Mahasiswa Baru LANDASAN TEORI

25 sistem individualisme memiliki skor yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri dan otonomi, sedangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. d. Jenis Kelamin Ryff dalam Dewi, 2013 mengemukakan bahwa pada dimensi kesejahteraan psikologis, perempuan memiliki hubungan positif dengan orang lain dan memiliki kecenderungan skor yang lebih tinggi pada pertumbuhan pribadi. Perempuan menunjukkan kekuatan pada dimensi interpersonal sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan. e. Agama Ritcher dalam Dewi, 2013 mengungkapkan bahwa tingkat keagamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari.

C. Mahasiswa Baru

Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.Setiap tahunnya, perguruan tinggi akan menerima mahasiswa yang baru. Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program sarjana di suatu perguruan tinggi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010. Menurut kamus 26 Oxford, batasan sebagai mahasiswa baru freshman adalah pada masa tahun pertama di universitas. Mahasiswa baru yang memutuskan tinggal di asrama pada umumnya merupakan individu yang mempunyai rentang usia berkisar 18-24 tahun yaitu berada dalam tahap remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun Santrock, 2002. Masa remaja merupakan masa transisi yang memberikan banyak peluang untuk bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek kehidupannya, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Seorang remaja dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan yang harus dilaksanakan dan dilewati dengan baik Papalia, dkk 2008. G. S. Hall adalah seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat.Biasanya Hall disebut sebagai Bapak Psikologi Remaja.Hall dalam Sarwono, 2013 menyatakan bahwa masa remaja adalah masa topan badai strum und drang. Pada masa ini akan penuh gejolak akibat pertentangan dengan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurut Erikson ada delapan tahap perkembangan sepanjang kehidupan, tiap tahapnya terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan seseorang pada suatu krisis yang harus dipecahkan.Krisis tersebut merupakan titik balik meningkatnya kelemahan dan kemampuan. Hopkins dalam Santrock 2007 menyatakan bahwa ketika seseorang berhasil menyelesaikan krisis yang dihadapinya maka akan semakin sehat perkembangan psikologisnya. 27 Menurut Blos dalam Sarwono 1989, masa remaja akhir adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan 5 pencapaian hal, yaitu : a timbulnya minat yang makin kuat terhadap fungsi-fungsi intelek, b keinginan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain dan mengalami pengalaman- pengalaman baru, c terbentuknya identitas seksual yang tetap, d berubahnya pandangan dari egosentris dengan keseimbangan antara diri sendiri dengan orang lain, e terbentuknya batas atas kepentingan diri sendiri dan masyarakat umum. Menurut Mappiare 1982, ciri-ciri penting remaja akhir adalah mulai timbul dan meningkatnya kestabilan dalam hal ini kestabilan dalam aspek fisik dan psikis. Keadaan demikian membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa ini, pola sikap mendidik orang tua dan jarak tempat tinggal antara remaja dengan orang tuanya mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses penstabilan tersebut. Orang tua yang lebih demokratis, lebih menunjang proses terciptanya kestabilan daripada orang tua yang terlalu melindungi overprotective. Selain itu, remaja yang merantau diharapkan lebih cepat dalam mencapai kestabilan tersebut. Hal ini disebabkan karena remaja dalam lingkungan keluarga yang demokratis dan remaja yang dalam perantauan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mengurusi keperluan- keperluannya sendiri, membuat rencana pribadi, menyusun alternatif, mengambil keputusan sendiri serta bertanggungjawab terhadap keputusan-keputusannya. Ciri penting remaja akhir selanjutnya yaitu mempunyai citra diri dan sikap- pandangan yang lebih realistis. Pada tahap ini, remaja mulai menilai dirinya 28 sebagaimana adanya, menghargai dirinya, keluarganya, dan orang-orang di sekitarnya. Remaja merasa puas dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Rasa puas ini merupakan salah satu syarat penting pencapaian kebahagiaan bagi remaja. Kemudian ciri selanjutnya menghadapi masalahnya secara lebih matang. Hal ini ditunjukkan dalam usaha menyelesaikan masalah yang ada, baik secara individu maupun dengan diskusi-diskusi dengan teman sebaya mereka. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan dan situasi perasaan-perasaan individu. Ciri penting remaja akhir yang terakhir adalah perasaan menjadi lebih tenang. Perasaan tenang dalam menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang terjadi ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir yang matang dan kemampuan menguasai perasaan-perasaan sendiri serta adanya kemampuan dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya realistis. Mahasiswa adalah remaja yang mengenyam pendidikan sampai di perguruan tinggi. Individu tersebut akan menghadapi hal-hal baru yang menuntut mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik. Penyesuaian diri yang baik akan membuat mereka menjadi pribadi yang dapat berkembang baik dalam hal intelektual maupun kepribadian mereka.

D. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Keyakinan Diri dengan Penyesuaian Diri Siswa Kelas X SMA Budi Murni Deli Tua yang Tinggal di Asrama

4 28 130

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Baru.

8 50 15

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Baru.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 2 20

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa UMS Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Baru di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

Hubungan Antara Kedisiplinan, Minat Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama 00001

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI TEMPATKOS

0 0 18