perlu ditambah lagi usaha yang dilakukan, kemasannya
pun perlu dibuat semakin menarik. Berikutnya tentang fasilitas pendukungnya, Desa Wisata Kliwonan
memiliki peluang pengembangan yang sangat potensial, terutama apabila didukung dengan penataan fisik lingkungan dan tempat pementasan atraksi yang
menarik serta pengembangan area sekitar obyek sebagai daya tarik pendukung dengan aktifitas dan fasilitas yang sesuai dengan karakter kegiatan yang ada.
B. Analisis SWOT terhadap Desa Wisata Batik Kliwonan