Uji Normalitas Uji Asumsi

Hi: kedua kelompok memiliki nilai rata-rata kebahagiaan yang berbeda ada perbedaan kebahagiaan antara remaja putus sekolah dan remaja sekolah Tabel 10. Hasil Uji Beda Two Independent Sample T-Test Test Statistics a Kebahagiaan Mann-Whitney U 407.500 Wilcoxon W 872.500 Z -.630 Asymp. Sig. 2-tailed .528 ping Variable: Pengelompokkan Hasil dari tingkat kebahagiaan pada remaja putus sekolah yang bekerja dan yang masih sekolah di Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang menunjukkan bahwa nilai probabilitas p adalah 0,528 yang berarti p 0,05 yang berarti Ho diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kebahagiaan antara subjek remaja putus sekolah dan subjek remaja sekolah tidak terbukti.

E. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebahagiaan ditinjau dari status pendidikan remaja di daerah pertambangan Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan hasil uji beda Two Independent Sample T-Test dengan nilai probabilitas p adalah 0,528 p 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan yang signifikan antara remaja putus sekolah yang bekerja di pertambangan dengan remaja yang masih sekolah. Tidak ditemukannya perbedaan yang siginifikan dari penelitian ini dapat disebabkan oleh kemungkinan pandangan remaja putus sekolah terhadap pentingnya sekolah dapat mempengaruhi tidak munculnya perbedaan yang signifikan pada tingkat kebahagiaan. Bagi remaja putus sekolah bekerja dan memperoleh gaji mungkin adalah hal yang membahagiakan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Eddington Shuma dalam Meina dan Suprayogi, 2011 bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor pendukung seseorang merasakan kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pekerjaan mampu memberikan level stimulasi yang optimal sehingga seseorang dapat merasakan kesenangan, kesempatan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan pengembangan kemampuan, adanya dukungan sosial, adanya rasa aman secara finansial, serta merasa memiliki identitas dan tujuan dalam hidupnya. Selain itu, Diener dalam Meina dan Suprayogi, 2011 juga mengungkapkan bahwa adanya korelasi yang kecil namun signifikan antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat kebahagiaannya. Di beberapa negara dan terutama di negara yang miskin, seseorang yang memiliki banyak uang adalah tipe orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahagia daripada orang-orang yang tidak memiliki uang Seligman, 2005. Sedangkan bagi remaja yang masih sekolah tidak ditemukannya perbedaan yang siginifikan dari penelitian ini dapat disebabkan oleh kemungkinan pandangan remaja masih sekolah terhadap sekolah yang dianggap oleh mereka sebagai masa-masa membahagiakan daripada tidak sekolah. Seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti di bab 2 mengenai hasil survey yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik BPS melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK pada tahun 2014 mengenai kebahagiaan. Ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka indeks kebahagiaan juga semakin tinggi. Survei tersebut menemukan hasil data yang menjelaskan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan S2 dan S3 mencapai indeks kebahagiaan tertinggi 79,47, sedangkan penduduk yang tidak atau belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah 62,96. Menurut Santrock 2003 sekolah merupakan tempat untuk pencarian jati diri, untuk mengenal orang lain, memperkenalkan peraturan mengenai batasan perilaku, perasaan dan sikap. Titaley 2012 juga mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dicapai melalui pendidikan formal sekolah, maka akan semakin tinggi pula peluang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, semakin tinggi peluang untuk bernegosiasi dalam hal pembayaran gaji. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI