Gambaran Umum Sistem Pengenalan Karakter Aksara Bali odel Ta

.3. Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman yang digunakan pada Penelitian Pengembangan Pola husus berbasis Metode Pola Busur Terlokalisasi ini adalah Borland Delphi 7.2. erangkat lunak lain yang diperlukan adalah program paket pengolahan citra, dan ipergunakan pada tahapan prapemrosesan seperti Paint Shop Pro.

3.4. Metode Penyelesaian Masalah

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: Pengumpulan literatur yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan perangkat lunak pengenalan karakter. . Mempelajari dan memahami proses yang terjadi dalam perancangan dan pembuatan perangkat lunak pengenalan karakter. . Penyusunan perangkat lunak software. . Pengujian perangkat lunak software. . Analisis hasil dan pengambilan kesimpulan.

3.5. Perangkat Pemodelan Sistem

3.5.1 Gambaran Umum Sistem Pengenalan Karakter Aksara Bali

Gambaran Umum Sistem yang dirancang pada sistem ini adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1 berikut: 3 K P d 1. 2 3 4 5 27 28

3.5.2 odel

Pe Metode P dengan tu waktu pr permasala kecil beru dimiliki. Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Pengenalan Aksara Bali Pembentukan dan Pemilihan Pola M mbentukan pola model baru yang didasarkan pada batasan-batasan dalam ola Busur Terlokalisasi untuk Tulisan Jepang dan Tandatangan Latin juan untuk mengurangi banyaknya pola model yang digunakan, sehingga oses sistem bisa lebih singkat. Batasan utamanya yaitu lokalisasi han pada pola model yang didefinisikan di dalam sebuah bujur sangkar kuran 5 x 5, tetapi pemilihannya berbasis pada sampel Aksara Bali yang Laporan hasil pengenalan Keluaran nilai ketidaksamaan terkecil dan ID Aksara Pro pe ses ndaftaran Masuka kara Aksara n citra kter Bali Masukan citra karakter Aksara Bali Pengembang sistem Basisdata pola model Basisdata acuan Proses pembuatan pola model Proses Pengambilan Keputusan Nilai threshold Proses Pencarian Nilai Terkecil Ketidaksamaan Proses Pencocokan dengan Semua Basisdata Aksara

3.5.3 Ta

Se terkandun citra terse dengan in pengenala Pengenala adalah seb i. ii. P Tahap awal pra pemrosesan ini, jika file bitmap yang dihasilkan pada tahap pengambilan data belum berbentuk dua warna hitam putih maka t b berupa citra biner. Setelah itu dilakukan eliminasi terhadap data yang tidak diperlukan, a yang akan diproses pada tahapan berikutnya s iii. E S k y p a Aksara Bali dari Metode Pola Busur Terlokalisasi yang mana diantara model pola-polanya terlihat pada Gambar 2.4. Aksara Bali yang telah berbentuk citra biner akan langsung diproses untuk mendapatkan frekuensi kemunculan masing-masing pola. Pola yang memiliki nomor model yang sama tetapi dengan nomor urut hapan Pengenalan Karakter Aksara Bali cara umum dalam pengolahan citra, untuk mendapatkan informasi yang g di dalamnya maka biasanya dilakukan proses-proses pendahulu pada but. Setelah itu baru dilakukan proses-proses berikutnya yang berkenaan formasi apa yang diinginkan untuk diolah, demikian juga halnya pada n Tulisan Bali. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam sistem n Karakter Aksara Bali, khususnya Metode Pola Busur Terlokalisasi agai berikut: Akuisisi data data acquisition Akuisisi data merupakan proses pengubahan data dari data analog Aksara Bali, menjadi citra dengan scanner. Citra yang disimpan dalam format file bitmap berupa data kasar dan selanjutnya akan diproses pada tahapan selanjutnya. ra pemrosesan preprocessing erlebih dahulu dilakukan konversi menjadi data citra dua warna proses inerisasi, karena citra Aksara Bali yang nantinya diperlukan guna memastikan bahwa dat udah merupakan data yang sahih. kstraksi ciri feature extraction etelah data tersebut diolah menjadi data jadi pada tahap pra proses, emudian dilakukan ekstraksi ciri dari citra biner Aksara Bali. Ciri-ciri ang diekstraksi bergantung pada metode yang dipakai dalam proses embandingan nantinya, yang mana dalam penelitian ini digunakan dalah pola model khusus untuk 29 berbeda, frekuensi kemunculannya dijumlahkan untuk mendapatkan f a A T s p m k li dilambangkan dengan f dan terdapat 23 pola model maka citra Aksara an sebagai vektor kolom x berdimensi p, iv. li acuan dilakukan dengan mengekstraksi ciri dari beberapa Aksara Bali acuan dan hasil yang diperoleh disimpan pada sebuah file basisdata acuan. Mi ke i disebut dengan P i digunakan sebagai Aksara Bali acuan sebanyak tuk sebagai berikut : ⎤ ⎢ ⎢ ⎡ = m m i x x x x x x P L L 2 22 21 1 12 11 rekuensi kemunculan dari pola model tersebut. Cara penghitungannya dalah dengan menggerakkan setiap pola model di atas pola biner citra ksara Bali, sebagai patokan adalah titik yang berbentuk lingkaran penuh. itik ini digeser secara teratur satu grid ke arah horisontal atau vertikal, ampai semua titik pada citra biner Aksara Bali terlewati. Setiap ergeseran dilakukan pembandingan terhadap ruang yang dilingkupi oleh odel tersebut, apakah sama ataukah tidak. Jika sama maka frekuensi emunculan pola model tersebut ditambahkan. Misalkan citra Aksara Ba Bali tersebut dapat diekspresik dengan p adalah 23 yaitu sesuai dengan pola model yang ada. Dalam matriks bentuk tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : .......................................3.1 Elemen-elemen x yaitu x 1 , x 2 ,… x 23 adalah frekuensi kemunculan dari masing-masing pola model sesuai dengan nomor modelnya. Pendaftaran enrollment Tahapan pendaftaran Aksara Ba ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = 23 2 1 x x x x M salkan masing-masing Aksara Bali m , maka dari m buah Aksara Bali ini diekstraksi ciri menggunakan Metode Pola Busur Terlokalisasi menghasilkan m buah vektor kolom x berdimensi p, hasil ini dijadikan satu matriks vektor berukuran p x m dengan ben ⎥ ⎥ ⎦ ⎢ ⎢ ⎣ pm p p x x x L M M M 2 1 ⎥ ⎥ ………………………3.2 30 ampu untuk mewakili variasi yang ada dari sebuah karakter Aksara Bali, di samping itu sistem nantinya bekerja dengan tidak terlalu lambat. Jadi ukuran matriks vek d sistem pengenalan ini adalah 23 x 3 untuk 23 pola model serta 42 x 3 untuk 42 pola model. M sim ada basisdata acuan dengan kata kunci nomor identitas Aksara Bali. n comparison n. an dibanding apat pada pros pembandingan tersebut acuan dengan citra input. Nilai ketidaksamaan atau nilai beda inilah yang ilan keputusan hasil pengenalan. record data acuan karakter. Acuan yang lanjutnya dihitung rata-rata kemunculan etiap p l Nilai m yang digunakan pada sistem ini adalah 3 Aksara Bali yang diambil dari beberapa buku cetak, dengan pertimbangan bahwa 3 Aksara Bali tersebut diharapkan m tor acuan pa a atriks vektor yang didapatkan di pan p

v. Pembandinga