Metode Pola Busur Terlokalisasi

Sebuah sistem fisis untuk tujuan pengenalan pola ditandai oleh beberapa perwujudan fisisnya, yang kembali dinyatakan secara numerik oleh beberapa kumpulan pengukuran yang membentuk ‘ruang pengukuran’. Pemilihan dan ekstraksi ciri dalam bidang pengenalan pola adalah suatu proses pemilihan sebuah pemetaan bentuk X = fY yang menyebabkan sebuah sampel Yy 1 , y 2 , …, y Q dalam ruang Ω y berdimensi-Q ditransformasikan ke dalam suatu titik Xx 1 , x 2 , …, x N dalam sebuah ruang ciri Ωx berdimensi-N. Ruang pola yang kini ditransformasikan menjadi ruang ciri dapat memiliki beberapa ciri yaitu : berdimensi terhingga, biasanya berdimensi relatif rendah N Q, dan mengandung cukup informasi secara memuaskan untuk memenuhi tugas klasifikasi. Fungsi fY yang demikian itu m ang pola oleh komputer dijelaskan ebagai suatu transformasi dari ruang pengukuran M, menjadi ruang ciri F dan pola ditransformasikan melalui pemilihan dan ekstraksi ciri, menjadi sebuah

2.5. Metode Pola Busur Terlokalisasi

akhir end point masing-masing A dan B dihubungkan oleh busur-busur seperti yang tampak pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut juga dapat dilihat lima buah titik yang berjarak sama ditempatkan di atas busur yang disebut dengan titik karakteristik characterizing points . Titik-titik inilah yang nantinya akan menyusun pola dari model yang dipergunakan sebagai karakteristik Aksara Bali. akan meminimumkan jarak intraset dan me aksimumkan jarak interset dalam ru ciri Ωx. Proses penurunan sebuah aturan keputusan berdasarkan sekumpulan sampel hingga yang telah diberi label untuk mengklasifikasikan suatu titik dalam ruang ciri yang bersesuian terhadap sampel yang tidak diberi label serta pelaksanaannya, disebut ‘klasifikasi pola’. Karena itu, pengenalan s akhirnya ke ruang keputusan D. M Æ F Æ D ………………………………2.1 Hal tersebut menyebabkan di dalam pendekatan teoritik keputusan, sekali sebuah Vektor X dalam ruang ciri Ωx, karakteristiknya hanya dapat dinyatakan oleh sekumpulan nilai-nilai numerik dalam suatu vektor. Metode Pola Busur Terlokalisasi ini dikembangkan dari Metode Pola Busur Arc Pattern Method. Prinsip metode ini adalah sebagai berikut : dua buah titik 16 Gambar 2.3 Pola busur dalam bentuk asli Berdasarkan Metode Pola Busur tersebut disusun model yang terdiri atas satu atau dua buah titik akhir end point dan beberapa titik diantara dua titik akhir. Kombinasi itu akan menghasilkan model yang banyak sekali, tetapi untuk sistem aktual, tidak semua pola model model pattern yang dipergunakan karena akan sangat memperlambat kerja sistem. Masalah ini ditanggulangi dengan mengurangi sebagian pola model yang ada. Satu ide untuk merealisasikan pengurangan pola model ini dengan melakukan pembatasan pandangan lokalisasi permasalahan pada pola model yang didefinisikan di dalam sebuah bujur sangkar kecil berukuran 5 x 5 kotak. Hanya kemungkinan-kemungkinan model yang dibentuk oleh titik karakteristik dalam bujur sangkar inilah yang dipergunakan sebagai pedoman untuk membentuk pola model. Metode Pola Busur dengan pembatasan inilah yang disebut dengan Pola Busur Terlokalisasi. Berdasarkan pembatasan tersebut Isao Yoshimura dan Mitsu Yoshimura mendapatkan 77 buah pola model seperti yang Titik akhir l= 3 terlihat pada Gambar 2.4 Ada bebera irip atau sejenis dikelompokkan menjadi satu model, contohnya seperti Nomor 5 dan 6 yang identik dikelompokkan menjadi satu je el yaitu Model 5. Berdasarkan pengelompokan yang dilakukan, akhirnya didapatkan sebanyak 67 pola model. ola model yang terlihat pada Gambar 2.4 tersebut yang akan digunakan untuk ksara Bali. Pada gambar tersebut angka di sebelah kiri menunjukkan nomor pola, sedangkan angka yang di sebelah kanan menun pa model yang m nis pola mod P mengekstraksi ciri dari citra biner A jukkan nomor model. A B l= 2 l= 1 l= Jarak l= -1 l= -2 l= -3 Jari-jari OA =2AB l End point Titik akhir B Titik karakteristik A O 17 „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ No.1 Model 1 No.9 Model 7 ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z „ z ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ del 10 No.13 Model 11 No.14 Model 12 No.16 Model 14 No.15 Model 13 del 20 No.24 Model 21 No.33 No.41 Model 35 No.42 Model 36 No.43 Mode 42 No.49 Model 43 No.50 Model 44 49 o.60 Model 52 No.61 Model 53 No.62 Model 54 No.63 Model 55 No.64 Model 56 No.65 Model 57 No.66 Model 58 No.67 Model 59 No.68 Model 60 No.69 Model 61 No.70 Model 62 No.71 Model 62 No.72 Model 63 rman “eigen” dapat diinterpretasikan “karakteristik”. Oleh karena itu nilai eigen d No.2 Model 2 No.3 Model 3 No.5 Model 5 No.4 Model 4 No.6 Model 5 No.7 Model 6 No.8 Model 7 No.10 Model 8 No.11 Model 9 No.12 Mo No.17 Model 15 No.18 Model 16 No.19 Model 17 No.20 Model 18 No.21 Model 19 No.22 Model 19 No.23 Mo ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ ‹ No.25 Model 21 No.26 Model 22 No.27 Model 23 No.28 Model 24 No.29 Model 25 No.30 Model 26 No.31 Model 27 No.32 Model 28 Model 29 No.34 Model 30 No.35 Model 31 No.36 Model 32 No.37 Model 33 No.38 Model 33 No.39 Model 34 No.40 Model 35 l 37 No.44 Model 38 No.45 Model 39 No.46 Model 40 No.47 Model 41 No.48 Model No.51 Model 45 No.52 Model 45 No.53 Model 46 No.54 Model 47 No.55 Model 48 No.56 Model No.57 Model 50 No.58 Model 50 No.59 Model 51 N No.73 Model 64 No.74 Model 64 No.75 Model 65 No.76 Model 66 No.77 Model 67 Gambar 2.4 Pola model dalam Metode Pola Busur Terlokalisasi

2.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen