28
sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orang-orang di sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting pencapaian kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi masalahnya
secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha menyelesaikan masalah yang ada, baik secara individu maupun dengan diskusi-diskusi dengan teman
sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak
situasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan individu. Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih tenang.
Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang terjadi ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan kemampuan
menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya realistis.
Mahasiswa adalah remaja yang mengenyam pendidikan sampai di perguruan tinggi. Individu tersebut akan menghadapi hal-hal baru yang menuntut mereka
untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik. Penyesuaian diri yang baik akan membuat mereka menjadi pribadi yang dapat berkembang baik dalam hal
intelektual maupun kepribadian mereka.
D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002, asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah
kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama. Fungsi asrama mahasiswa
29
adalah sebagai berikut : a Tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa studinya, b Sarana berkumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan
sosial di sekitarnya, c Sarana penunjang dalam proses belajar. Melihat dari fungsi asrama tersebut membuat seseorang memutuskan untuk tinggal dalam
asrama. Selain itu, mereka tetap memutuskan tinggal di asrama karena keinginan orang tua demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat
atau keluarga mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan beasiswa dari Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara, Regina tinggal di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan
dengan orang tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat Regina pernah tinggal di asrama.
Setiap asrama menerapkan peraturan tegas yang harus ditaati oleh semua warga asrama tanpa terkecuali. Seperti halnya pada asrama Syantikara, pertama
kali masuk asrama tersebut warga asrama telah diberitahukan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. Pemberitahuan akan peraturan-peraturan
tersebut dan keharusan mengenal warga asrama yang lama diadakan dalam masa orientasi mahasiswa, yang sering disebut POSMA Pekan Orientasi Mahasiswa.
Peraturan tersebut mencakup pengaturan waktu, pembagian kamar, kebiasaan dalam unit, tugas-tugas yang harus dilakukan tiap minggunya. Tugas wajib yang
dilakukan tiap minggunya disebut dengan “tugas unit” yang dilakukan secara bergantian oleh masing-masing anggota unit. Tugas unit tersebut adalah
membersihkan unit yang ditempati warga asrama misalnya, mengepel,
30
membersihkan kaca, membersihkan kamar mandi, menata rak sepatu, dan lain- lain Septiana, 2007.
Dalam pengaturan waktu, asrama Syantikara menerapkan “jam tamu” waktu yang diperbolehkan untuk mendapat kunjungan dari orang lain mulai dari pukul
16.00 WIB - pukul 17.30 WIB setiap harinya. Selain kunjungan dari orang tua, warga asrama tidak diperbolehkan menerima tamu di luar jam tamu yang telah
ditentukan. Terdapat pula “jam tenang” yaitu jam belajar warga asrama dimulai dari pukul 08.00 WIB - 10.00 WIB dan dilanjutkan pada pukul 19.00 WIB –
21.00 WIB. Setiap warga asrama diharuskan pulang sebelum pukul 22.00 WIB setiap harinya. Apabila terdapat penghuni yang melanggar peraturan tersebut akan
mendapatkan konsekuensi dari Suster. Bagi warga asrama yang mempunyai kepentingan di luar asrama setelah pukul 18.00 WIB diharuskan meminta izin
kepada Suster atau kepada “simbok” dan “wakil simbok” sebutan kepada ketua dan wakil unit. Hal ini sesuai dengan penuturan Regina, salah satu warga asrama
Syantikara, yang menyatakan bahwa demikianlah jam-jam yang diberlakukan di asrama. Regina juga menambahkan terdapat pula jam makan, makan pagi mulai
pukul 06.00 – 07.30 WIB, makan siang mulai pukul 12.00 – 13.30 WIB dan makan malam mulai pukul 18.00 – 18.30 WIB kecuali makan malam pada hari
Sabtu dimulai pada pukul 17.00 – 17.30 WIB. Selain itu, warga asrama tidak diperbolehkan untuk menonton televisi setiap hari. Warga asrama diperbolehkan
menonton televisi hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan dunia luar, pihak asrama menyediakan media
cetak misalnya koran, majalah untuk dibaca setiap harinya.
31
Peraturan yang juga diterapkan di asrama Syantikara adalah peraturan “pindah unit” yang dilaksanakan setiap tahunnya. Pindah unit dilakukan untuk
mengubah formasi penghuni dalam satu unit. Pemindahan unit ini dilakukan oleh Suster. Setiap penghuni tidak mempunyai hak untuk memilih teman satu unitnya.
Terdapat pula “rapat unit” yang bukan merupakan peraturan asrama tapi hal ini sering dilakukan oleh masing-masing unit. Rapat unit ini dilakukan sebagai sarana
untuk menyelesaikan masalah baik secara personal maupun unit. Selain peraturan, dalam asrama juga terdapat pengurus yaitu warga asrama
yang dipercaya untuk mengelola kegiatan bersama dan menjadi penghubung antara penghuni dengan Suster ataupun penghuni dengan pihak luar. Pengurus
menjabat selama satu tahun ajaran. Pengurus dipilih oleh warga asrama sendiri, namun tidak jarang Suster juga berperan dalam mengambil keputusan untuk
menentukan pengurus tersebut. Kepengurusan dibagi menjadi dua bagian yaitu pengurus inti dan pengurus harian. Selain bertugas sebagai pelaksana tugas-tugas
inti, pengurus inti juga mengkoordinasi beberapa kegiatan harian asrama yang dikelola oleh masing-masing koordinator.
Terdapat dua kegiatan yang dilakukan di asrama Syantikara yaitu kegiatan dalam lingkungan asrama dan kegiatan di luar lingkungan asrama. Kegiatan
dalam lingkungan asrama misalnya latihan koor. Sedangkan kegiatan di luar lingkungan asrama seperti kegiatan kampus, organisasi kepemudaan,
mendampingi bimbingan belajar, pendampingan iman untuk warga sekitar dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk mengembangkan
kedewasaan pribadi warga asrama. Para warga asrama tidak hanya diharapkan
32
berkembang dalam segi intelektual tetapi juga dalam segi kepribadian. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk melatih kerjasama antar warga asrama, saling
memahami dan menghargai satu sama lain antar warga asrama yang berasal dari berbagai suku, latar belakang, agama dan universitas Septiana, 2007.
Sejak awal berdirinya, asrama diharapkan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan pengembangan diri.
Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran, kepekaan, rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap sesama, kemandirian, serta menumbuhkan toleransi terhadap
pada sesama yang berbeda Septiana, 2007.
E. Dinamika Psikologis Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan