dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan sebelum adanya ikatan atau perjanjian sebagai suami istri secara resmi dan tidak
adanya keinginankomitmen untuk membentuk sebuah keluarga. Kemudian menurut Banun Setyorogo 2013, perilaku seksual
pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang saling menyukai atau saling mencintai yang dilakukan sebelum
perkawinan. Berdsarkan penjelasan di atas, maka dapat dismpulkan bahwa
premarital sex intercourse ialah aktivitas yang didukung oleh adanya dorongan seksual yang melibatkan dua orang yang saling menyukai
atau mencintai tanpa ikatan pernikahan.
2. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Premarital Sex Intercourse
Aktivitas seksual
secara umum
dibagi atas:
Arausal Perangsangan, Intromission Senggama dan Resulation Pemulihan.
Fase-fase tersebut memberi efek perubahan hemodinamik, respirasi, dan elektrokardiografik yang berbeda Kusmana, 2008.Faktor-faktor
penyebab munculnya perilaku seks pranikah beradasarkan hasil penelitian diantaranya adalah pertama, kegagalan fungsi keluarga, hal
ini memicu mereka untuk berperilaku bebas bahkan melanggar norma sekalipun, karena merasa tidak ada yang peduli atau mencegah hal
tersebut. Kedua, pengaruh media, hal tersebut menunjukkan bahwa media sangat berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah.
Ketiga,rendahnya pendidikan nilai-nilai agama, hal tersebut nampak dari pendapat para responden yang mengakui bahwa mereka masih
belum memahami pendidikan agama yang mereka peroleh selama ini Salisa, 2010.
Berdasarkan penjelasan di atas, faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya perilaku premarital sex intercourse adalah faktor
keluarga, media, dan rendahnya pendidikan nilai-nilai agama.
3. Dampak Premarital Sex Intercours
Kisriyati 2010 mengemukakan bahwa premarital sexyang remaja lakukan berdasar
atas nama “cinta” dan pemuasan dorongan seks libido tanpa memikirkan resiko terhadap kesehatan reproduksi.
Dorongan seks libido ini sering muncul jauh lebih awal daripada kesempatan untuk memuaskan dorongan seks secara legal. Mayasari
2000 memaparkan bahwa premarital sex intercourse dapat menimbulkan dampak seperti terjadinya kehamilanyang tidak
diinginkan, penyakit kelamin yang menular, harga diri yang rendah pada wanita, dan perasaan berdosa. Dampak lain juga dikemukakan
oleh Abdullahi dan Umar 2013 yaitu munculnya perasaan menyesal, penggunaan obat - obatan terlarang, ketergantungan pada pasangan,
kehilangan jati diri, depresi, ketakutan terhadap komitmen di masa depan, perasaan bersalah, performansi akademik yang rendah,
kehilangan dukungan dari orang tua dan keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kekerasan Berpacaran
1. Pengertian Kekerasan Berpacaran
Kekerasan violence berasal dari gabungan kata latin yakni vis dan latus. Vis berarti daya dan kekuatan sedangkan latus berarti membawa.
Secara umum, konsep kekerasan mengacu pada dua hal yakni pertama, kekerasan merupakan suatu tindakan menyakiti orang lain yang
menyebabkan luka-luka
atau kesakitan.
Kedua, Wiyata
mengemukakan bahwa kekerasan juga merujuk pada penggunaan kekuatan fisik yang tidak lazim dalam suatu kebudayaan dalam Yanti,
2012. Selanjutnya, pada masa akhir remaja late adolescence, suatu hubungan intim memiliki karakteristik yang relatif bertahan lebih
lama, serius, dan komitmen. Bagi sebagian besar remaja, perubahan ini positif karena dapat menurunkan stres dan meningkatkan rasa
keintiman dan
dukungan. Meskipun
demikian, Rennison
menggambarkan masa akhir ini identik dengan kekerasan dalam pacaran yang tengah mencapai puncaknya, yakni pada usia sekitar 16-
24 tahun dalam Ragil Margaretha, 2012. Wolfe dalam Ragil Margaretha, 2012 mendefenisikan
kekerasan berpacaransebagai segala usaha untuk mengontrol atau mendominasi pasangan secara fisik, seksual, atau psikologis yang
mengakibatkan luka atau kerugian. Kekerasan berpacaran merupakan segala bentuk tindakan yang memiliki unsur pemaksaan, tekanan,