Kebijakan Langsung Alternatif Kebijakan Penanganan Urbanisasi

130

4.1.1 Kebijakan Langsung

Dinasbadan yang menangani kependudukan di tiap kabupaten kota mempunyai visi dan misi yang relatif sama. Namun dalam implementasinya setiap kabupatenkota mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga kebijakan yang dicanangkan belum tentu dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Ketidak-seragaman dalam penanganan kependudukan ini sebagai akibat dari tidak sinkronnya penanganan kependudukan daerah satu dengan lainnya sehingga dapat menimbulkan permasalahan bagi suatu daerah. Dalam mengatasi, mengantisipasi dan memantau administrasi kependudukan diperlukan adanya komitmen bersama antar kabupatenkota, sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu diperlukan peran fasilitator yang mengatur atau memfasilitasi antar daerah dalam adminstrasi kependudukan khususnya penanganan arus migrasi dan dampaknya. Pemerintah provinsi yang meliputi beberapa kabupatenkota sebagai fasilitator mempunyai wewenang untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan urbanisasi. Seperti, pengkajian, sosialisasi, fasilitator, memberikan rekomendasi dan atau mengusulkan rancangan peraturan daerah mengenai : 1. Pengkajian masalah-masalah kependudukan yang ditimbulkan oleh adanya urbanisasi. Dalam hal ini melaksanakan pendataan dan penelitian di kelurahan padat penduduk di masing-masing kabupatenkota. 2. Memfasilitasi penanganan masalah kependudukan di setiap kabupaten kota yang timbul oleh adanya arus migrasi dan atau urbanisasi. 3. Melakukan penataan manajemen kependudukan dan merekomendasikannya kepada kabupatenkota dengan membuat data base berupa pendaftaran dan pencatatan penduduk secara komprehensif dengan tujuan sebagai berikut : - Menekan laju migrasi desa-kota penduduk pendatang migran ke kota-kota tujuan di Provinsi Jawa Barat. - Melakukan pengelolaan pelayanan kependudukan yang menyediakan pilihan-pilihan pelayanan dan jaminan kepastian. 131 - Menyediakan data kependudukan yang up to date. - Memfasilitasi dalam penanganan masalah-masalah yang timbul antar daerah kabupatenkota. - Memberi rekomendasi alternatif pola penanganan masalah-masalah kependudukan. - Mempunyai peraturan daerah mengenai penanganan urbanisasi, dan migrasi secara umum.

4.1.2 Kebijakan Tidak Langsung