tertentu misalnya, faktor demografi, keluarga, teman sebaya, sekolah, ekonomi, dan faktor sosial.
E. Metode dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk mengukur tingkat kebahagian pada remaja putus sekolah yang bekerja dengan remaja yang
masih sekolah. Skala tersebut disusun dengan menggunakan metode penskalaan Likert. Skala Likert mengukur opini atau persepsi responden
berdasarkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu pernyataan. Skala ini biasanya memiliki 5 atau 7 kategori peringkat dari
sangat tidak setuju hingga sangat setuju Purwanto dan Suliyastuti, 2011. Penyusunan skala kebahagiaan disusun berdasarkan lima aspek
kebahagiaan yang dikemukakan oleh Seligman, yaitu relasi sosial yang positif, keterlibatan penuh, penemuan makna dalam keseharian, optimis
dan ketahanan diri. Skala kebahagiaan ini terdiri dari empat komponen jawaban yaitu, “Sangat Setuju SS”, “Setuju S”, “Tidak Setuju TS”,
“Sangat Tidak Setuju STS”. Keempat komponen jawaban ini mempunyai nilai skor 1 sampai dengan 4, tanpa adanya jawaban netral.
Selain itu, pernyataan yang diberikan pada skala ini memiliki dua bentuk pernyataan, yakni pernyataan favorabel dan pernyataan
unfavorabel. Pernyataan favorabel adalah pernyataan yang mendukung atau sejalan dengan aspek-aspek dari variabel yang diteliti. Sedangkan
pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang tidak mendukung atau bertentangan dengan aspek-aspek dari variabel yang diteliti Azwar,
2012. Penentuan penilaian untuk pernyataan favorabel dan unfavorabel ialah sebagai berikut :
Tabel 1. Pemberian Skor Skala
Alternatif Jawaban Favorabel
Unfavorabel Sangat Setuju
4 1
Setuju 3
2 Tidak Setuju
2 3
Sangat Tidak Setuju 1
4
Pada skala kebahagiaan ini, peneliti membuat 100 item yang terdiri dari 20 item aspek relasi sosial yang positif, 20 item aspek keterlibatan
penuh, 20 item aspek penemuan makna dalam kesehariaan, 20 item aspek optimis dan 20 item aspek ketahanan diri.
Tabel 2. Blue Print dan Distribusi Item Skala Kebahagiaan Sebelum Uji Coba Aspek
Item Jumlah
Persentase Relasi sosial
yang positif Favorabel
1,3,5,9,13,17,25,27,31,33,35,37 12
20 Unfavorabel
7, 11, 15, 19, 21, 23, 39 8
Keterlibatan Penuh
Favorabel 41,45,49,53,57,59,61,69,73,77,79
11 20
Unfavorabel 47,51,55,63,65,67,71,75
9 Penemuan
makna dalam keseharian
Favorabel 14,16,18,81,85,89,93,97
8 20
Unfavorabel 2,4,6,8,10,12,20,83,87,91,95,99
12 Optimis
Favorabel 26,32,36,42,46,52,54,58,60
9 20
Unfavorabel 22,24,28,30,34,38,40,44,48,50,56
11 Ketahanan Diri
Favorabel 62,66,70,72,76,80,82,86,92,96
10 20
Unfavorabel 64,68,74,78,84,88,90,94,98,100
10 Jumlah
100 100
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas
1. Validitas
Menurut azwar 1992, validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud tujuan pengukuran tersebut. Validitas memiliki beberapa tipe umum yang dapat digunakan oleh peneliti. Untuk
menguji validitas skala tingkat kebahagian yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah
validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement. Pertanyaan yang dicari
jawabannya dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak di ukur atau sejauh
mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Pada penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan item-item yang dibuat dengan
Dosen Pembimbing. 2.
Seleksi item Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang baik. Azwar
2011 mengatakan bahwa tujuan dilakukannya seleksi item untuk melihat sejauh mana item yang dibuat mampu untuk membedakan antara individu
atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian seleksi item dilakukan dengan cara menghitung