Penentuan Zero Crossing masing-masing Senyawa

Gambar 12. Spektra tumpang tindih antara siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat. a spektra siproheptadin HCl λ max 286 nm; b spektra ketotifen fumarat λ max 298 nm Berdasarkan spektra gabungan di atas dapat dilihat tumpang tindih spektra siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat terjadi pada panjang gelombang 220-380 nm.

C. Penentuan Zero Crossing masing-masing Senyawa

Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan tampak Connors, 1982. Pada spektrofotometri konvensional, spektra merupakan plot antara serapan, A, dengan panjang gelombang, λ. Pada spektrofotometri derivatif, plot A vs λ ditransformasikan menjadi plot d dA vs λ, untuk derivatif pertama, dan d 2 Adλ 2 vs λ , untuk derivatif kedua. Pembacaan serapan suatu senyawa dilakukan pada panjang gelombang zero crossing yang sudah ditetapkan sebelumnya. Panjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI gelombang zero crossing suatu senyawa merupakan panjang gelombang saat senyawa tersebut tidak memberikan sinyal atau amplitudonya bernilai nol tetapi senyawa lain memberikan sinyal. Berdasarkan spektra normal, dibuat spektra derivat pertama, yaitu dengan memplotkan amplitudo dAdλ vs λ. Penentuan amplitudo dAdλ dilakukan dengan cara selisih serapan ΔA = Aλ 1 – Aλ 2 yang berderet teratur dibagi dengan delta panjang gelombang. Penggunaan delta panjang gelombang yang optimum akan meminimalkan pengaruh derau atau noise sehingga pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap bentuk spektra dan juga dapat menunjukkan kejelasan dari bentuk spektra suatu senyawa. Spektra derivat pertama dari siproheptadin HCl dengan menggunakan delta panjang gelombang 1 nm dan 2 nm tampak pada gambar berikut ini: -0.14 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275 280 285 290 295 300 305 310 315 320 325 Panjang gelombang nm A m p lit u d o Delta panjang gelom bang 2 nm Delta panjang gelom bang 1 nm Gambar 13. Spektra derivat pertama siproheptadin HCl delta panjang gelombang 1 nm dan 2 nm Berdasarkan gambar 13, pengukuran siproheptadin HCl dengan menggunakan delta panjang gelombang 1 nm masih banyak terdapat peak jika dibandingkan spektra derivat dengan delta panjang gelombang 2 nm yang lebih halus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Spektra derivat pertama dari ketotifen fumarat dengan delta panjang gelombang 1 nm dan 2 nm tampak pada gambar berikut ini: -0.14 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275 280 285 290 295 300 305 310 315 320 325 Panjang gelombang nm A m p lit u d o Delta panjang gelom bang 2 nm Delta panjang gelom bang 1 nm Gambar 14.Spektra derivat pertama ketotifen fumarat delta panjang gelombang 1 nm dan 2nm Berdasarkan gambar 14, pengukuran ketotifen fumarat dengan menggunakan delta panjang gelombang 1 nm masih banyak terdapat peak jika dibandingkan spektra derivat dengan delta panjang gelombang 2 nm yang lebih halus. Spektra gabungan akan diperoleh jika kedua spektra derivat pertama masing-masing senyawa dengan delta panjang gelombang 1 nm digabungkan menjadi satu seperti gambar berikut ini: -0.14 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275 280 285 290 295 300 305 310 315 320 325 Panjang gelombang nm A m p li tu d o Siproheptadin HCl Ketotifen fumarat Gambar 15. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketotifen fumarat dengan delta panjang gelombang 1 nm Pembacaan spektra dengan menggunakan delta panjang gelombang 1 nm belum menghasilkan pemisahan spektra yang jelas seperti terlihat pada gambar 15, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam menentukan panjang gelombang zero crossing yang akan digunakan untuk mengukur senyawa. Spektra gabungan akan diperoleh jika kedua spektra derivat pertama masing-masing senyawa dengan delta panjang gelombang 2 nm digabungkan menjadi satu seperti yang terlihat pada gambar berikut ini: -0.14 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275 280 285 290 295 300 305 310 315 320 325 Panjang gelombang nm A m p lit u d o Siproheptadin HCl Ketotifen fum arat Gambar 16. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dengan delta panjang gelombang 2 nm Berdasarkan gambar 16, jika menggunakan delta panjang gelombang 2 nm untuk pembacaan serapan lebih menghasilkan pemisahan spektra yang jelas, sehingga delta panjang gelombang 2 nm merupakan delta panjang gelombang yang optimum untuk pengukuran. Selain itu terdapat titik potong terhadap absisnya yang disebut dengan zero crossing. Pada panjang gelombang zero crossing tersebut spektra derivatnya menunjukkan amplitudo bernilai nol. Apabila kedua spektra digabungkan, dapat dilihat bahwa pada zero crossing suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senyawa, senyawa tersebut tidak memberikan sinyal sedangakan senyawa yang lain memberikan sinyal. Spektra derivat pertama siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat sudah menunjukkan pemisahan yang jelas seperti tampak pada gambar 16. Maka untuk menentukan zero crossing siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dapat langsung menggunakan spektra derivat pertama selain itu pita serapan untuk masing-masing senyawa tidak memiliki panjang gelombang yang hampir sama. Zero crossing siproheptadin HCl ada pada 265 nm dan 287 nm. Sedangkan zero crossing ketotifen fumarat ada pada 257 nm dan 297 nm. Panjang gelombang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 287 nm dan 297 nm. Pada panjang gelombang 287 nm ketotifen fumarat memberikan sinyal sedangkan siproheptadin HCl tidak memberikan sinyal, karena amplitudonya bernilai nol maka pengukuran ketotifen fumarat pada panjang gelombang zero crossing siproheptadin HCl sehingga tidak akan terganggu siproheptadin HCl dan begitu juga sebaliknya. Siproheptadin HCl diukur pada panjang gelombang zero crossing ketotifen fumarat yaitu pada 297 nm.

D. Pembuatan Persamaan Kurva Baku