5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.  Siproheptadin HCl
Siproheptadin  HCl  mengandung  tidak  kurang  dari  98,5  dan  tidak  lebih dari  100,5  C
21
H
21
N.HCl,  dihitung  terhadap  zat  yang  telah  dikeringkan. Pemerian  :  serbuk  hablur,  putih  sampai  agak  kuning;  tidak  berbau  atau  praktis
tidak  berbau.  Siproheptadin  HCl  sukar  larut  dalam  air,  mudah  larut  dalam metanol, larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut
dalam  eter  Anonim,  1995.  Siproheptadin  HCl  dapat  ditetapkkan  kadarnya dengan  metode  spektrofotometri  ultraviolet,  didasarkan  adanya  serapan
siproheptadin  HCl  pada  daerah  ultraviolet.  Hal  ini  dapat  dilihat  bahwa  dalam larutan asam, siproheptadin HCl memiliki panjang gelombang serapan maksimum
286 nm Clarke, 1986.
N CH
3
H
Cl
C
21
H
21
N.HCl.1
1 2
H
2
O; BM 350,89 Gambar 1. Rumus bangun Siproheptadin HCl Anonim, 1995
Siproheptadin  HCl  memiliki  indikasi  sebagai  hay  fever,  migren  dan urtikaria.  Efek  samping  dari  penggunaan  siproheptadin  HCl  antara  lain  mual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
muntah,  anemia  hemolitik,  trombositopenia,  leukopenia,  agranulositosis.  Dosis siproheptadin HCl 4 mg 3-4 kali sehari, rentang dosis: 4-20 mg sehari maksimal
32 mg sehari; untuk anak dibawah 2 tahun tidak dianjurkan; anak 2-6 tahun 2 mg 2-3  kali  sehari  maksimal  12  mg  sehari;  anak  7-14  tahun  4  mg  2-3  kali  sehari
maksimal 16 mg sehari. Dosis yang diberikan unutk migren adalah 4 mg diikuti 4 mg setelah 30 menit jika diperlukan; dosis penunjang 4 mg tiap 4-6 jam Anonim,
2000.
B.  Ketotifen fumarat
Ketotifen  fumarat  berbentuk  serbuk  kristal  berwarna  putih  dengan  titik leleh  antara  190˚  sampai  dengan  196˚.  Ketotifen  larut  dalam  air,  etanol,  praktis
tidak larut dalam kloroform. Ketotifen fumarat dapat ditetapkan kadarnya dengan metode spektrofotometri ultraviolet, didasarkan adanya serapan ketotifen fumarat
pada daerah ultraviolet. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam larutan asam, ketotifen fumarat memiliki panjang gelombang serapan maksimum 297 nm Clarke, 1986.
S O
N CH
3
C
19
H
19
NOS; BM 309,43 Gambar 2. Rumus bangun Ketotifen Fumarat Anonim, 1989
Sebagai antihistamin, ketotifen fumarat dilaporkan tidak memiliki manfaat
klinis  pada  asma  bronkial  dan  terbukti  mengecewakan.  Efek  samping  dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan  ketotifen  fumarat  antara  lain  mulut  kering,  mengantuk,  pusing,  dan stimulasi susunan saraf pusat. Ketotifen diberikan dengan dosis 1 mg 2 kali sehari
waktu makan, jika perlu dosis dinaikkan 2 mg 2 kali sehari, sedangkan untuk anak diatas 2 tahun dosis yang diberikan yaitu 1 mg 2 kali sehari Anonim, 2000.
C.  Spektrofotometri Ultraviolet UV