K ajian Pola Penyusunan Penanganan dan Pengendalian U rbanisasi
23 pertumbuhan Kota Cirebon walaupun berfluktuasi namun memiliki
kecenderungan penurunan yang bertahap. Berbeda dengan Kota Bandung yang berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat
hingga kurun 1980-1990, dan terjadi penurunan drastis pada periode 1990-2000.
2.2.2 Rasio Jenis Kelamin
Jenis kelamin termasuk salah satu karakteristik penduduk yang pokok selain umur. Berdasarkan struktur jenis kelamin bisa
diperkirakan kejadian-kejadian atau karakteristik sosial budaya dari suatu masyarakat yang mungkin telah mempengaruhi kondisi
demografis. Di daerah konflik ada kemungkinan proporsi penduduk perempuan lebih besar dari laki-laki, akibat banyaknya laki-laki
yang meninggal karena terlibat perang. Demikian pula pada masyarakat perantau, karena pada umumnya yang “ditekan” oleh
budaya untuk bermigrasi adalah laki-laki yang dianggap sebagai pencari nafkah keluarga.
Dari Tabel 2.3 terlihat, penduduk laki-laki di Jawa Barat lebih banyak dari perempuan, dengan perbedaan sekitar 0,5 juta jiwa
baik pada tahun 2002 maupun 2005. Padahal provinsi lain di Jawa selain DKI Jakarta, jumlah penduduk perempuannya lebih banyak
dari laki-laki. Fenomena ini merupakan konsekuensi dari banyaknya migran masuk ke Jawa Barat yang pada umumnya
terdiri atas laki-laki Setiawan, 1998.
Jika dibedakan menurut kabupaten dan kota, walaupun pada umumnya memiliki pola yang sama dengan kondisi Provinsi Jawa
Barat, namun ada tujuh kabupatenkota yang memiliki jumlah laki- laki lebih sedikit dari perempuan yaitu di Kabupaten Ciamis,
Subang, Majalengka, Kuningan dan Indramayu, serta Kota Cirebon dan Bogor. Kemungkinan ini bisa disebabkan oleh kurangnya
aktivitas ekonomi di lima kabupaten yang disebut pertama, sehingga banyak diantara penduduk laki-lakinya yang bermigrasi ke luar.
Agak sulit untuk memperkirakan penyebab kondisi struktur jenis kelamin di Kota Cirebon dan Bogor, namun sebagai gambaran
kondisi struktur jenis kelamin seperti itu di Kota Cirebon telah terjadi lama, paling tidak sejak tahun 1980, sedangkan di Kota Bogor baru
terjadi pada tahun 2002, sebab hasil SP 2000 masih menunjukkan jumlah laki-laki yang lebih banyak dari perempuan.
Bab I I : K ajian M engenai U rbanisasi dan K ebijakan K ependudukan D i Jawa Barat
24
Tabel 2.3 Penduduk Jawa Barat Menurut KabupatenKota
dan Jenis Kelamin Tahun 2002 dan 2005
No. Kabupaten
2002 2005
Kota Lk
Prp Lk+Prp
Lk Prp
Lk+Prp
1 Bogor
1.868.173 1.731.289 3.599.462 1.941.176 1.789.416 3.730.593 2
Sukabumi 1.066.805 1.059.599 2.126.404 1.108.810 1.091.798 2.200.608
3 Cianjur
1.043.370 950.357 1.993.727 1.057.301 998.202 2.055.502 4
Bandung 2.221.740 2.113.838 4.335.578 2.355.112 2.229.310 4.584.423
5 Garut
1.059.265 1.042.269 2.101.534 1.097.476 1.070.011 2.167.487 6
Tasikmalaya 1.069.031 1.034.560 2.103.591 1.083.623 1.069.603 2.153.226
7 Ciamis
797.996 840.992 1.638.988 817.800 844.385 1.662.185 8
Kuningan 494.115 504.369 998.484 505.269 509.333 1.014.602
9 Cirebon
997.746 980.082 1.977.828 1.023.970 1.014.831 2.038.801 10
Majalengka 564.363 569.839 1.134.202 571.052 577.110 1.148.162
11 Sumedang
503.338 488.129 991.467 512.090 508.723 1.020.813 12
Indramayu 799.739 811.006 1.610.745 816.415 818.330 1.634.745
13 Subang
664.407 687.947 1.352.354 682.902 698.999 1.381.901 14
Purwakarta 364.813 359.747 724.560 381.413 376.648 758.061
15 Karawang
921.656 916.274 1.837.930 958.114 947.307 1.905.421 16
Bekasi 929.550 857.159 1.786.709 1.008.243 966.872 1.975.114
17 Kota Bogor
438.800 453.080 891.880 573.634 578.321 1.151.955 18
Kota Sukabumi 132.208 129.653 261.861 138.911 137.098 276.009 19
Kota Bandung 1.080.374 1.062.540 2.142.914 1.079.852 1.065.464 2.145.315 20
Kota Cirebon 133.789 140.753 274.542 136.237 140.608 276.845
21 Kota Bekasi
932.885 876.421 1.809.306 1.037.432 1.009.410 2.046.842 22
Kota Depok 624.160 596.657 1.220.817 683.166 660.524 1.343.690
JAWA BARAT 18.708.323 18.206.560 36.914.883 19.569.997 19.102.303 38.672.300
Sumber: Hasil Susenas 2002 dan Proyeksi Setiawan 2004. Keterangan: Dihitung berdasarkan tren proporsi jenis kelamin antara tahun 2000-2002.
