Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penyelesaian Masalah Pembandinga

dung, Tabanan, ianyar, Klungkung dan Bangli. Waktu pengambilan data tersebut dilaksanakan Agustus 2012 melalui penelitian langsung dilapan acaan Aksara Lab ogi Informasi, Fakultas Teknik Uiversitas Aksara Bali yang digunakan untuk melakukan pembentukan pola model dan pengujian sistem pengenalan karakter ini citra Aksara Bali dalam penelitian I Komang ede Suamba Dharmayasa Dharmayasa, 2009. Sampel Aksara Bali yang diambil enggunakan segmentasi per blok karakter dan juga dari internet. l yang dikembangkan dari bentuk pola busur dan dipilih sesuai dengan frekuensi kemunculan terbanyak khusus untuk citra Aksara Bali, serta pola model pembanding pada saat pengujian unjuk kerja sistem dari Prof. Isao Yoshimura Yoshimura, 1993 dan AA. Kompiang Oka Sudana Sudana, 2007.

3.2.2. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi , yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian secara langsung pada instansi-instansi yang terkait. 2. Metode Interview, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara dan tanya jawab secara langsung pada pihak-pihak yang terkait. 3. Metode Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku referensi, modul-modul yang relevan dengan objek permasalahan.

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Pengembangan Pola Khusus berbasis Metode Pola Busur Terlokalisasi ini dilakukan di Bali, khususnya di Denpasar, Ba G selama Bulan Juli sampai dengan gan dengan mengambil foto aksara dari sumber buku-buku b Bali dan Lontar. Pengembangan dan implementasi sistem dilakukan di oratorium Komputasi, Jurusan Teknol Udayana Denpasar.

3.2. Data

3.2.1. Sumber Data

Sumber data yang dipakai sebagai sampel adalah sebagian diambil dari data G digunakan diperoleh dari hasil scan buku ajar Bahasa Bali yang m Pola Model dari Pola Busur Terlokalisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola mode 26 .3. Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman yang digunakan pada Penelitian Pengembangan Pola husus berbasis Metode Pola Busur Terlokalisasi ini adalah Borland Delphi 7.2. erangkat lunak lain yang diperlukan adalah program paket pengolahan citra, dan ipergunakan pada tahapan prapemrosesan seperti Paint Shop Pro.

3.4. Metode Penyelesaian Masalah

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: Pengumpulan literatur yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan perangkat lunak pengenalan karakter. . Mempelajari dan memahami proses yang terjadi dalam perancangan dan pembuatan perangkat lunak pengenalan karakter. . Penyusunan perangkat lunak software. . Pengujian perangkat lunak software. . Analisis hasil dan pengambilan kesimpulan.

3.5. Perangkat Pemodelan Sistem

3.5.1 Gambaran Umum Sistem Pengenalan Karakter Aksara Bali

Gambaran Umum Sistem yang dirancang pada sistem ini adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1 berikut: 3 K P d 1. 2 3 4 5 27 28

3.5.2 odel

Pe Metode P dengan tu waktu pr permasala kecil beru dimiliki. Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Pengenalan Aksara Bali Pembentukan dan Pemilihan Pola M mbentukan pola model baru yang didasarkan pada batasan-batasan dalam ola Busur Terlokalisasi untuk Tulisan Jepang dan Tandatangan Latin juan untuk mengurangi banyaknya pola model yang digunakan, sehingga oses sistem bisa lebih singkat. Batasan utamanya yaitu lokalisasi han pada pola model yang didefinisikan di dalam sebuah bujur sangkar kuran 5 x 5, tetapi pemilihannya berbasis pada sampel Aksara Bali yang Laporan hasil pengenalan Keluaran nilai ketidaksamaan terkecil dan ID Aksara Pro pe ses ndaftaran Masuka kara Aksara n citra kter Bali Masukan citra karakter Aksara Bali Pengembang sistem Basisdata pola model Basisdata acuan Proses pembuatan pola model Proses Pengambilan Keputusan Nilai threshold Proses Pencarian Nilai Terkecil Ketidaksamaan Proses Pencocokan dengan Semua Basisdata Aksara

