penindasan, hal ini terjadi karena posisinya yang lemah atau karena sengaja dilemahkan baik secara sosial, ekonomi maupun politik. Namun,
bukan berarti laki-laki juga tidak mengalami kekerasan, kekerasan dapat terjadi pada siapa saja selama ada salah satu pihak yang lebih
mendominasi. Terkait dengan perbedaan penerimaan bentuk kekerasan yang
dialami oleh perempuan dan laki-laki dimana perempuan cenderung menerima kekerasan fisik sedangkan laki-laki cenderung menerima
kekerasan secara psikis disebabkan karena secara umum tingkat agresifitas laki-laki lebih tinggi dan secara fisik lebih kuat dibandingkan perempuan.
Pada saat emosi, laki-laki lebih banyak mengekspresikannya secara fisik non verbal dibandingkan perempuan. Di sisi lain, perempuan cenderung
mengekspresikannya secara verbal. Maka dari itu, tingkat agresifitas yang lebih tinggi dan kondisi fisik yang cenderung lebih kuat pada laki-laki
menjadi faktor pendukung kerentanan laki-laki sebagai pelaku kekerasan.Dalam hal ini, perempuan merasa bahwa dirinya kurang mampu
secara fisik untuk melawan laki-laki, maka dari itu perempuan lebih menggunakan verbal maupun cara lain dalam mengekspresikan emosinya
kepada pasangan Yanti, 2012. Perilaku premarital sex intercourse yang dilakukan oleh para
informan merupakan ciri-ciri dari bentuk dari hubungan berpacaran yang negatif. Tisyah dan Rohana 2013 mengemukakan bahwa hubungan
berpacaran yang negatif tersebut akan ditandai dengan hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebersamaan yang buruk atau negatif pula. Hubungan seperti ini adalah hubungan yang dilandasi dengan perasaan memiliki yang begitu kuat
sehingga timbul perasaan ingin menguasai. Dalam hal ini, subjek membangun rasa menguasai terhadap pasangannya dan menganggap
bahwa pasangannya adalah miliknya secara penuh sehingga apabila pasangan subjek berperilaku di luar harapan subjek, maka hal tersebut
akan memicu amarah dari antara kedua pasangan yang kemudian memicu munculnya konflik, dimana apabila kedua pasangan tidak dapat mengatasi
konflik tersebut dengan benar maka akan berujung pada kekerasan baik secara fisik maupun psikis.
Kemudian, kekerasan yang dialami oleh keempat informan juga menimbulkan dampak terhadap diri informan baik itu secara fisik maupun
psikis. Berdasarkan pernyataan keempat informan, rata-rata kekerasan yang mereka alami berdampak terhadap psikis mereka seperti
munculnyaperasaan takut dan tertekan. Perasaan takut dan tertekan ini dipicu karena sikap kasar yang diterima para informan dari pasangan
mereka masing-masing yang mengakibatkan informan menjadi tidak bebas bergaul dengan teman-temannya, tidak bebas dalam mengambil
keputusan, pikirannya menjadi terganggu dan tidak lagi menjadi perempuanyang percaya diri atau minder karena merasa tidak suci lagi.
Beberapa informan menjelaskan bahwa mereka terlalu dikontrol atau dikendalikan oleh pasangan mereka.
Menurut Safitri 2013 sikap yang cenderung mengontrol atau mengendalikandianggap wajar dalam batas-batas tertentu dan selama hal
itumasuk akal dan dapat diterima oleh pasangan masing-masing. Namun, apabila semua itu dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus, hal
tersebut dianggap sebagai hal yangberlebihan dalam menunjukkan kasihsayang sehingga tindakan tersebutlama-kelamaan dirasakansebagai
salah satu tindakan kekerasan meski bukan secarafisik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alasan terjadinya kekerasan dalam berpacaran pada pelaku
premarital sex intercourse adalah
perasaan tidak terima dituduh berselingkuh, sikap kurang tegas dalam mengambil keputusan untuk berpisah, terlalu
mengagungkan pacar, marah karena dianggap berbohong, merasa tidak suka jika pacarnya dipandangi oleh laki-laki lain karena cara berpakaian yang seksi, pacar
berbalik memukul saat melakukan perlawanan, keinginan untuk selalu bersama sehingga salah satu pihak tidak dapat bergaul dengan bebas, adanya komunikasi
dengan wanita lain, dan saling melarang untuk bergaul.
Kemudian, bentuk kekerasan yang diterima adalah kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan fisik
yang diterima berupa tamparan, tendangan, pukulan, dicekik, dan didorong hingga terjatuh. Sedangkan, kekerasan psikis yang diterima berupa makian
dengan kata-kata kasar dan larangan untuk bergaul.
B. Saran
1. Bagi Para Remaja
Bagi para remaja diharapkan agar dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam hubungan berpacaran dengan cara menjalin komunikasi
yang lebih baik agar permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik pula tanpa menggunakan kekerasan. Para remaja juga
diharapkan dapat membangun rasa saling percayadan menghormati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hak masing-masing pribadi agar dapat mengurangi terjadinya konflik dalam hubungan yang sedang dijalani agar tidak berujung pada
kekerasan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam halpencarian informan yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan yaitu
informan yang sedang berpacaran dan telah melakukan premarital sex intercourse dalam hubungan mereka. Maka dari itu, diharapkan
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai hal yang sama agar dapat mencari subjek yang lebih banyak sehingga data yang diperoleh
lebih beragam. Peneliti selanjutnya juga diharapkan agar dapat menggali hal-hal lain terkait alasan dan bentuk kekerasan yang terjadi
dalam hubungan berpacaran.