Agar lebih memudahkan analisis struktur jenis kelamin, Tabel 2.4 menampilkan data mengenai rasio jenis kelamin penduduk
kabupaten dan kota di Jawa Barat. Rasio jenis kelamin merupakan ukuran demografi untuk menyatakan perbandingan antara banyaknya
laki-laki dengan perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki tiap 100
orang penduduk perempuan Shryock dan Siegel, 1976.
K ajian Pola Penyusunan Penanganan dan Pengendalian U rbanisasi
25
Tabel 2.4 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Jawa Barat
Menurut KabupatenKota Tahun 2000, 2002, dan 2005
No. Kabupaten
Rasio Jenis Kelamin Kota
2000 2002
2005
1 Bogor
109,1 107,9
108,5 2
Sukabumi 102,4
100,7 101,6
3 Cianjur
102,2 109,8
105,9 4
Bandung 106,2
105,1 105,6
5 Garut
103,5 101,6
102,6 6
Tasikmalaya 99,3
103,3 101,3
7 Ciamis
98,9 94,9
96,9 8
Kuningan 100,5
98,0 99,2
9 Cirebon
100,0 101,8
100,9 10
Majalengka 98,9
99,0 99,0
11 Sumedang
98,3 103,1
100,7 12
Indramayu 100,9
98,6 99,8
13 Subang
98,8 96,6
97,7 14
Purwakarta 101,1
101,4 101,3
15 Karawang
101,7 100,6
101,1 16
Bekasi 100,3
108,4 104,3
17 Kota Bogor
101,6 96,8
99,2 18
Kota Sukabumi 100,7
102,0 101,3
19 Kota Bandung
101,0 101,7
101,4 20
Kota Cirebon 98,8
95,1 96,9
21 Kota Bekasi
99,2 106,4
102,8 22
Kota Depok 102,3
104,6 103,4
JAWA BARAT 102,1
102,8 102,4
Sumber: Hasil SP 2000, Susenas 2002, proyeksi 2005 diolah kembali.
Pada kelompok kabupaten, angka rasio jenis kelamin tahun 2005 terbesar berada pada oleh Kabupaten Bogor 108,5 dan yang
terkecil Kabupaten Ciamis 96,9. Untuk kelompok kota angka terbesar dimiliki oleh Kota Depok 103,4 dan yang terkecil Kota
Cirebon 96,9. Jika asumsi yang digunakan untuk menjawab kondisi seperti di atas adalah karena ke luar masuknya migran pada
tingkatan kabupatenkota, maka dapat dikatakan bahwa pada
Bab I I : K ajian M engenai U rbanisasi dan K ebijakan K ependudukan D i Jawa Barat
26 kelompok kabupaten yang paling banyak menarik migran masuk
adalah Kabupaten Bogor, dan pada kelompok kota adalah Kota Depok. Sementara itu Kabupaten Ciamis dan Kota Cirebon
diindikasikan sebagai wilayah yang banyak mengirimkan migran ke luar daerahnya.
Rasio jenis kelamin Jawa Barat pada tahun 2005 sebesar 102,4 artinya di Jawa Barat terdapat 1.024 orang laki-laki tiap 1.000
orang perempuan. Angka rasio jenis kelamin di atas angka 100 terjadi juga pada tahun 2000 dan 2002. Namun demikian, jika
dibedakan berdasarkan kabupatenkota, data pada Tabel 2.4 memperlihatkan angka yang bervariasi.
2.2.3 Persebaran Penduduk