Prosedur Pengawasan Kualitas Dimensi kualitas

commit to user 16 g Perawatan perlengkapan Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang tidak tersedia, maka kualitas produk akan kurang dari semestinya. h Standart kualitas Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak, tidak ada testing maupun inspeksi maka output yang berkualitas tinggi sulit dicapai. i Umpan balik konsumen Jika perusahaan kurang sensitive terhadap keluhan-keluhan konsumen, kualitas produk tidak akan meningkat secara signifikan. Sedangkan menurut Prawirosentono 2007:17 faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas, yaitu : a Bentuk rancangan dari suatu barang atau jasa designing. b Bahan baku yang digunakan raw material. c Cara menjual atau mengirim ke konsumen serta cara mengemas dan melayani konsumen packaging and delivering. d Digunakan atau dipakainya barang atau jasa tersebut oleh konsumen using.

F. Prosedur Pengawasan Kualitas

Menurut Handoko 2000 : 430 prosedur pengawasan kualitas dapat dilakukan dengan cara: commit to user 17 1. Inspeksi Produk dan jasa selalu diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam golongan produk yang berkualitas baik maupun yang rusak, dari hal tersebut dapat dilakukan dalam hal yang berpengaruh pada proses produksi dan dari produk rusak dapat disingkirkan. Pemeriksaan produk selama proses produksi juga bertujuan menghindarkan dari pengerjaan satuan yang sebenarnya telah rusak, sehingga tujuan utama daripada inspeksi adalah menghentikan pembuatan produk yang rusak. Dalam hal melakukan inspeksi ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan : a. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang- barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barang-barang jelek. b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang yang telah rusak. c. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin menghentikan dan akan menghentikan dan akan memacetkan mesin-mesin. d. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup kerusakan-kerusakan seperti pengecatan. commit to user 18 e. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan seperti pengelasan komponen, pencampuran warna. f. Pada mesin-mesin automatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan unit terakhir tetapi hanya kadang-kadang untuk unit-unit diantaranya : g. Inspeksi komponen-komponen akhir. h. Inspeksi sebelum penggudangan i. Inspeksi pengujian dan produk jadi. 2. Acceptance Sampling Sampling merupakan suatu proses observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan cara mengambil sebagian kecil dari sekumpulan produk untuk mewakili populasi.

G. Dimensi kualitas

Menurut Garvin dalam Yamit, 2004:10 berdasarkan prespektif kualitas, Garvin mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut : 1 Performance kinerja yaitu karakteristik pokok dari produk inti. 2 Feature yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan. 3 Realitability kehandalan yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. commit to user 19 4 Conformance kesesuaian yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5 Durability daya tahan yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan. 6 Serviceability yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan. 7 Estetika yaitu menyangkut corak, rasa, dan daya tarik produk. 8 Perceived yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

H. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas