Subjek Penelitian Alat Pengumpul Data

39 diperoleh subjek maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya atau semakin berhasil dalam menyesuaikan diri. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula penyesuaian dirinya atau menunjukkan ketidakberhasilan dalam menyesuaikan diri. 2. Kesejahteraan psikologis adalah suatu keadaan individu yang mengalami rentang perkembangan kehidupan yang baik, tidak menderita penyakit mental terutama memiliki karakteristik positif pada penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Kesejahteraan psikologis pada penelitian kali ini diukur menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang mengacu pada teori Ryff yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Tingkat kesejahteraan psikologis yang dicapai oleh subjek dilihat berdasarkan skor total yang diperolehnya. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologisnya.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kali ini adalah seluruh mahasiswa baru yang tinggal di asrama Syantikara. Alasan pemilihan subjek tersebut adalah : 40 1. Asrama Syantikara merupakan asrama khusus untuk mahasiswi. Warga asrama berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Nias, Papua, Sumatera, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan dari berbagai universitas seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas Gajah Mada, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa dan Universitas Atmajaya. Warga asrama juga memeluk keyakinan serta memiliki status ekonomi yang berbeda- beda. Hal ini yang menurut peneliti akan membuat proses penyesuaian diri pada warga asrama lebih kompleks daripada warga asrama dengan latar belakang yang sama seperti berasal dari daerah yang sama, agama yang sama atau universitas yang sama. 2. Warga asrama merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial.

E. Alat Pengumpul Data

Pada penelitian kali ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang memuat kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada subjek dan subjek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban, yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut: SS= 4, S=3, TS=2, 41 STS=1. Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: SS=1, S=2, TS=3, STS=4. 1. Penyesuaian Diri Peneliti menyusun skala penyesuaian diri berdasarkan empat kriteria yang dikemukakan oleh Vembriarto dalam Wibawati, 2013 yaitu : a. Kepuasan Psikis Individu yang berhasil melakukan penyesuaian diri akan merasa senang, tenang, dan aman sehingga akan menimbulkan kepuasan psikis. Sedangkan individu yang gagal atau tidak berhasil melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan perasaan kecewa, gelisah, dan depresi. b. Efisiensi Kerja Individu yang berhasil menyesuaikan diri dapat bekerja atau melakukan setiap kegiatannya dengan baik. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya. c. Gejala Fisik Individu yang dapat menyesuaikan diri yang baik akan memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri yang baik akan mengalami kegelisahan dan depresi yang akan berdampak pada gejala fisik seperti pusing dan pencernaan terganggu. 42 d. Penerimaan sosial Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu tersebut berada. Sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan menerima penolakan dari masyarakat di sekitarnya. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya atau semakin berhasil dalam menyesuaikan diri. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula penyesuaian dirinya atau menunjukkan ketidakberhasilan dalam menyesuaikan diri. Berdasarkan keempat karakteristik tersebut, peneliti menyusun 48 butir pernyataan yang terdiri dari 24 pernyataan favorable dan 24 pernyataan unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala penyesuaian diri sebelum dilakukan uji coba : Tabel 1. Blue Print Skala Penyesuaian Diri Komponen Favorable Unfavorable Jumlah Bobot Kepuasan psikis 6 6 12 25 Efisiensi kerja 6 6 12 25 Gejala fisik 6 6 12 25 Penerimaan sosial 6 6 12 25 Total 24 24 48 100 2. Kesejahteraan Psikologis Peneliti menyusun skala kesejahteraan psikologis berdasarkan teori Ryff 1989 yang memuat enam aspek yaitu : 43 a. Penerimaan Diri Self Acceptance Pada dimensi penerimaan diri ini, individu tersebut memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek dirinya termasuk kelebihan dan kekurangan diri, dan merasa positif terhadap kehidupan yang telah dilaluinya. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut merasa tidak puas dengan dirinya, merasa kecewa terhadap kehidupan yang dijalaninya, mengalami masalah karena kualitas dirinya, dan berharap menjadi pribadi yang berbeda dari dirinya saat ini. b. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain Positive Relation with Others Pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain, individu mempunyai hubungan yang hangat, memuaskan, dan saling percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain, memiliki empati yang besar, afeksi, dan keakraban, memahami memberi dan menerima dalam hubungan antar manusia. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut sedikit memiliki hubungan yang dekat dan kepercayaan terhadap orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, memperhatikan orang lain, merasa terasing, dan frustrasi dalam hubungan interpersonal, tidak bersedia untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang lain. 44 c. Otonomi Autonomy Pada dimensi otonomi, individu mampu mengarahkan dirinya dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri, dan mengevaluasi diri dengan standard sendiri. Sedangkan individu disebut memiliki skor rendah apabila individu tersebut lebih memperhatikan harapan dan penilaian orang lain, bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat keputusan, menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku. d. Penguasaan Lingkungan Environmental Mastery Pada dimensi penguasaan lingkungan, individu tersebut mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, memanfaatkan dengan efektif kesempatan-kesempatan yang ada, mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai pribadi. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan keadaan di sekitarnya, tidak menyadari akan kesempatan di sekitarnya, dan kurang mempunyai kontrol terhadap dunia luar. e. Tujuan Hidup Purpose in Life Pada dimensi tujuan hidup, individu tersebut mempunyai tujuan dan arah hidup, merasakan hidup yang berarti pada masa kini dan masa yang lalu. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah apabila 45 individu tersebut tidak mempunyai arti, tujuan, arah hidup, dan cita-cita yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan dari kehidupan yang lalu. f. Pertumbuhan Pribadi Personal Growth Pada dimensi pertumbuhan pribadi, individu tersebut merasakan adanya pengembangan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri dan dapat melihat perkembangan diri dari waktu ke waktu. Sedangkan skor rendah apabila individu tersebut tidak merasakan adanya kemajuan dan pengembangan potensi diri dari waktu ke waktu, merasa jenuh, dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku yang baru. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologisnya. Berdasarkan keenam aspek tersebut, peneliti menyusun 90 butir pernyataan yang terdiri dari 48 pernyataan favorable dan 42 pernyataan unfavorable.Berikut adalah butir pernyataan skala kesejahteraan psikologis sebelum dilakukan uji coba. 46 Tabel 2.Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis Komponen Favorable Unfavorable Jumlah Bobot Penerimaan diri 8 7 15 16,67 Hubungan yang positif dengan orang lain 8 7 15 16,67 Otonomi 8 7 15 16,67 Penguasaan lingkungan 8 7 15 16,67 Tujuan hidup 8 7 15 16,67 Pertumbuhan pribadi 8 7 15 16,67 Total 48 42 90 100

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Keyakinan Diri dengan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X SMA Budi Murni Deli Tua yang Tinggal di Asrama

4 28 130

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Baru.

8 50 15

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Baru.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 2 20

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa UMS Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

Hubungan Antara Kedisiplinan, Minat Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama 00001

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI TEMPATKOS

0 0 18