REMAJA PUTUS SEKOLAH LANDASAN TEORI

seseorang dari pendidikan formal sekolah seringkali dijadikan ukuran kemajuan individu tersebut, bahkan merupakan ciri kemajuan bangsa Titaley, 2012. Hurlock 1990 juga menambahkan bahwa besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan, hal ini juga berkaitan dengan salah satu tugas perkembangan remaja yakni mencapai kemandirian eknomis dimana pada masa ini remaja diharapkan mampu memilih pekerjaan yang bermanfaat di masa mendatang. Remaja yang mengharapkan pekerjaan dengan tuntutan pendidikan tinggi maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan atau sarana untuk memperoleh perkerjaan yang baik. Bagi remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan rasa tidak sukanya dengan berbagai cara. Remaja yang kurang tertarik pada pendidikan memiliki prestasi rendah disekolah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang tidak disukai, kemudian hal lain yang dilakukan ialah membolos dari sekolah dan yang terakhir ialah berhenti dari bangku sekolah sebelum waktunya. Selain itu, bagi remaja yang ingin bekerja tetapi masih mau bersekolah cenderung akan memilih bekerja sambil sekolah. Understanding Children’s Work UCW pada tahun 2012 mengatakan bahwa dari sebagian besar sekitar 87 persen anak-anak atau remaja di Indonesia yang bekerja sambil bersekolah, akan tertinggal dalam hal kehadiran atau absensi dan memperoleh nilai yang lebih rendah. Hal ini bukan sesuatu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengherankan lagi karena ketika mereka hadir didalam kelas dapat memberikan korelasi negatif tidak hanya di lingkungan pekerjaan, tetapi juga dengan waktu yang mereka habiskan untuk bekerja. Remaja yang bekerja juga tertinggal dari remaja yang tidak bekerja dalam hal perkembangan didalam kelas, karena jarang hadir dikelas dan ini adalah poin sulit yang harus anak-anak atau remaja bekerja hadapi karena mereka memiliki tanggung jawab pekerjaan. Selain itu UCW 2012 juga mengatakan sebagian besar remaja yang putus sekolah di Indonesia disebabkan oleh tuntutan pekerjaan. Dari sebagian anak yang putus sekolah menurut UNESCO termasuk dalam istilah “miskin pendidikan” karena mereka hanya menempuh pendidikan kurang dari 4 tahun, sedangkan jumlah minimum untuk menempuh pendidikan di sekolah oleh setiap warga negara sesuai dengan ketentuan oleh negara sangat penting untuk memperoleh keterampilan dasar. Bagi remaja putus sekolah bekerja dan memperoleh gaji bisa saja menjadi salah satu hal yang membahagiakan. Hal ini dikarenakan pekerjaan mampu memberikan level stimulasi yang optimal sehingga seseorang dapat merasakan kesenangan, memiliki kesempatan untuk memenuhi rasa ingin tahu, mampu mengembangkan kemampuan, memiliki dukungan sosial, adanya rasa aman secara finansial, serta merasa memiliki identitas dan tujuan dalam hidupnya Eeddington Shuma dalam Meina dan Suprayogi, 2011. Banyak faktor yang menyebabkan remaja berhenti sekolah, antara lain karena faktor ekonomi, minat anak yang kurang, perhatian orang tua rendah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI faktor budaya, fasilitas belajar yang kurang, ketiadaan sekolahsarana, dan karena cacat atau kelainan jiwa Yuda, 2013. Remaja yang berhenti sekolah atau putus sekolah dapat memberikan dampak negatif dan beresiko untuk mengalami konsep diri yang negatif. Konsep diri negatif yang dialami oleh remaja putus sekolah cenderung akan membuat remaja tersebut merasa tidak bahagia dengan hidupnya Puspitasari dan Laksmiwati, 2012. Konsep diri negatif adalah peka terhadap kritik, responsif, senang akan pujian, selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun serta merasa tidak disenangi oleh orang lain Rakhmat, 2008. Menurut Diener dan Larsen dalam Meina dan Suprayogi, 2011, kebahagiaan adalah keadaan dimana seseorang yang bahagia akan merasa puas dengan kondisi hidup mereka, sering merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif, selain itu kebahagiaan juga dapat timbul karena adanya keberhasilan individu dalam mencapai apa yang menjadi dambaannya, dan dapat mengolah kekuatan dan keutamaan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat merasakan sebuah keadaan yang menyenangkan. Sedangkan menurut Pradiansyah 2010 kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari oleh banyak orang didalam hidupnya dan terkadang menjadi tujuan hidup seseorang. Orang yang menghayati hidup dengan bahagia, dapat menjalani hidup dengan penuh semangat dan optimisme serta jauh dari penderitaan. Orang yang bahagia mempunyai tujuan hidup yang jelas, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Orang yang bahagia juga menyadari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI