Adapun potensi – potensi wisata tersebut adalah :
1. Museum Sangiran
Kawasan Sangiran memiliki luas mencapai 56 km persegi. Bentangan kawasan dari barat ke timur sepanjang 7 KM. Di Wilayah ini ditemukan fosil
lebih dari 13.000 buah. Temuan fosil-fosil Hominid Purba antara lain
homo erectus, Stegodon trigonocephalus
gajah,
Buablus palaeokarabau
kerbau. Temuan fosil Homonid Purba di Kawasan sangiran merupakan temuan fosil
terbesar, yaitu sekitar 65 dari temuan di Indonesia. Bahkan temuan Hominid di Sangiran merupakan 50 dari temuan Hominid Purba di dunia.
Museum yang dibangun pada 1980 ini memiliki koleksi 13.806 buah Fosil, yang terdiri dari fosil Manusia, Hewan Vertebrata, Binatang Air,
Batuan, Tumbuhan laut dan Alat-alat Batu. Mueum Sangiran telah ditetapkan sebagai World Heritage No. 593 oleh komite World Heritage pada peringatan
ke-20 tahun di Marida, Meksiko. Museum sangiran merupakan situs fosil terlengkap di pulau Jawa.
Fasilitas yang ada pada Museum Sangiran sebagai World Heritage, antara lain Menara Pandang untuk menikmati keindahan sekitar Sangiran.
Wisma Sangiran jika para pengunjung menginginkan untuk menginap. Ruang Pameran Laboratorium, Aula, Perpustakan, Gudang Penyimpanan,
Ruang Audio Visual untuk melihat film documenter tentang kehidupan manusia purba. dan kios-kios souvenir Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
Promosi Kabupaten Sragen.
2. Waduk Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo WKO merupakan salah satu sumber daya alam buatan seluas 6.576 Ha yang terdiri dari perairan waduk 2.830 Ha dan
lahan tidak tergenang 3.746 Ha. Para pengunjung bisa menikmati panorama sekitar waduk, memancing ikan, berbelanja di pasar ikan dan berpetualang
dengan perahu motor di daratan serupa pulau yang berada di tengah waduk. Di waduk ini juga dikembangkan pembudidayaan ikan dengan sistem
karamba yang bisa menambah penghasilan warga setempat dan sebagai penyedia ikan di Kabupaten Sragen. Selain itu juga terdapat restoran apung
yang menyediakan menu-menu khas setelah pengunjung menikmati asyiknya meancing di perairan waduk.
Di kawasan waduk kedung ombo juga tersedia beberapa homestay milik Pemerintah Kabupaten Sragen yang tadinya disediakan untuk para
perserta Kejuaraan Pacuan Kuda dari luar kota. Namun seiring perkembangannya, diluar event pacuan kuda, bisa dpakai oleh para
pengunjung jika ingin menginap.
Bagi penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan, di Waduk Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan
aneka makanan olahan berbahan ikan Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
Promosi Kabupaten Sragen. 3.
Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Obyek wisata Gunung Kemukus merupakan petilasan Pangeran Samudro. Beliau adalah keturunan terakhir yang berguru pada kyai Ageng
Guntur di Lereng Gunung Lawu. Beliau mengemban tugas suci menyatukan
saudara-saudaranya yang bercerai-berai. Banyak pengunjung datang
berziarah ke makam Pangeran samudro untuk mendapatkan berkah.
Makam ini terletak di desa pendem, kecamatan Sumberlawang, Sragen. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan
ketinggian sekitar 300 meter diatas permukaan laut. Letaknya menjorok
ketengah Waduk Kedung Ombo.
Selain makam Pangeran Samudro didalam komplek makam tersebut juga terdapat makam R.Ay Ontrowulan, Ibu dari Pangeran Samudrao, dan
dua abdi setianya. Para pengunjung juga dapat menikmati pohon-pohon langka dengan akar akar yang meliuk-liuk, mandi di Sendang Ontrowulan
yang dipercaya dulunya sering dipakai mandi oleh R.Ay Ontro wulan.
Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-
13. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan Indonesia dan membentang hingga bagian selatan India.