3.5.3 Ta

Se terkandun citra terse dengan in pengenala Pengenala adalah seb i. ii. P Tahap awal pra pemrosesan ini, jika file bitmap yang dihasilkan pada tahap pengambilan data belum berbentuk dua warna hitam putih maka t b berupa citra biner. Setelah itu dilakukan eliminasi terhadap data yang tidak diperlukan, a yang akan diproses pada tahapan berikutnya s iii. E S k y p a Aksara Bali dari Metode Pola Busur Terlokalisasi yang mana diantara model pola-polanya terlihat pada Gambar 2.4. Aksara Bali yang telah berbentuk citra biner akan langsung diproses untuk mendapatkan frekuensi kemunculan masing-masing pola. Pola yang memiliki nomor model yang sama tetapi dengan nomor urut hapan Pengenalan Karakter Aksara Bali cara umum dalam pengolahan citra, untuk mendapatkan informasi yang g di dalamnya maka biasanya dilakukan proses-proses pendahulu pada but. Setelah itu baru dilakukan proses-proses berikutnya yang berkenaan formasi apa yang diinginkan untuk diolah, demikian juga halnya pada n Tulisan Bali. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam sistem n Karakter Aksara Bali, khususnya Metode Pola Busur Terlokalisasi agai berikut: Akuisisi data data acquisition Akuisisi data merupakan proses pengubahan data dari data analog Aksara Bali, menjadi citra dengan scanner. Citra yang disimpan dalam format file bitmap berupa data kasar dan selanjutnya akan diproses pada tahapan selanjutnya. ra pemrosesan preprocessing erlebih dahulu dilakukan konversi menjadi data citra dua warna proses inerisasi, karena citra Aksara Bali yang nantinya diperlukan guna memastikan bahwa dat udah merupakan data yang sahih. kstraksi ciri feature extraction etelah data tersebut diolah menjadi data jadi pada tahap pra proses, emudian dilakukan ekstraksi ciri dari citra biner Aksara Bali. Ciri-ciri ang diekstraksi bergantung pada metode yang dipakai dalam proses embandingan nantinya, yang mana dalam penelitian ini digunakan dalah pola model khusus untuk 29 berbeda, frekuensi kemunculannya dijumlahkan untuk mendapatkan f a A T s p m k li dilambangkan dengan f dan terdapat 23 pola model maka citra Aksara an sebagai vektor kolom x berdimensi p, iv. li acuan dilakukan dengan mengekstraksi ciri dari beberapa Aksara Bali acuan dan hasil yang diperoleh disimpan pada sebuah file basisdata acuan. Mi ke i disebut dengan P i digunakan sebagai Aksara Bali acuan sebanyak tuk sebagai berikut : ⎤ ⎢ ⎢ ⎡ = m m i x x x x x x P L L 2 22 21 1 12 11 rekuensi kemunculan dari pola model tersebut. Cara penghitungannya dalah dengan menggerakkan setiap pola model di atas pola biner citra ksara Bali, sebagai patokan adalah titik yang berbentuk lingkaran penuh. itik ini digeser secara teratur satu grid ke arah horisontal atau vertikal, ampai semua titik pada citra biner Aksara Bali terlewati. Setiap ergeseran dilakukan pembandingan terhadap ruang yang dilingkupi oleh odel tersebut, apakah sama ataukah tidak. Jika sama maka frekuensi emunculan pola model tersebut ditambahkan. Misalkan citra Aksara Ba Bali tersebut dapat diekspresik dengan p adalah 23 yaitu sesuai dengan pola model yang ada. Dalam matriks bentuk tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : .......................................3.1 Elemen-elemen x yaitu x 1 , x 2 ,… x 23 adalah frekuensi kemunculan dari masing-masing pola model sesuai dengan nomor modelnya. Pendaftaran enrollment Tahapan pendaftaran Aksara Ba ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = 23 2 1 x x x x M salkan masing-masing Aksara Bali m , maka dari m buah Aksara Bali ini diekstraksi ciri menggunakan Metode Pola Busur Terlokalisasi menghasilkan m buah vektor kolom x berdimensi p, hasil ini dijadikan satu matriks vektor berukuran p x m dengan ben ⎥ ⎥ ⎦ ⎢ ⎢ ⎣ pm p p x x x L M M M 2 1 ⎥ ⎥ ………………………3.2 30 ampu untuk mewakili variasi yang ada dari sebuah karakter Aksara Bali, di samping itu sistem nantinya bekerja dengan tidak terlalu lambat. Jadi ukuran matriks vek d sistem pengenalan ini adalah 23 x 3 untuk 23 pola model serta 42 x 3 untuk 42 pola model. M sim ada basisdata acuan dengan kata kunci nomor identitas Aksara Bali. n comparison n. an dibanding apat pada pros pembandingan tersebut acuan dengan citra input. Nilai ketidaksamaan atau nilai beda inilah yang ilan keputusan hasil pengenalan. record data acuan karakter. Acuan yang lanjutnya dihitung rata-rata kemunculan etiap p l Nilai m yang digunakan pada sistem ini adalah 3 Aksara Bali yang diambil dari beberapa buku cetak, dengan pertimbangan bahwa 3 Aksara Bali tersebut diharapkan m tor acuan pa a atriks vektor yang didapatkan di pan p

