Migrasi Lima Tahun yang Lalu Risen

K ajian Pola Penyusunan Penanganan dan Pengendalian U rbanisasi 81 Everett S Lee bahwa “jarak merupakan salah satu faktor perintang seseorang untuk melakukan migrasi” Lee, 1979. Gambaran seperti itu dijumpai juga pada data hasil Sensus Penduduk tahun 2000, dimana migrasi masuk ke Jawa Barat yang berasal dari Pulau Sumatera sebagian besar masuk ke Kota Bekasi yaitu sebanyak 23,95 persen, diikuti Kota Bandung sebanyak 15,84 persen, Kota Depok sebanyak 11,94 persen dan kota-kota lainnya di Jawa Barat. Lebih lanjut data hasil Sensus 2000 menunjukkan, bahwa jumlah migrasi seumur hidup yang masuk ke Kota Bandung sebesar 315.841 jiwa, sedangkan migrasi risennya sebesar 150.274 jiwa. Tingginya volume migrasi, baik migrasi seumur hidup maupun migrasi risen di Kota Bandung, dikarenakan Kota Bandung merupakan salah satu pusat pendidikan dan saat ini sedang berupaya membentuk citra sebagai kota jasa dan kota wisata belanja. Ketimpangan pembangunan antar wilayah kabupatenkota telah mendorong para migran rela meninggalkan tempat kelahirannya untuk memperoleh status sosial yang lebih baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh Hugo dan kawan-kawan 1981 yang mengatakan bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah akan mengundang para penduduk untuk mendatanginya.

b. Migrasi Lima Tahun yang Lalu Risen

Data yang ada di Tabel 3.10 menunjukkan bahwa migran risen didominasi oleh penduduk kelompok umur muda 15 – 35 tahun. Orang banyak memilih migrasi sebagai salah satu cara untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup mereka, baik untuk mencari pekerjaan yang lebih layak maupun untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas. Umumnya kemampuan dan kemauan penduduk usia muda untuk melakukan hal-hal tersebut lebih besar daripada penduduk usia senja. Kelompok umur 20-24 tahun baik migran laki-laki maupun perempuan angkanya di atas 30 persen. Hal ini terjadi ada kemungkinan di Kota Bandung terdapat sarana pendidikan tinggi sehingga ini menjadi salah satu daya tarik penduduk untuk mendatanginya. Selain itu Kota Bandung kini mulai berkembang menjadi kota jasa yang cukup menjanjikan bagi para pencari kerja. Bab I I I : Analisis U rbanisasi 82 Tabel 3.10 Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Status Migrasi Lima Tahun yang Lalu, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Bandung No. Kelompok Umur Migran Non Migran L P L + P L P L + P 1 5-9 5,13 4,90 5,02 9,55 9,25 9,40 2 10-14 4,46 5,43 4,95 8,75 8,67 8,71 3 15-19 16,21 22,20 19,21 11,15 11,68 11,42 4 20-24 31,87 30,73 31,30 12,84 13,64 13,24 5 25-29 15,19 13,14 14,17 12,71 12,33 12,52 6 30-34 9,19 7,43 8,31 10,56 9,97 10,27 7 35-39 5,86 4,75 5,31 8,29 8,24 8,27 8 40-44 3,83 3,42 3,63 7,09 6,94 7,02 9 45-49 2,78 2,53 2,66 5,73 5,32 5,53 10 50-54 1,99 1,71 1,85 3,87 3,76 3,82 11 55-59 1,39 1,20 1,30 3,29 3,21 3,25 12 60-64 0,97 0,87 0,92 2,59 2,56 2,58 13 65-69 0,49 0,70 0,60 1,51 1,87 1,69 14 70-74 0,37 0,49 0,43 1,12 1,31 1,22 15 75+ 0,36 0,48 0,42 0,96 1,25 1,11 Sumber: BPS Prop Jabar Hasil SP 2000. Secara umum tampak bahwa persentase migran laki-laki cenderung lebih tinggi dari pada migran perempuan, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa laki-laki lebih migratory dibandingkan perempuan, namun pada kelompok umur tertentu persentase perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Teori mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mendorong untuk lebih migratori. Hasil data SP 2000 menunjukkan, migran risen yang ada di Kota Bandung umumnya berpendidikan SLTA atau setara, dan hanya sebagian kecil saja yang berpendidikan Diploma D1 atau DII. Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa pendidikan migran risen laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. K ajian Pola Penyusunan Penanganan dan Pengendalian U rbanisasi 83 Tabel 3.11 Persentase Migrasi Lima Tahun yang Lalu, Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Bandung No Pendidikan Migran Non Migran L P L + P L P L + P 1 BlmTdk Punya 3,38 4,48 3,93 6,58 7,65 7,12 2 SD Setara 19,75 27,96 23,86 27,22 33,84 30,53 3 SLTP Setara 17,49 20,04 18,77 19,51 20,32 19,92 4 SLTA Setara 46,72 38,40 42,56 34,40 29,06 31,73 5 Diploma I II 1,36 1,55 1,46 1,15 1,43 1,29 6 Akademi D III 3,68 3,14 3,41 3,58 3,01 3,30 7 PT D IV 7,63 4,43 6,03 7,55 4,69 6,12 Sumber: BPS Prop Jabar Hasil SP 2000. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK migran risen umur 15 tahun ke atas di Kota Bandung menunjukkan bahwa TPAK laki- laki lebih rendah dibandingkan dengan TPAK non migran, sedangkan pada TPAK migran perempuan lebih tinggi daripada non migran. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa migran perempuan di Kota Bandung banyak yang termasuk ke dalam kelompok angkata kerja. Artinya migran perempuan yang masuk ke Kota Bandung sebagian besar adalah mereka yang bekerja atau mencari pekerjaan. Pekerjaan yang banyak memanfaatkan tenaga kerja perempuan seperti pabrik tekstil, pusat-pusat perdagangan mall atau supermarket, serta sektor informal. Bab I I I : Analisis U rbanisasi 84 Gambar 3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Migran Lima Tahun yang Lalu Di Kota Bandung

62.74 75.78