Memasuki Dukuh Samudro di lereng Kemukus, pengunjung akan menjumpai berbagai aktivitas khas warga pedesaan. Proyek Waduk Kedung
Ombo yang diresmikan pada 1990 menyebabkan bukit Kemukus kini dikelilingi oleh air. Dari kejauhan terlihat seperti bukit di tengah telaga. Jika
debit air sedang tinggi, pengunjung harus menyeberang dengan menggunakan perahu atau rakit yang disediakan penduduk.
Ritual yang paling ramai dan diminati pengunjung adalah upacara di bulan Syuro bulan pertama dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan
dimulainya bulan Muharram dalam kalender Islam. Tiap Kamis malam
diadakan pentas wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan pada hari Kamis di pekan pertama bulan Syuro digelar tradisi
larap slambu
yang merupakan ritual pencucian kain penutup makam Pangeran Samudro. Ritual ini
dipercaya memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas
cucian slambu dan potongan kain slambunya.
Saat ritual
Larap Slambu
, para bangsawan Kraton Surakarta bisanya turut menghadirinya. Mereka berbusana tradisional Jawa. Pada hari itu
wisatawan dapat menjumpai ornamen dan pakaian tradisional Jawa, prajurit dengan senjata khas kraton kuno di setiap sudut Kemukus. Nuansa
tradisional Jawa sangat terasa pada ritual
Larap Slambu
itu. Pola kehidupan, kebudayaan, dan kepercayaan yang berlangsung
dalam masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Di kawasan tersebut bakal ditemui jejak-jejak perjumpaan antara tradisi Jawa Hindu dan Islam.
Lengkap dengan berbagai legenda dan artefak bersejarah yang tersisa
Sumber : Kantor Pariwisata Investasi Promosi Kabupaten Sragen. 4.
Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang
Merupakan arena pacuan kuda yang terletak di desa Ngartgotirto, Kecamtan Sumberlawang. + 29 Km dari Solo atau + 31 km dari obyek
wisata waduk Kedung OmboPanjang lintasanya 600 m dan merupakan miniatur Pacuan Kuda di Pulo Mas Jakarta. Kejuaraan pacuan kuda perdana
yang bertaraf nasional memperebutkan Piala Gubernur dilakanakan pada bulan desember dan telah menjdi agenda tahunan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sragen selain sebagai pengembangan Obyek wisata Waduk
Kedung Ombo.
Akses menuju lintasan pacuan kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah. Arena pacuan kuda itu berjarak 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten
Sragen dan dapat ditempuh selama 40 menit dengan mengendarai mobil pribadi.
Penduduk disekitar obyek membuka penginapan atau
homestay
di rumahnya, jadi bagi pengunjung yang ingin bermalam tidak kebingungan.
Warung-warung makan dengan menu khas pedesaan juga siap memanjakan lidah siapapun yang datang.
Pada saat ini, tengah disusun rute untuk wisata menunggang kuda
horse riding
. Di arena pacuan telah tersedia empat kuda hasil persilangan antara kuda Eropa dan lokal. Tunggangan ini siap digunakan berkuda
mengelilingi perbukitan dan lembah di sekitar arena pacuan dan waduk Kedung Ombo. Pengunjung yang belum pernah naik kuda tidak perlu
khawatir, karena Pengelola pacuan kuda telah menyediakan pemandu dan sekaligus melatih pengunjung menunggang kuda.
Selain itu, telah didukung pula oleh fasilitas komplek pacuan kuda juga lengkap. Lintasan pacuan area pit stop dan tribun yang representatif
untuk pertandingan internasional, juga terdapat istal atau stable yang terjamin kebersihannya Sumber : Kantor Pariwisata Investasi Promosi Kabupaten
Sragen. 5.
Pemandian Air Panas Bayanan dan Ngunut
Pemandian Air panas Bayanan terletak 17 km sebelah tenggara Kota Sragen. Tepatnya, di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan
Sambirejo,sedangkan Pemandian Air panas Bayanan Ngunut terletak 17 KM sebelaha tenggara ibukota Kabupaten Sragen, tepatnya didesa Jetis.
