Bentuk-Bentuk Kekerasan Berpacaran Kekerasan Berpacaran
kematangan seksual,
serta masa
dimana individu
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
G. Stanley dalam Santrock, 2012 menggambarkan remaja sebagai masa yang bergolak dan diwarnai dengan konflik serta perubahan suasana
hati mood dengan istilah “badai-dan-stres storm-and-stress”.
Perkembangan di masa remaja diwarnai oleh interaksi genetik, biologis, lingkungan, dan sosial. Santrock 2012 berpendapat bahwa pada masa
remaja relasi dengan kawan-kawan akan semakin akrab, sehingga pada masa ini remaja juga akan mengalami masa berpacaran maupun eksplorasi
seksual dan kemungkinan melakukan hubungan seksual. Santrock 2012 memaparkan beberapa perubahan fisik pada remaja, yaitu :
a Pubertas puberty
Pubertas ialah sebuah periode kematangan fisik yang berlangsung cepat dan melibatkan hormonal dan tubuh yang berlangsung di masa
remaja. Perubahan yang sangat mencolok terdapatnya tanda-tanda kematangan seksual serta pertumbuhan tinggi dan berat tubuh.
Perkembangan karakteristik pubertas pada remaja laki-laki terjadi pada meningkatnya ukuran penis dans testis, keluarnya rambut kemaluan
yang lurus, perubahan sedikit pada suara, ejakulasi pertama terkadang terjadi ketika melakukan masturbasi dan mimpi basah, munculnya
rambut kemaluan yang kaku, terjadinya pertumbuhan maksimal, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tumbuh rambut di ketiak, perubahan suara yang lebih terlihat jelas, dan tumbuhnya rambut pada wajah. Sedangkan, pubertas pada wanita di
tandai dengan payudara yang membesar atau tumbuhnya rambut kemaluan, tumbuh rambut di ketiak serta tubuh bertambah tinggi dan
pinggul yang melebar melebihi bahunya, di akhir masa pubertas remaja wanita akan mengalami menstruasi menarche pertama.
b Otak
Pada akhir masa remaja, individu memiliki koneksi neuro yang lebih sedikit, lebih selektif, dan lebih efektif dibandingkan ketika masa
kanak-kanak Kuhn, dalam Santrock, 2012. Kemudian, Corpus Collosum yang menghubungkan antara hemisphere otak sebelah kiri
dengan sebelah kanan menjadi semakin tebal pada masa remaja sehingga hal tersebut meningkatkan kemampuan remaja dalam
memroses informasi Giedd, dalam Santrock, 2003. c
Seksualitas Remaja Masa remaja merupakan masa eksplorasi dan eksperimen seksual,
masa fantasi dan realitas seksual, masa mengintegrasikan seksualitas ke dalam identitas seseorang, serta memikirkan apakah dirinya secara
seksual menarik, cara melakukan hubungan seks, dan bagaimanakah nasib kehidupan seksualitasnya.
Havighurst dalam
Yuniarti, 2007
memaparkan tugas-tugas
perkembangan remaja ialah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, serta memiliki peran
sosial. Dapat menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab, mandiri secara emosional dari orang tua dan orang- orang dewasa lainnya. Individu yang telah mempersiapkan karier
ekonomi, perkawinan dan keluarga. Serta, Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan
ideologi. Menurut Makmun 2003, karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal 11-13
dan14-15 tahun dan remaja akhir 14-16 dan 18-20 tahun, dalam Maryatun.
Dari berbagai pendapat mengenai remaja yang telah di kemukakan oleh beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah
individu berusia 11-24 tahun, yang baru melepas masa kana-kanak dan akan beranjak ke masa dewasa dengan melewati berbagai perubahan mulai
dari fisik, kemampuan otak, dan aktifnya hormon-hormon seksual. Peneliti membatasi usia remaja dengan usia 16-24 tahun dengan alasan bahwa
remaja pada rentang usia tersebut cenderung belum memiliki kematangan emosional yang baik dalam menjalin suatu hubungan sehingga rentan
mengalami konflik yang berujung pada kekerasan Rennison, dalam Ragil Margaretha, 2012.