Tugas Perkembangan Remaja REMAJA

D. KARAKTERISTIK REMAJA PUTUS SEKOLAH

Remaja yang behenti sekolah biasanya disebabkan oleh faktor- faktor yang berkaitan dengan sekolah, faktor ekonomi, keluarga, teman sebaya dan masalah pribadi. Selain itu, alasan lain remaja berhenti sekolah karena remaja tidak memperoleh keuntungan yang besar dari pendidikan. Remaja yang putus sekolah akan memperoleh nilai yang rendah di sekolah, lebih bermasalah dengan peraturan kedisiplinan, kurang rajin dalam mengerjakan tugas rumahan, memiliki rasa percaya diri yang rendah, memiliki harapan pendidikan yang lebih rendah, dan memiliki kontrol eksternal yang rendah pula Santrock, 2003.

E. Perbedaan tingkat kebahagiaan ditinjau dari status pendidikan

remaja di daerah pertambangan Santrock 2003 mengatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang berkembang dengan mengalami transisi dari anak-anak menuju ke dewasa yang disertai dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Pada masa tersebut remaja juga melakukan beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikannya untuk perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku remaja menuju masa dewasa. Tugas perkembangan remaja tersebut antara lain, menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mencapai peran sosial pria dan wanita, membina hubungan dengan lawan jenis, kemudian mencapai kemandirian emosional dari orang tua, mencapai kemandirian ekonomis, memperoleh pendidikan dan bersekolah, serta memperoleh nilai-nilai sosial sebagai tugas untuk mengembangkan perilaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sosial yang bertanggung jawab di masyarakat, dan yang terakhir mempersiapkan perkawinan Hurlock, 1990. Salah satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan remaja adalah memperoleh pendidikan dan bersekolah. Menurut Santrock 2003, pada masa remaja, seseorang akan lebih rentan untuk mendapat pengaruh dan tekanan dari orang lain, salah satunya mengenai keputusan untuk sekolah dan tidak bersekolah. Sekolah merupakan tempat untuk pencarian jati diri, untuk mengenal orang lain, memperkenalkan peraturan mengenai batasan perilaku, perasaan dan sikap. Fieldman 2014 mengatakan bahwa sekolah merupakan pusat mengorganisasikan pengalaman di hampir semua kehidupan remaja. Hal ini dikarenakan sekolah memberikan kesempatan untuk mempelajari informasi, menguasai keterampilan baru dan memperkuat pengalaman lama, untuk mengekplorasi pilihan-pilihan pekerjaan, dan memperoleh teman baru. Selain itu, Hall 2003 juga mengatakan pengalaman yang diperoleh anak-anak dan remaja di sekolah memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan identitasnya, keyakinan diri terhadap kompetensi diri sendiri, gambaran mengenai hidup, kesempatan meraih cita-cita, hubungan sosial, batasan mengenai benar dan salah, serta pemahaman mengenai bagaimana sistem sosial di luar lingkup keluarga. Sekolah juga merupakan lingkungan pendidikan yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan lingkungan pendidikan lainnya untuk mengembangkan individu. Semakin tinggi pendidikan yang diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seseorang dari pendidikan formal sekolah seringkali dijadikan ukuran kemajuan individu tersebut, bahkan merupakan ciri kemajuan bangsa Titaley, 2012. Hurlock 1990 juga menambahkan bahwa besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan, hal ini juga berkaitan dengan salah satu tugas perkembangan remaja yakni mencapai kemandirian eknomis dimana pada masa ini remaja diharapkan mampu memilih pekerjaan yang bermanfaat di masa mendatang. Remaja yang mengharapkan pekerjaan dengan tuntutan pendidikan tinggi maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan atau sarana untuk memperoleh perkerjaan yang baik. Bagi remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan rasa tidak sukanya dengan berbagai cara. Remaja yang kurang tertarik pada pendidikan memiliki prestasi rendah disekolah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang tidak disukai, kemudian hal lain yang dilakukan ialah membolos dari sekolah dan yang terakhir ialah berhenti dari bangku sekolah sebelum waktunya. Selain itu, bagi remaja yang ingin bekerja tetapi masih mau bersekolah cenderung akan memilih bekerja sambil sekolah. Understanding Children’s Work UCW pada tahun 2012 mengatakan bahwa dari sebagian besar sekitar 87 persen anak-anak atau remaja di Indonesia yang bekerja sambil bersekolah, akan tertinggal dalam hal kehadiran atau absensi dan memperoleh nilai yang lebih rendah. Hal ini bukan sesuatu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI