131 -
Menyediakan data kependudukan yang up to date. -
Memfasilitasi dalam penanganan masalah-masalah yang timbul antar daerah kabupatenkota.
- Memberi
rekomendasi alternatif
pola penanganan
masalah-masalah kependudukan. -
Mempunyai peraturan daerah mengenai penanganan urbanisasi, dan migrasi secara umum.
4.1.2 Kebijakan Tidak Langsung
Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan urbanisasi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi tersebut yang
menguntungkan semua pihak. Masalah urbanisasi merupakan masalah yang kompleks dengan melibatkan dua wilayah, yaitu
wilayah desa dan kota. Secara tidak langsung, untuk memecahkan masalah itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Pendekatan Kebijakan a.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebaiknya mengintensifkan
kembali Peraturan Daerah Perda sebagai dasar pijakan payung hukum, mengenai Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan.
- Bagi pendatang, enam bulan pertama mereka harus
memegang KTP sementara ada uang jaminan yang dipositkan ke pemerintah kota. Setelah mendapat
pekerjaan, mereka harus mengajukan KTP Tetap. Bila setelah enam bulan tidak dapat pekerjaan, mereka akan
diminta pulang atau dipulangkan ke daerah asal secara paksa dengan biaya dari uang jaminan yang telah mereka
depositkan ke pemerintah kota.
- Bagi warga miskin diberikan pelayanan pembuatan
KTP secara gratis, dengan pelayanan standar.
132 b.
Keterlambatan penerbitan KTP yang disebabkan faktor kelalaian aparat pelaksana pelayanan pemerintah daerah
tidak dikenakan denda. c.
Seluruh pemegang KTP WNI Tetap di luar pemegang KTP Sementara, diikutsertakan dalam asuransi jiwa untuk
jangka waktu sesuai masa berlaku KTP. d.
Mengefektifkan pelaksanaan uji coba program SIAK baik dari sisi SDM maupun perangkatnya
e. Melaksanakan komputerisasi data kependudukan yang
online antar dinas atau instansilembaga di seluruh Jawa Barat yang didasarkan pada hasil uji coba program SIAK,
sehingga mudah untuk diakses.
f. Kegiatan sosialisasi tentang identitas kependudukan bagi
seluruh warga di Jawa Barat. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan jalur media massa.
2. Pengorganisasian pelaksanaan dan peningkatan kapasitas Sistem penyelenggaraan administrasi kependudukan secara
insti-tusional dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Kantor Catatan Sipil serta kantor-kantor kecamatan, dengan
pembagian tugas sebagai berikut:
a. Dinas Kependudukan dan Kantor Catatan Sipil sebagai pusat kendali bertugas untuk mengolah dan menyajikan data
kependudukan dan melakukan updating data kependudukan b. Kantor Kecamatan sebagai pusat pelayanan terdepan
bertugas : -
Untuk mendukung komputerisasi kependudukan, kantor- kantor kecamatan di Provinsi Jawa Barat harus dilengkapi
dengan sarana pendukung pembuatan KTP yang modern kamera digital, mesin cetak embos, dan lain-lain.
- Kantor-kantor kecamatan terhubung secara online ke
Kantor Catatan Sipil, sedangkan Kantor Catatan Sipil terhubung secara online ke Kantor BupatiWalikota, dan
juga ke Dinas Kependudukan Provinsi Jawa Barat.
133 3. Pengawasan dan sanksi
a. Untuk
mengefektifkan penyelenggaraan
administrasi kependudukan, secara simultan pemerintah kabupaten
kota bersama instansi terkait menggelar razia KTP. b.
Penduduk yang melakukan pelanggaran, misalnya tidak memiliki KTP, KTP ganda atau tidak melapor diberikan
teguransanksi denda. c.
Bagi pendatang yang KTP Sementaranya habis danatau tidak memiliki pekerjaan akan dipulangkan secara paksa
dengan biaya dari uang jaminan deposit. d.
Pengawasan bagi para pendatang dilakukan pada tingkat RT Rukun Tetangga. Ketua RT wajib mengetahui bila ada
pendatang baru tinggal di wilayahnya, dan untuk menjalankan fungsinya tersebut para Ketua RT harus
diberikan insentif setiap bulannya.
4.1.3 Target Pencapaian Outcome