v. Pembandinga

Tahap pembandingan merupakan inti dari keseluruhan proses pengenala Pada tahap pembandingan ini, ciri citra Aksara Bali masukan ak kan dengan ciri acuan yang ada pada basis data. Pada tahap inilah dilakukan perhitungan-perhitungan dari frekuensi yang did es ekstraksi ciri. Berdasarkan proses didapatkan nilai ketidaksamaan dissimilarity measure masing-masing digunakan sebagai dasar untuk pengamb Basisdata acuan dibaca satu berbentuk matriks p x m ini se s o a model dengan cara : ∑ = m = ik i m x …………………………………………… .3.3 N e L p x k 1 ilai-nilai yang dihasilkan yaitu x 1 , x 2 , … x p , ditempatkan sebagai lemen vektor kolom x berdimensi p, yang merupakan rata-rata acuan. alu dicari matriks varians V berdimensi p x p dari acuan dengan ersamaan: ∑ = Mencari frekuensi kem dibandingkan sam − − = m j t j j m x x x x V 1 …………… ....3.4 unculan pola model pada citra karakter yang a halnya dengan mencari frekuensi pola model acuan. 31 M h d p isalkan Aksara Bali yang dibandingkan disebut Q maka vektor kolom asilnya adalah x q . Varians V, rata-rata acuan x dan vektor kolom x q , igunakan menghitung nilai beda Yoshimura I. dkk, 1994, hal.61 dengan ersamaan sebagai berikut: ∑ ∑ + = = − + − = p q k q k k Q q k k k k Q Z Z Z Z Q Pi 1 2 1 2 , λ λ ... 3.5 Q t k k Q x l Z = ………………………………………. 3.6 x l Z t k k = ……………………………………… ...3.7 ketentuan : P D dengan ¾ D ¾ λ ¾ l k : vektor eigen yang berbentuk vektor kolom terurut sesuai . ¾ x Q ¾ x ¾ t ¾ p ¾ q vi. gunakan sebanyak 3 sampai asing- asing karakter, dengan perincian : 3 Aksara Bali untuk acuan serta 3 i ,Q : nilai ketidaksamaan antara acuan P i dengan pembanding Q. : vektor kolom yang berisi nilai eigen dengan urutan menurun descending order yaitu λ 1 , λ 2 , λ 3 , …, λ p dengan nilai eigen yang berhubungan : vektor kolom yang berisi frekuensi munculnya pola model pada citra karakter pembanding. : vektor kolom rata-rata acuan. : transpose. : dimensi vektor kolom : suatu integer dengan syarat 1 ≤ q ≤ p. Konstanta q merupakan nomor pemotongan dari nilai eigen. Perancangan Basis Data Acuan Perancangan basisdata acuan adalah merupakan proses pembentukan file basisdata yang akan dijadikan acuan pada saat proses pengenalan. Metode yang dipakai dalam pembuatan data acuan mengacu pada metode Leave-One-Out, yang menyarankan pembentukan basisdata dari sampel Aksara Bali yang dimasukkan, meng 10 buah Aksara Bali untuk sebuah karakter. Dalam pengerjaan sistem pengenalan ini digunakan 6 buah sampel Aksara Bali untuk m m 32 Aksara Bali sisanya sebagai pembanding untuk menentukan nilai ran tersebut dilanjutkan dengan membandingkan Aksara Bali yang akan dipergunakan untuk n hasil pembandingan tiga Aksara Bali ini didapatkan nilai ketidaksamaannya masing-masing. Median dari ika nilai ketidaksamaan terkecil yang didapatkan masih diatas nilai ambang batas, maka disimpulkan karakter Aksara Bali masukan tersebut tidak dikenali. Nilai ambang batas didapatkan dengan pengujian-pengujian sebelumnya. Apabila dP j , Q i didefinisikan sebagai nilai ketidaksamaan antara Aksara Bali acuan yang dimiliki oleh sebuah karakter Aksara Bali P j dengan Aksara Bali yang diuji Q i , Cc j adalah nilai kritis yang telah didapat sebelumnya dari sebuah karakter Aksara Bali P j serta Cd adalah konstanta pengali, maka berlaku hubungan : Jika dP j , Q i ≤ Cc j x Cd maka keputusannya ‘DIKENALI’ Selain itu keputusannya ‘TIDAK TERDAFTAR’. ambang. Tahap perancangan basisdata acuan terdiri dari dua pokok penting yaitu pendaftaran Aksara Bali acuan dan penentuan nilai ambang batas yang akan disimpan dalam satu record dengan kata kunci nomor identitas. Setelah dilakukan proses pendafta menentukan nilai ambang. Berdasarka nilai ketidaksamaan inilah yang disimpan pada basisdata acuan melengkapi frekuensi sampel sebelumnya, dan dipergunakan sebagai nilai ambang threshold atau nilai kritis yang dikalikan dengan suatu konstanta Cd. Nilai kritis dilambangkan dengan Cc. Besarnya konstanta pengali nilai kritis untuk keseluruhan sistem ditentukan melalui proses pengujian, yang dipengaruhi oleh prosentase terjadinya kesalahan. vii. Pengambilan keputusan decision making Tahap ini bertugas untuk memberikan keputusan dari proses pembandingan yang telah dilakukan. Nilai-nilai ketidaksamaan yang didapatkan pada proses sebelumnya diurutkan. Identitas acuan dengan nilai ketidaksamaan terkecil dan memenuhi nilai ambang batas thereshold diputuskan sebagai jenis karakter Aksara Bali yang sesuai dengan citra Aksara Bali yang diinputkan. J 33

3.6 Perancangan Sistem