1. Faktor dari dalam diri siswa, seperti kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, ketekunan, faktor
fisik dan psikis. 2. Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, seperti kualitas
pengajaran.
D. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual
merupakan konsep
belajar yang
mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Guru
yang melaksanakan
pendekatan kontekstual
dalam pembelajarannya akan membantu siswa belajar bermakna, materi yang
dipelajarinya disampaikan dalam konteks hubungan yang tidak asing dengan kehidupan siswa sehingga dapat meningkatkan asosiasi siswa
Sudjana, 2000 Menurut Rustana 2002 dalam pembelajaran kontekstual, siswa
akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan
terjadi disekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan
menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.
Menurut Widodo
2002, ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di
kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme Constructivism, bertanya Questioning, menemukan Inquiry,
masyarakat belajar Learning Community, pemodelan Modeling, refleksi Reflection, dan penilaian sebenarnya Authentic Assessment.
Tujuh komponen pendekatan kontekstual tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstruktivisme Constructivism Konstruktivisme diartikan sebagai siswa aktif membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Tugas guru adalah memfasilitasi proses
pembelajaran dengan cara: a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan
idenya sendiri, dan c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri
dalam belajar. 2. Menemukan Inquiry
Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan
analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama pembelajaran dengan
Inquiry adalah: a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam pembelajaran, yang
melibatkan mental intelektual dan sosial emosional siswa. b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pengajaran. c. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang
ditemukannya dalam proses inquiry. 3.
Bertanya Questioning Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis
kontekstual. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yaitu untuk menggali
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.
4. Masyarakat Belajar Learning Community
Masyarakat belajar bisa terjadi bila ada proses komunikasi dua arah atau lebih yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
kelas kontekstual,
guru disarankan
selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antara
yang tahu ke yang belum tahu. 5.
Pemodelan Modeling Pemodelan merupakan sebuah kegiatan pembelajaran keterampilan
atau pengetahuan tertentu dengan melibatkan adanya model yang ditiru. Model dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu,
melafalkan kata-kata, dan sebagainya. Model tidak hanya dari guru, tetapi bisa dengan melibatkan siswa ataupun dari orang ahli.
6. Refleksi Reflection
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Realisasi refleksi
dalam pembelajaran dapat berupa: a.
Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu,
b. Catatan atau jurnal di buku siswa,
c. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
d. Diskusi,
e. Hasil karya.
7. Penilaian yang sebenarnya Authentic Assessment Assessment
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karakteristik authentic
assessment adalah sebagai berikut. a.
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,
b. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif,
c. Yang diukur keterampilan, dan performansi, bukan mengingat
fakta, d.
Berkesinambungan, e.
Terintegrasi, dan f.
Dapat digunakan sebagai feed back. Menurut Sudjana 2000 penilaian autentik dapat membantu siswa
untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik
memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar. Adapun bentuk-
bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.
E. Belajar Biologi