Komunitas Peran komponen abiotik Peran komponen biotik

Pada umumnya, kepadatan populasi tetap, karena jumlah kelahiran biasanya diimbangi oleh jumlah kematian, dan migrasi keluar diimbangi oleh migrasi masuk. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan yang besar pada kepadatan populasi. Salah satu penyebabnya ialah perubahan atau kerusakan lingkungan. Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis habitat antara lain : habitat air tawar, air asin, dan habitat darat.

3. Komunitas

Semua populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan yang sama disebut komunitas. Misalnya populasi ikan gabus, populasi ikan kecil, ikan sepat, populasi teratai, dan populasi Hydrilla sp di kolam merupakan anggota komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi interaksi atau hubungan timbal balik. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup pada suatu daerah tertentu Saling hubungan antarkomponen ekosistem Setiap ekosistem tersusun oleh benda-benda tak hidup dan makhluk hidup. Benda-benda tak hidup merupakan komponen abiotik a berarti “tidak”, bio bearti “hidup” dari suatu ekosistem, dan makhluk hidup merupakan komponen biotik dari ekosistem tersebut.

1. Peran komponen abiotik

Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap makhluk hidup antara lain tanah, air, udara, cahaya matahari dan suhu.

2. Peran komponen biotik

Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peran tertentu di dalam suatu ekosistem. Peran ini berhubungan dengan cara-cara makhluk hidup tersebut memenuhi kebutuhan makanannya. Ada makhluk hidup yang dapat membuat sendiri makanannya, ada yang harus mengambil makanan dari makhluk hidup lain, dan ada pula yang memperoleh makanannya dengan jalan menguraikan makhluk yang telah mati. Berdasarkan cara memperoleh makanan itu, komponen biotik dari suatu ekosistem dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu produsen penghasil, konsumen pemakai, dan dekomposer pengurai. Ketergantungan Antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai. 1. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan a. Rantai makanan Hubungan antara komponen biotik yang saling makan- memakan dalam suatu rangkaian garis lurus tidak bercabang. Pola-pola makan-memakan yang berurutan memberikan kesan saling mengait seperti “rantai”. Oleh karena itu, pola seperti itu disebut rantai makanan. Dalam makanan terdapat energi, proses makan dan dimakan pada dasarnya merupakan proses perpindahan energi. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain melalui proses makan dan dimakan dengan suatu rangkaian garis lurus tidak bercabang. Contoh : Rumput  Tikus  Ular  Elang b. Jaring-jaring makanan Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja. Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh sapi, tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian, konsumen pada suatu rantai makanan dapt menjadi anggota rantai makanan yang berbeda. Hubungan antara komponen biotik yang saling makan-memakan dalam rangkaian yang bercabang-cabang. Jadi, kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan. Contoh : Konsumen II Konsumen I Produsen Pengurai

2. Piramida Makanan dan Aliran Energi

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan metode CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak dan energi

1 21 183

Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bone-Bone Kota Baubau pada pokok bahasan FPB dan KPK

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian - Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kumai Tahu

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian - Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kumai Tahun Ajaran 2014/2015 - Di

0 0 14

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185