d. Keterbatasan teknologi pengrajin, tidak semua pengarajin bisa
mencamupr bahan pembuat batik. e.
Keterbatasan akses menuju ke obyek, angkutan yang mengangkut wisatawan yang berkunjung sudah tidak lagi beroperasi. Pengunjung
yang datang akan kesulitan, jika tidak membawa kendaraan pribadi. f.
Adanya produk yang sejenis dari wilayah lain g.
Kurangnya rasa kekeluargaan antar pengusaha batik dilingkungan desa wisata Kliwonan
.
3. Opportunities Peluang
Peluang merupakan faktor yang ada sebagai akibat kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku, kondisi perekonomian nasional atau
global yang dianggap dapat memberi peluang bagi pariwisata baik di obyek wisata kunjungan, kota tujuan maupun pariwisata di Indonesia untuk tumbuh
dan berkembang di masa yang akan datang. Adapun peluang yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan maupun di
Kabupaten Sragen adalah :
a. Dapat membuka peluang bisnis industri bagi investor lokal maupn
asing. b.
Desa Wisata Batik Kliwonan menjadi suatu obyek unggulan di Kabupaten Sragen, dan salah satu obyek andalan di Jawa Tengah.
c. Menambah daya tarik wisata yang ada sehingga dapat meningkatkan
arus kunjungan wisatawan ke Kabuapten sragen.
d. Pemanfaatan area atau kekuatan obyek dalam mempromosikan
kabupaten Sragen ke para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
e. Atraksi yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan menjadi suatu
agenda rutin atraksi wisata kabupaten Sragen, dan menjdi agenda rutin waiatwan untuk berkunjung.
4. Threats Ancaman atau Tantangan
Ancaman merupakan hal – hal yang dapat mendatangkan kerugian
bagi pariwisata baik di obyek kunjungan maupun di kota tujuan. Ancaman
yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan adalah :
a. Persaingan antara para produsen batik yang kurang sehat, sehingga
dapat mengurangi rasa kebersamaan. b.
Limbah industri yang tidak dikelola dengan baik akan mendatangkan penyakit.
c. Hak pengelolaan yang ada di Desa Wisata Batik Kliwonan belum jelas,
masih belum ada kepastian tentang organisasi yang mengelola. d.
Wilayah lain juga memproduksi batik yang sama sehingga dapat membingungkan wisatawan.
e. Dengan mudahnya Industri pakaian dari luar negeri masuk kepasar di
Indonesia. Sifat analisis SWOT sangat situasional yang mana artinya adalah hasil
analisis tahun sekarang belum tentu akan sama dengan hasil analisis pada tahun
yang akan datang. Hal ini disebabkan karena semua faktor yang mempengaruhi juga berubah. Biasanya hasil analisis akan banyak ditentukan pada faktor
– faktor situasi dan kondisi ekonomi, politik, stabilitas keamanan, dan keadaan sosial yang
melatarbelakangi. Keempat faktor itu perlu mendapatkan perhatian yang seksama. Kekuatan
yang ada harus dipertahankan sebaik baiknya bahakan aklau bisa ditambah. Kelemahan harus segera mendapatkan penanganan segera atau akan segara
dihilangkan. Kesempatan yang ada hendaknya untuk segera dimanfaatkan untuk membantu pengembangan obyek. Sedangkan ancaman harus segera diantisipasi
supaya tidak menghambat aktifitas atau program yang sudah direncanakan. Dengan cara demikian, dapat diambil langkah
– langkah perbaikan sehingga lebih banyak wisatawan yang akan datang, tinggal lebih lama dan membelanjakan
uangnya lebih banyak selama mereka melakukan perjalanan wisata di desa wisata Kliwonan.
Hasil analisis ini merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pengelola dan orang yang berkompeten dengan Desa Wisata
Kliwonan, serta dilengkapi dengan beberapa data tertulis dan wawancara dengan pihak Kantor Pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen, Dinas
Pendapatan Daerah kabupaten Sragen, Pengamat desa wisata Kliwonan serta pengusaha batik lokal.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, wisatawan yang
berkunjung didesa wisata Kliwonan dapat di kategorikan ke dalam kelompok kategori wisata minat khusus yang bertujuan untuk :
1. Pendidikan
Bagi para wisatawan yang datang dan ingin mempelajari tentang batik, tentang history dan tentang produksi secara lebih dalam.
2. Penelitian Karena desa wisata Kliwonan sering digunakan untuk penelitian oleh
para pelajar ataupun mahasiswa untuk tugas-tugas sekolah maupun kuliah.
3. Rekreasi Karena wisatawan dapat berlibur dan melupakan sejenak segala
aktifitas sehari-hari sambil melakukan berbagai aktifitas yang jarang mereka lakukan.
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung tersebut maka diperlukan adanya pendekatan - pendekatan untuk mewujudkannya. Pendekatan yang umum
digunakan adalah : 1. Pendekatan estetika, yaitu penyajian materi yang dapat membangun
minat khusus para pengunjung sehingga pengunjung semakin tertarik untuk mengunjungi desa wisata Kliwonan.
2. Pendekatan intelektual, yakni sajian materi hasil kajian intelektual.
Untuk kedepannya diharapkan desa wisata Kliwonan ini dapat berperan sebagai:
1. Pusat budaya, penggalian dan pengelolaan, karena peninggalan jaman
dahulu harus tetap dilestarikan. 2.
Pusat kesenian tradisional, oleh karenanya program-program budaya dan seni pertunjukan kesenian lokal seperti, pencak silat, wayang
kulit, kesenian rebana, dan kentongan perlu terus dilestarikan dan dikembangkan.
3. Sentra pengembangan sosial ekonomi, lingkungan sekitarnya, terutama
bila tingkat kunjungan wisatawan dapat terus ditingkatkan. 4.
Ikon perkembangan pawisata di kabupaten Sragen. Dalam pengelolaan sebuah daerah obyek tujuan wisata terdapat sejumlah
komponen dasar yang harus dipenuhi agar senantiasa menarik pengunjung sehingga pada akhirnya memudahkan proses ”menjualnya”. Untuk itu perlu
diperhatikan antara lain : 1. Lokasi serta tata letak berbagai fasilitas yang tersedia toilet, cafe,
mushola, toko souvenir, bangku duduk, dan sebagainya 2. Penempatan khusus dan tata letak kegiatan acara atraksi pertunjukan
wisata penunjang di lokasi obyek desa wisata Kliwonan. 3. Penampilan appearance sambutan ketika memasuki kawasan wisata,
gerbang utama dan tanda-tanda petunjuk arah bagi wisatawan, sehingga ketika wisatawan hadir akan merasakan sambutan yang khas dan juga
memudahkan pengunjung sehingga memperkecil kemungkinannya wisatawan untuk tersesat.
C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Setempat Untuk Pengembangan Desa Wisata Batik Kliwonan