32
berkembang dalam segi intelektual tetapi juga dalam segi kepribadian. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk melatih kerjasama antar warga asrama, saling
memahami dan menghargai satu sama lain antar warga asrama yang berasal dari berbagai suku, latar belakang, agama dan universitas Septiana, 2007.
Sejak awal berdirinya, asrama diharapkan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata tetapi sebagai tempat untuk pembinaan dan pengembangan diri.
Tujuan utamanya adalah untuk melatih kejujuran, kepekaan, rasa tanggung jawab, kepedulian terhadap sesama, kemandirian, serta menumbuhkan toleransi terhadap
pada sesama yang berbeda Septiana, 2007.
E. Dinamika Psikologis Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kesejahteraan
Psikologis pada Mahasiswa Baru yang Tinggal di Asrama Syantikara
Mahasiswa baru adalah peserta didik baru suatu program studi pada program sarjana di perguruan tinggi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2010. Mereka memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi atau universitas. Seorang mahasiswa rela meninggalkan keluarga dan lingkungan yang telah membuat mereka nyaman berpindah ke lingkungan baru
yang belum mereka ketahui sama sekali. Di lingkungan yang baru mereka akan bertemu dengan orang-orang baru dan tinggal di lingkungan yang baru. Ada yang
tetap tinggal bersama keluarga atau kenalan mereka bahkan tinggal bersama dengan orang-orang yang mereka tidak kenal sebelumnya. Ada yang memutuskan
tinggal di kos-kosan, kontrakan, apartemen dan di asrama Septiana, 2007.
33
Pada umumnya, tinggal di asrama bukanlah pilihan yang menarik buat mahasiswa. Banyaknya peraturan, kewajiban, dan larangan yang berlaku di
asrama membuat para mahasiswa merasa tidak nyaman untuk tinggal di asrama Septiana, 2007. Hal ini dapat dipahami dengan melihat rentang usia para
mahasiswa tersebut yang berada dalam rentang usia remaja akhir. Pada rentang usia remaja akhir, individu menginginkan kebebasan untuk mengembangkan diri
mereka Septiana, 2007. Tak terkecuali bagi mahasiswa yang memutuskan untuk tinggal di asrama Syantikara. Sebagai mahasiswa baru, tidak mudah bagi mereka
untuk menjalani hidup di asrama. Banyak perubahan yang mereka alami. Sebelumnya mereka merasa tenang dan nyaman hidup bersama keluarga dan
kemudian mereka tinggal di asrama dengan segala peraturan dan kewajiban yang diberlakukan bagi segenap warga asrama. Meskipun demikian, mereka tetap
memutuskan tinggal di asrama. Hal ini disebabkan karena keinginan orang tua demi menjaga keamanan anak-anak mereka, adapula karena kerabat atau keluarga
mereka tinggal pula di asrama tersebut serta karena mendapatkan beasiswa dari Romo atau Suster yang mengharapkan mereka tinggal di asrama. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Regina, salah satu warga asrama Syantikara, Regina tinggal di asrama selain demi keamanannya karena tinggal berjauhan dengan orang
tuanya, alasan lain tinggal di asrama karena sebelumnya kerabat Regina pernah tinggal di asrama.
Aturan-aturan dan harapan yang ingin dicapai dalam kehidupan sebagai mahasiswa terlebih dalam kehidupan berasrama bisa jadi sangat berat untuk
dijalankan. Kehidupan baru di asrama dengan peraturan dan kewajiban yang
34
berlaku tentunya akan membuat mahasiswa baru tersebut merasa tidak nyaman dan tertekan. Hal ini akan mempengaruhi kondisi psikis mereka. Para mahasiswa
tersebut tidak merasakan kesenangan atau kebahagiaan dalam menjalani kehidupan di asrama. Dengan tekanan-tekanan yang ada seperti peraturan yang
ketat, tuntutan untuk berbagi dengan warga asrama yang lainnya serta belajar untuk memahami dan mengerti orang lain maka diasumsikan bahwa kesejahteraan
psikologis mereka tidak tercapai dengan baik. Seorang mahasiswi sekaligus sebagai warga asrama membutuhkan dan
dituntut melakukan suatu hal untuk dapat bertahan dalam kehidupan berasrama. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya yang jelas berbeda dengan lingkungan kehidupan sebelumnya. Seseorang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat ditandai dengan mendapatkan
kepuasan psikis merasa senang, tenang, aman, dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik, memiliki keadaan fisik yang sehat dan bugar serta
diterima dengan baik oleh masyarakat dimana seseorang tersebut berada. Namun, pada kenyataannya tidak mudah dalam menyesuaikan diri. Ada proses yang harus
dilalui dan berbeda-beda untuk setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang, kondisi psikologis, lingkungan
tempat tinggal, kebiasaan dan budaya masyarakat yang berlaku Septiana, 2007. Seorang mahasiswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik akan
mengalami perasaan kecewa, gelisah, depresi, kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau setiap kegiatannya, mengalami gangguan pada fisik seperti pusing
atau gangguan pencernaan dan mendapatkan penolakan dari masyarakat.
35
Kemampuan menyesuaikan diri sangat penting untuk dilakukan agar mahasiswa dapat hidup dengan nyaman di asrama maupun di kampus. Penyesuaian diri yang
baik pada suatu lingkungan baru merupakan salah satu bagian yang menandakan bahwa seseorang mencapai kesejahteraan psikologis. Seseorang yang mencapai
kesejahteraan psikologis ditandai dengan seseorang tersebut mampu menerima dirinya, mampu menjalin relasi positif dengan orang lain, memiliki kemandirian,
memiliki penguasaan lingkungan, memiliki makna dan tujuan hidup, dan mengalami pertumbuhan diri Ryff, 1989.
36
Gambar 1.SKEMA
zz
Mahasiswa Baru yang Tinggal di Lingkungan Baru Asrama Syantikara
Tinggi Rendah
Tinggi • Mampu menerima diri
• Mampu menjalin relasi positif dengan orang lain
• Memiliki kemandirian • Memiliki penguasaan lingkungan
• Memiliki makna dan tujuan hidup • Mengalami pertumbuhan diri
• Tidak menerima diri • Mengisolasi diri
• Bergantung pada orang lain • Kurang menyadari kesempatan
yang diberikan lingkungan • Kurang mampu memaknai hidup
• Kurang mampu mengembangkan sikap dan perilaku
Rendah
Kesejahteraan Psikologis • Menimbulkan perasaan kecewa,
gelisah, depresi • Kesulitan dalam melakukan
pekerjaan atau setiap kegiatannya • Mengalami gangguan pada fisik
seperti pusing atau gangguan pencernaan
• Mendapatkan penolakan dari masyarakat
Penyesuaian Diri
• Menimbulkan kepuasan psikis senang, tenang, aman
• Dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik
• Memperlihatkan keadaan fisik yang sehat dan bugar
• Diterima dengan baik oleh masyarakat dimana individu
tersebut berada
37
F. Hipotesis