Anak Perempuan TINJAUAN PUSTAKA

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa yang berprestasi adalah siswa yang cenderung berusaha untuk memperoleh taraf prestasi yang baik dan mengejar hasil yang baik. Untuk melihat karakteristik siswa yang berusaha mengejar hasil yang baik, dapat tercermin dari berbagai cara, seperti melalui nilai-nilai individual yang tertulis di buku rapor, ulangan harian, Azwar, 1996, nilai ujian self report, GPA Grade Point Average Trudeau Shepard, 2009, atau hasil tes terstandar tes prestasi Woolfolk, 2009. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan nilai rapor untuk melihat prestasi akademik siswi fatherless yang berprestasi.

B. Anak Perempuan

Fatherless Ketidakhadiran figur ayah itu sendiri sering disebut sebagai fatherless atau father absence . Fatherless adalah ketiadaan peran dan figur ayah dalam kehidupan seorang anak. Seorang anak dikatakan mengalami kondisi fatherless ketika anak tidak memiliki ayah, tidak memiliki hubungan atau berkomunikasi dengan ayahnya, yang disebabkan oleh permasalahan orangtua, perceraian, atau kematian. Kondisi ketiadaan sosok ayah juga dapat terjadi jika anak merupakan hasil dari hubungan di luar pernikahan Sundari Herdajani, 2013. Mancini 2010 menyebutkan bahwa ketidakhadiran ayah biasanya terjadi ketika ayah tidak tinggal atau berjarak jauh dengan anaknya dalam periode waktu yang lama. Termasuk disebabkan oleh perceraian, berpisah, dipenjara, berada di militer, bepergian untuk urusan bisnis, yang lebih banyak tidak hadir di rumah. Sehingga, ketidakhadiran ayah mempengaruhi berbagai aspek perkembangan hidup anak. Pada aspek perkembangan di ranah akademik, berbagai penelitian terdahulu menyatakan bahwa ketidakhadiran ayah tidak terlalu mempengaruhi perkembangan prestasi akademik anak. Penelitian Vandamme Schwartz 1985 menunjukkan bahwa motivasi berprestasi anak-anak tanpa ayah cenderung lebih besar dibandingkan anak-anak dari keluarga utuh. Bahkan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu tunggal merasa kurang stres dibandingkan ibu dari rumah tangga yang utuh. Keadaan tersebut bisa terjadi karena ditemukannya berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan kehidupan anak fatherless . Faktor-faktor yang mempengaruhi anak fatherless untuk berprestasi adalah adanya aspirasi edukasi, motivasi intrinsik, faktor kemampuan, keberagaman respon individual dalam menghadapi stimulus lingkungan pada anak fatherless , sehingga ketidakhadiran ayah cenderung tidak melemahkan kemajuan akademik anak fatherless Watts Watts, 1992. Selain itu, ibu-ibu yang tidak memiliki suami cenderung tidak mengendurkan tekanan pada anaknya dalam prestasi akademik Kriesberg, 1967 dan anak cenderung lebih banyak memperoleh tuntutan tugas dibandingkan anak dari keluarga utuh Atkinson Ogston, 1974. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah socioeconomic status SES di dalam keluarga terkontrol Svanum, Bringle, dan McLaughlin, 1982, sehingga anak fatherless cenderung memperoleh fasilitas dan dukungan financial untuk menunjang pendidikannya. Selain itu, faktor ibu-tunggal yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi Kinard dan Reinherz, 1986 juga mendorong dan mempengaruhi anak fatherless untuk tetap berprestasi seperti anak dari keluarga utuh. Anak fatherless pada penelitian ini adalah anak perempuan yang memiliki prestasi akademik. Anak perempuan fatherless tentunya juga mampu berprestasi karena dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Menurut Murray Sandqvist 1990, sebagian besar anak-anak yang hidup dengan ibu tunggal adalah perempuan, yang bisa menjadi faktor bahwa kinerja sekolah mereka baik. Hal tersebut terjadi karena terkadang aspirasi edukasi lebih tinggi ditemukan pada anak perempuan yang hidup dengan ibu tunggal. Gagasan tersebut masuk akal, karena seorang anak perempuan akan belajar tentang pentingnya memiliki pekerjaan yang baik jika ibunya adalah orangtua tunggal dan harus mencari nafkah sendiri Murray Sandqvist, 1990.

C. Kerangka Konseptual