DAFTAR PUSTAKA
Admasari, Y., Kumalasari, D., Kriswahyuni., I. 2013. Hubungan Pengetahuan tentang Pacaran Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Kelas XI
Di UPTD SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri. [skripsi]. Kediri. Prodi Kebidanan. STIKes Bhakti Mulia Pare. 1-7.
Anggriyani, N., Trisnawati, Y .2011. Hubungan antara seks pranikah dengan perilaku seks remaja pada smk kerabat kita bumiayu kabupaten
brebes.Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, 2, 1, 1-11. Ayu, S. M., Hakimi, M., Hayati. M. N. 2012. Kekerasan dalam pacaran dan
kecemasan remaja putri di kabupaten purwerejo. KES MAS,6, 1, 1 – 74.
Banun, F. O., S. Setyorogo, S. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa semester v stikes x jakarta
timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5, 1, 1-8. Dr Musa Abudullahi PhD Abudullah Umar. 2013. IOSR Journal of Humanities
and Social science, vol 10, issue I, hal.10-17. Consequences of pre-marital sex among the youth a study og university of maiduguri.
Creswell, J. W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Ferlita, G. 2008. Sikap terhadap kekerasan dalam berpacaran penelitian pada mahasiswi reguler universitas esa unggul yang memiliki pacar. Jurnal
Psikologi, 6, 1, 1-15. Gunawan, I. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori Praktek. Bumi Aksara:
Jakarta. Jessica, M.2007. Dampak Psikologis Pada Dewasa Muda Korban Kekerasan
Dalam Berpacaran. [Skripsi]. Semarang. Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata. 1-129.
Kisriyati. 2010.Makna Hubungan Seksual Dalam Pacaran Bagi Remaja Di Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Surabaya Kusmana. D. 2008. Seks dan Penyakit Jantung. Jurnal Kardiologi Indonesia J
Kardiol. Indonesia. 29:95-96. ISSN 01263773 Maryatun.
Kajian Perilaku
Seksual Pranikah
Pada Remaja.
http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=250086val=6682 title=KAJIAN20PERILAKU20SEKSUAL20PRANIKAH20P
ADA20REMAJA. Diakses pada tanggal 20 Juni 2015. Mayasari, F., Hadjam R, N, M. 2000. Perilaku Seksual Remaja Dalam
BerpacaranDitinjau Dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi, 2, 120
– 127. Mudjijanti, F.2010. Masa pacaran dini early dating dan dampaknya.Widya
Warta, 1, ISSN 0854-1981. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Musthofa, B. S Winarni, P. 2010. Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah mahasiswa di pekalongan tahun 2009-2010.JurnalKespro.
Balitbangkes,1, 1-23. Nurrakhmi, M., Astuti, Y., D. 2008. Hubungan Antara Kepribadian
Ekstrovert Dengan Kecendrungan Melakukan Kekerasan Dalam Berpacaran.[skripsi]. Program Studi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 1-23. Pujiati, S., Soesanto, E., Wahyuni, D. Gambaran perilaku pacaran remaja di
pondok pesantren putri k.h sahlan rosjidi unimus semarang.Jurnal Unimus,1-9.
Ragil, N., Margaretha, T. 2012. Pengaruh gaya kelekatan romantis dewasa adult romantic attachment style terhadap kecenderungan untuk
melakukan kekerasan dalam pacaran. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 1, 2, 1-10.
Salim, Yenny Salim, Peter. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press: Jakarta.
Salisa, A. 2010. Perilaku Seks Pranikah Di Kalangan Remaja.[Skripsi]. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 1-143. Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja:EdisiKeenam.
Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. 2012. Perkembangan Masa Hidup:Edisi Ketigabelas,Jilid
I.Jakarta: Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sarosa, S. 2012, Penelitian Kualitatif, PT. Indeks, Jakarta. Sarwono, S. 2007.Psikologi Remaja. Ed.Revisi-11. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada. Safitri, W. A., et al.. 2013. Dampak kekerasan dalam berpacaran.Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ, I, 1, 1-6. Setiawan., R Nurhidayah, S. 2008. Pengaruh pacaran terhadap perilaku seks
pranikah. Jurnal Soul, 1, 2, 1-14. Shinta. 2009. Pengalaman Viktimisasi Perempuan yang Melakukan Hubungan
Seks Pranikah selama Masa Pacaran. Jurnal Kriminologi Indonesia. Vol. V, No. I. 77-89.
Silvia. 2008. Netralisasi Perilaku Seks Bebas One Night Stand Pada Perempuan DewasaMuda Studi kasus 2 Perempuan Dewasa Muda.
Jurnal Kriminologi Indonesia. Vol.V, No. II. Smith, A. J. 2009. Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta. Tisyah, D., W., Rochana, E. 2012. Analisis kekerasan pada masa pacaran
Dating Violence.Jurnal Sociologie, 1, 1, 1-9.
Wongso, F. 2014. Peran pacar bagi emerging adulthood lak-laki. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3, 1, 1-14.
Wulandari, S. 2014. Perilaku seksual remaja mahasiswa fakultas teknik universitas negeri surabaya. Jurnal BK, 4, 1-8.