1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata berperan penting dalam pembangunan negara berkembang, karena pariwisata mampu mendatangkan devisa yang cukup besar untuk
membangun perekonomian pada negara yang sedang berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor Pariwisata mampu mengangkat perekonomian dengan
membuka berbagai macam peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru, dan di lain pihak, dunia pariwisata juga dapat menciptakan pencintraan bagi
sebuah negara. Para wisatawan atau pengunjung yang datang disambut pertama kali oleh
para pelaku wisata, dengan sambutan yang ramah tentu akan menciptakan rasa bersahabat bagi wisatawan yang berkunjung dan mencipatakan citra yang baik
bagi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu adanya pembekalan untuk para pelaku dalam bidang
pariwisata di Indonesia sehingga dapat menciptakan citra yang baik bagi pariwisata di Indonesia kepada wisatawan yang berkunjung, dan ini bukan hanya
merupakan tanggung jawab pelaku wisata saja, namun merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari pemerintah sampai kesadaran dari warga
masyarakat sendiri.
Saat ini di dunia pariwisata di Indonesia sedang mengalami ke tidakstabilan dan pasang-surut, dunia pariwisata melemah sehingga pendapatan
masyarakat dan devisa negara pun ikut mengalami penurunan. Pada era 1980-1990an, wisatawan lokal maupun mancanegara telah
banyak melakukan kunjungan - kunjungan wisatanya di obyek – obyek wisata
yang tersebar di Indonesia. Namun pada sekitar tahun 1997 – 1998 karena terjadi
kerusuhan dan akhirnya berdampak dengan krisis moneter, membuat keadaan politik dan pemerintahan di negara ini menjadi tidak menentu. Dampaknya bagi
dunia pariwisata di Indonesia lumayan hebat, dan membuat kepariwistaan menjadi lesu dan semakin melemah.
Bukan hanya itu saja, dengan adanya perubahan cuaca tidak menentu dan keadaaan alam yang kurang bersahabat pada beberapa tahun terakhir, dunia
pariwisata di Indonesia semakin mengalami kemunduran dan semakin meredup, dikarenakan banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengurungkan
niatnya untuk mengunjungi obyek-obyek wisata di Indonesia. Pemerintah pun mulai mengadakan pembenahan untuk mulai memperbaiki
dan berusaha untuk membangun kembali citra dunia Pariwisata di Indonesia. Dengan berbagai cara dan usaha, pemerintah berusaha untuk menjaring dan
menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk kembali melakukan perjalanan wisata di Indonesia. Pemerintah mencoba membangun kembali citra
bahwa dunia pariwisata di Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata, aman, nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi.
Begitu pula di kabupaten Sragen, “ Kabupaten Sragen merupakan salah
satu Daerah Tujuan Wisata DTW, dan merupakan salah satu kabupaten di Jawa tengah yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisatawan baik yang bersifat
budaya maupun alam. Potensi – potensi pariwisata yang cukup banyak dan
beragam yang dimiliki kabupaten sragen ini cukup menarik untuk dikunjungi. Karakteristik utama pariwisata di Sragen adalah mengandalkan panorama
atau bentang alam yang indah, budaya tradisional yang masih terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata profesional dan berbagai fasilitas berstandar
internasional. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Sragen antara lain adalah Situs
Purbakala
Museum Sangiran
,
Waduk Kedung Ombo
, Wisata religi historis
Makam Pangeran Samudero
di Gunung Kemukus,
Pacuan Kuda Nyai Ageng Serang
di Ngargotirto,
Pemandian air panas Bayanan
,
Desa Wisata Batik Kliwonan
, di Masaran,
Dayu Alam Asri
di Karangmalang,
Ziarah makam Joko Tingkir
dan lain sebagainya.
Di antara semua itu Kabupaten Sragen juga dikenal sebagai penghasil batik tulis, cap dan printing. Kerajinan tangan warisan nenek moyang yang turun
temurun dan bernilai sejarah maupun bernilai seni tinggi ini di daerah Sragen diproduksi di sebuah desa di kecamatan Masaran, Sragen yaitu desa sentra
penghasil batik
“ Desa Wisata Batik Kliwonan “.
Batik yang mengandung nilai filosofi, kearifan lokal khas masyarakat Indonesia, harus kita jaga dan lestarikan sebagai salah satu kebanggaan bangsa
Indonesia ditengah mulai memudarnya eksistensi Batik di Indonesia yang kini pamornya mulai terkikis oleh industri pakaian berbasis kapital yang sangat besar,
terutama Industri fashion dari luar negeri. Bahkan, hak kepemilikan batik pun pernah diklaim negara asing sebagai salah satu warisan budaya mereka.
Oleh karena itu pemerintah kabupaten Sragen tidak tinggal diam dan merasa harus terlibat untuk mendorong industri batik rakyat agar terus eksis,
berkembang, sekaligus melestarikan dan melindungi budaya warisan leluhur kita dari klaim pihak asing.
Dalam hal ini masyarakat pelaku bisnis pembuatan kerajinan batik di Sragen dibantu pemerintah setempat ingin mengangkat kembali kebudayaan dan
kerajinan tangan yang diwariskan oleh para leluhur ini agar tetap eksis dalam perindustrian baik dalam tingkat daerah, nasional bahkan internasional.
Bertolak dari dasar pemikiran, maka perlu dikaji
“ Desa Wisata Batik Kliwonan Sebagai Pusat Wisata Seni di Kabupaten Sragen
” sebagai judul laporan penulisan Tugas Akhir, dengan harapan akan diketahui potensi serta
kekurangan - kekurangan yang ada dari “
Desa Wisata Batik Kliwonan, Sragen
” serta mengetahui pula upaya beberapa pihak seperti pemerintah, pengusaha dan
masyarakat setempat untuk membantu mengembangkannya. Semoga karya tulis ini akan bermanfaat bagi semua pihak, bagi saya
sendiri, bagi kemajuan desa wisata batik Kliwonan dan bagi pariwisata di kabupaten Sragen kedepannya, serta dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca
seluruhnya.
B. Perumusan Masalah