Selama perjalanan menuju lokasi wisata Bayanan, para pengunjung akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan sawah menghijau dan
kerimbunan hutan karet. Akses jalan yang sudah sangat memadai memudahkan aneka macam kendaraan hingga ukuran mikrobus dapat leluasa
mencapai lokasi. Sumber air panas Bayanan dipercaya menyimpan khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan. Air panas Bayanan diyakini mampu menyembuhkan aneka masalah kesehatan, antara lain gatal-gatal, rematik,
pegal linu, flu tulang. Bahkan untuk beberapa kasus yang terjadi pada beberapa pengunjung, setelah beberapa kali mandi air panas Bayanan mampu
menstabilkan tekanan darah Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
Promosi Kabupaten Sragen. 6.
Hyang Tirto Nirmolo
Mitos yang dipercaya penduduk desa di sekitar sumber air panas Bayanan menyebutkan bahwa sumber air panas Bayanan tersebut dijaga oleh
makhluk halus berkekuatan magis. Makhluk itu bernama Hyang Tirto Nirmolo dan suka menolong menyembuhkan orang sakit. Penduduk setempat
merasakan bahwa gatal-gatal
bubul-jawa
, capek setelah bekerja berat dapat segera sembuh dan segar kembali usai mandi dengan air Bayanan. Oleh
sebab itu, sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Di bangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara
merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari
Jumat Legi dalam penanggalan Jawa Sumber : Kantor Pariwisata Investasi
Promosi Kabupaten Sragen. 7. Ziarah Makam Joko Tingkir
Obyek Wisata Ziarah Makam Joko Tingkir terletak di tepi Sungai
Bengawan Solo, yang tepatnya di Desa Butuh, Kecamatan Plupuh, Selain makam Joko Tingkir, diobyek wisata ini wisatawan juga dapat melihat
perahu
gethek
yang konon pernah digunakan oleh Pangeran Joko Tingkir sewaktu mengalahkan 40 buaya
legenda sigromilir
. Banyak orang-orang yang berziarah ke makam ini terutama pada hari-
hari besar kalender jawa., misalnya 1 suro. Pada satu hari setelah perayaan hari raya Idul Fitri,disini diselenggarakan ritual ” Larung Gethek Joko
Tingkir ” yang dimulai dari Taman Jurug ditepi Bengawan Solo dan berakhir di Desa Butuh. Larung Gethek Joko Tingkir merupakan salah satu atraksi
wisata yang menarik bagi wisatawan. Ritual tersebut selalu menarik ribuan pengunjung yang ingin mendapatkan ketupat yang dipercaya membawa
berkah Sumber : Kantor Pariwisata Investasi Promosi Kabupaten Sragen. 8. Desa Wisata Mandiri kecik
Desa ini memiliki komoditas pertanian unggulan, antara lain semangka, melon, dan bawang merah. Desa ini juga telah memperoleh
banyak prestasi dalam bidang sosial-ekonomi masyarakatnya, prestasi tersebut dapat di lihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
Desa Kecik dijadikan salah satu desa unggulan Kabupaten Sragen yang
berpotensi menjadi salah satu daya tarik wisata Sumber : Kantor Pariwisata
Investasi Promosi Kabupaten Sragen. 9. Perkebunan Karet
Perkebunan karet yang terletak di Kecamatan kedawung 17 KM dari pusat kota Sragen ini memiliki nilai ekonomis sebagai penyuplai getah dan
karet. Selain keindahan alam, perkebunan ini sering juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata. Udara sejuk dan pemandangan alam yang
indah dan asri dapat mengembalikan kesegaran tubuh yang lelah beraktifitas. Para pengunjung yang ingin lebih menyatu dengan kehidupan alam,
perkebunan karet ini merupakan lokasi tepat untuk berkemah. Ketika musim durian tiba, banyak dijual durian berjajar disepanjang jalan Sumber : Kantor
Pariwisata Investasi Promosi Kabupaten Sragen. 10. Ndayu Alam Asri
Desa Dayu terletak di Kecamatan Karangmalang. Para pengunjung bisa menikmati keindahan alam berupa sungai, hutan, taman, dan kebun
binatang mini. Berpepetualang sambil mengembangkan hobi memancing, berperahu, hiking, maupun camping. Setelah selesai mereka bisa melapaskan
lelah dan beristirahat di wisma yamg nyaman dan bersih lengkap dengan fasilitas penginapannya Sumber : Kantor Pariwisata Investasi Promosi
Kabupaten Sragen
11. Desa Wisata batik Kliwonan