Deskripsi Data ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dana Alokasi Umum DAU merupakan dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi PP No.55 Tahun 2005. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dapat diketahui bahwa pada tahun 2001 –2010 diperoleh nilai DAU terendah sebesar Rp.106.901.667.000, sementara nilai tertinggi sebanyak Rp.369.682.515.000 dengan standar deviasi Rp.106.620.946.026. Adapun nilai rata-rata DAU Kabupaten Kutai Barat sebanyak Rp. 212.262.360.400. Dana Alokasi Khusus DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional Undang-undang No.34 Tahun 2004. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dapat diketahui bahwa pada tahun 2001-2010 diperoleh nilai DAK terendah sebesar Rp. 4.000.000.000, sementara nilai tertinggi sebanyak Rp.60.971.100.000 dengan standar deviasi Rp.18.975.535.240. Adapun nilai rata-rata DAK Kabupaten Kutai Barat sebanyak Rp. 34.327.640.900. Belanja modal BM merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada Kelompok Belanja Administrasi Umum PP No.71 Tahun 2010. Belanja Modal merupakan belanja daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas di berbagai sektor, produktivitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan PDRB. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dapat diketahui bahwa pada tahun 2001-2010 diperoleh nilai Belanja Modal terendah sebesar Rp.212.683.785.000, sementara nilai tertinggi sebanyak Rp.645.436.378.222 dengan standar deviasi Rp.173.977.066.399. Adapun nilai rata-rata Belanja Modal Kabupaten Kutai Barat sebanyak Rp. 429.806.024.427. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat bebas dari asumsi klasik, dimana harus diketahui terlebih dahulu bahwa data terdistribusi normal serta data tidak mengandung multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi pada variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak, maka dapat dideteksi dengan menggunakan analisis grafik plot dan Uji One sample Kolmogorov Smirnov. 1 Analisis Grafik P-Plot Gambar 5.1. Grafik P-P Plot Berdasarkan pada gambar 5.1. tersebut Ghozali 2005 meyatakan jika distribusi data adalah normal maka terdapat titik- titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Dari hasil grafik tersebut terlihat bahwa titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa residual terdistribusi normal. 2 Uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel penggangu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dimana dalam pengambilan keputusan adalah dengan melihat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

2 6 19

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

0 2 19

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 3 12

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 2 14

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Kasus pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat tahun 2001-2010) SKRIPSI Diajukan untu

0 0 135